winter mengajak karina untuk pergi ke alun alun kota, tempat yang cocok untuk karina yang ingin kuliner jajanan angkringan karena sudah lama sekali karina tidak melakukannya dan selagi ada kesempatan bersama winter dia akan mewujudkannya sekarang.
Suasana sore alun alun cukup ramai orang datang untuk sekedar jajan seperti mereka, mencari cemilan dan duduk berdua dikursi yang sudah tersedia banyak disekitaran alun alun. banyak juga sepasang pemuda pemudi yang sedang membuat sebuah momen di tempat tempat berfoto yang juga tersedia disana. intinya tempat ini ramai ya barudaks.
Winter dan Karina, keduanya sedang asik melihat orang orang yang berlalu-lalang dihadapan mereka dengan masing masing tangan memegang sepotong roti bakar, mereka saling membicarakan betapa banyaknya jenis manusia dengan keunikannya masing masing. disetiap kekurangan pasti mereka memiliki sebuah kelebihan pastinya, pembahasannya semakin melenceng saat karina dengan randomnya berpikir bagaimana jika ia menjadi angin? bebas pergi kemana saja yang dia mau tanpa perlu khawatir tentang apapun. dia tidak perlu mencapai apapun dalam hidupnya dalam menjadi angin, tidak ada persaingan, tidak ada ujian dan belajar materi yang membuat otak nya keluar asap hanya kesana kemari bersama teman anginnya yang lain.
"kalau kakak jadi angin berarti kita ga bakal bisa temenan dong?" tanya winter
"eh iya ya" sadar karina tapi dirinya menggeleng "ga deh kita masih bisa temenan tapi kamu harus jadi angin juga jadi kita bida hidup bebas bareng" lanjutnya. keduanya terbahak mentertawakan obrolan yang sudah tidak masuk akal.
langit sudah mulai gelap, potongan terakhir roti bakar masih utuh di tempatnya karina menolak menghabiskan karena perutnya sudah tidak sanggup dan lagi lagi winter menyingggung soal donat sebakul, "plis winter itu udah lama ya jangan bully terus dong" protes nya.
Setelah itu winter mengajak karina untuk pergi berkeliling kota menggunakan si suki motor kesayangan winter sampai sekarang, sudah lama mereka tidak melakukan ini. Karina mengeratkan pelukannya pada tubuh kurus namun berotot winter, meskipun tidak terlalu dingin tapi tetap saja karina khawatir jika winter masuk angin nantinya. tanpa sadar karina memejamkan mata dan terlelap dibahu winter sepanjang perjalanan membiarkan winter yang terus berbicara sendirian.
Winter menghentikan motornya didepan gerbang rumah karina, dengan perlahan winter mengusik tidur sahabatnya itu dengan mengusap tangan karina yang melingkar diperutnya
"kak udah sampe ayo bangun dulu tidur nya lanjut dikamar"
"hmm" hanya deheman jawaban dari karina
"kak nanti masuk angin kalau lama lama disini"
akhirnya karina membuka matanya yang sangat berat itu, ia turun dari motor winter dan membuka helmnya "makasih ya udah ajak jalan jalan"
"iyaaa makasih juga karena udah mau nerima ajakan aku, sana masuk terus lanjut tidur"
"kamu juga tidur besok masih sekolah"
winter tidak kuasa untuk menahan senyumnya saat karina mengecup pipi kanan sebelum dia pergi "selamat malam, kecupannya sebagai hadiah dari aku" katanya terus berlari kecil kedalam rumah
ih anying apasi kok lucu banget
mana cium segala lagi
duh skdhsjdhdjjd
winter mendorong motornya yang hanya tinggal beberapa meter lagi masuk rumah, orang mereka tetanggaan kan dan sepanjang malam senyuman winter tidak luntur bahkan saat dia mulai tidur.
kembali ke hari seperti biasa, karina dengan kesibukan kuliah dan organisasinya lalu winter dengan kegiatan sekolahnya tapi hari ini bolos untuk kesekian kali. winter dan dua jin duduk santai di sofa yang berada di rooftop, dua jin itu sibuk memainkan game battle royal bersama dan sesekali kalimat umpatan akan keluar dari bibir mereka sedangkan winter hanya menatap langit yang sangat cerah berwarna biru cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE - Winrina
Teen Fiction"kepala pundak frienzone lagi frienzone lagi" silakan tinggalkan jejak dalam setiap membaca chapter berupa komen dan vote