Happy Reading
*****
Terbangun, sendiri, di kamar miliknya yang selalu ia gunakan selama ini. Rasanya begitu nyaman dan beban hidup seperti hilang begitu saja. Namun, na'as kepalanya berdenyut tak karuan saat Emili hendak membangunkan dirinya.
Sebelumnya ia mengingat, ada dua pria yang berasal dari Lembaga Kepolisian datang dengan dalih membantu menemukan sahabat serta melindunginya dari Eras dan meminta Emili untuk mencari informasi terkait kelompok kriminal tersebut.
Bukankah itu sama saja dengan persetujuan yang dilakukan Eras padanya? Emili sampai tak memikirkan hal tersebut, sekarang hatinya begitu bimbang dan tak karuan.
Kembali pada perhatiannya yang tertuju pada telepon yang diberikan Eras padanya sudah berada di atas nakas. Mungkinkah polisi itu melihatnya? Emili hanya bisa pasrah dengan semuanya.
"Agh..."
Emili merasakan punggungnya begitu sakit dan nyeri. Lantas, ia langsung beranjak dari tempat tidur dan mengabaikan kepalanya yang semakin berdenyut. Berdiri membelakangi cermin adalah hal yang dilakukannya, dengan meneliti setiap inci punggungnya sendiri.
Telunjuknya menekan pada bulatan kecil berwarna merah dan rasanya sakit disertai gatal.
"Serangga kurang ajar, kenapa harus menggigitku?" decaknya sembari mendudukkan dirinya di kursi rias.
Sekelebat pikirannya tertuju pada Momy dan Dady nya. Mungkin mereka tengah mencari, karena hilangnya Emili begitu mendadak. Ia berinisiatif untuk menelpon orang tua sambungnya.
"Hola, dengan siapa?"
"Momy," ucap Emili dengan lirih, entah kenapa ia sangat merindukan mereka saat ini. Tetapi, keadaan tak memungkinkan untuk bertemu. Emili hanya tak ingin, masalahnya berimbas pada mereka.
"Emili? Apa kau benar Emili, anakku?"
"Iya Mom. Aku Emili anaknya Mom," ucap Emili sembari menitikkan air matanya tanpa bersuara.
"Astaga, nak. Momy dan Dady mencarimu selama ini. Kau ada di mana, sayang? Kami khawatir denganmu."
"Maafkan aku Mom. Aku pergi begitu saja dan lupa mengabari Mom dan Dad. Aku hanya sedang mencari Patricia dan sekarang aku sudah berada di mansion. Mom tak perlu khawatir."
"Syukurlah kalau baik-baik saja. Mom benar-benar merindukanmu dan Patricia. Apalagi dirimu yang pergi begitu saja, itu membuat Mom tak bisa tenang."
"Maafkan aku, Mom. Aku sudah membuat Mom khawatir dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."
"Tidak apa. Kau tak perlu meminta maaf. Lebih baik kau istirahat saja, suaramu terdengar kurang baik. Apa kau sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Erasmo Mexican Delincuente
RomanceEmili harus kehilangan sahabatnya yang bernama Patricia, karena ledakan bom yang terjadi di sebuah club malam. Semua bermula karena Erasmo, sang kekasih Patricia yang mengajaknya berkencan. Tentu Emili meminta pertanggungjawaban kepada Erasmo. Namu...