EMD : 07 First explosion of the night

122 21 3
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca

*****

"Aku tidak memintamu pergi," ucap Eras kepada Emili saat pria bernama Ramos sudah menghilang di balik kerumunan.

Emili termangu sembari mengintai-apa yang akan dilakukan Eras padanya kali ini.

Salah satu telunjuknya mengarah pada seorang pria yang mungkin seumuran ayahnya tengah bersama wanita berpakaian sexy. Entah, apa yang dimaksud. Emili meminta penjelasan pada Eras melalui tatapannya.

"Orang itu salah satu musuh keluarga sahabatmu-Patricia," jelas Eras. Emili merasa tenggorokannya tercekat dengan salivanya sendiri.

Eras kemudian memberi akses kepada Emili untuk segera mengikutinya dan membelah banyaknya orang di sana. Langkahnya semakin memburu saat bertepatan dengan pintu keluar.

Emili tak hentinya mengutuk pada heels sialan yang beberapa kali hampir menjatuhkan dirinya. Terlampau kesal, ia melepaskan dari kedua kakinya dan berlalu mengekori Eras.

"Gunakan mobil ini dan dengarkan interupsi dariku. Jangan coba-coba kabur." Emili menyalakan mesin mobil, lalu meninggalkan Eras yang masih berada di tempat parkir mobil.

"Naiklah ke atas gang yang lebih tinggi dan tunggu aku di sana," ucap Eras melalui telepon.

"Ya," jawab Emili. Sembari mencari tempat yang dimaksud Eras. "Aku sudah sampai."

"Bagus. Sekarang arahkan pandanganmu pada pesta." Perintah Eras kembali. Lima detik kemudian...

BOOM!

Emili terpaku di tempat dengan tubuh membeku. Seolah sarafnya tak bisa bekerja dengan baik saat melihat ledakan yang terjadi tepat di depan matanya. Bibirnya semula mengatup rapat kini terbuka dan bergetar.

Sirine polisi memekakan pendengarannya yang sangat kacau. Bahkan tak mampu lagi mendengar Eras yang berbicara melalui teleponnya. Ia kembali memasuki mobil sembari melihat seseorang melalui kaca spion tengah berlari kearahnya.

"Eras," lirihnya.

"Cepat jalankan," perintah Eras saat berhasil memasuki mobil. Tak menunggu lama, Emili melajukan kendaraannya sesuai arahan Eras.

Pelaku peledakan bom tentu saja pria di samping Emili. Ia sangat cerdik dalam mengelabui pihak polisi dengan taktiknya. Contohnya, dia selamat begitu saja dari kejaran polisi, sementara bawahannya yang tengah berusaha melarikan diri dari kejaran. Namun, Eras percaya pada bawahannya yang pasti dapat mengatasinya dengan baik.

"Itu hal buruk yang pernah ku lihat seumur hidupku," ucap Emili.

"Aku hanya membalas dendamku-atas menghilangnya Patricia," jawab Eras yang sukses membuat pandangan Emili tertuju padanya.

Erasmo Mexican DelincuenteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang