🍃🍃
"Elea," panggil Adrian sedikit tinggi, membuat Elea tersentak kaget. Dia melirik ke arah Adrian juga melirik ke arah dimana Bara berada, tatapannya tajam seolah-olah ingin menerkamnya hidup-hidup.
Sedangkan Tiana tersenyum melihat pemandangan seperti itu, dia yakin akan ada pertengkaran antara Bara dan Elea.
"Rasain kamu Elea," gumam Tiana puas.
"Adrian, ayo kita pergi." Ajak Elea panik.
"Ada apa, Elea? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Adrian.
"Tidak ada, aku ingat ada yang harus aku kerjakan." Sahutnya bohong, Tiana cukup heran dengan Bara yang hanya diam saja. Tak melakukan apa pun.
"Kenapa Bara diam saja?" tanyanya dalam hati.
"Bara," panggil Tiana. Namun, Bara yang dipanggil tak mendengar hanya mengikuti gerak Elea dan Adrian.
Saat Adrian menggandeng tangan Elea, Bara secara tak sadar meremas buku menu di tangannya. Dan itu semua tak luput dari perhatian Tiana.
"Bara." Tiana memegang tangan Bara yang mengepal, membuat Bara sadar akan keberadaan Tiana.
"Maaf Bara, aku tidak tahu Elea ada disini." Lirih Tiana menunduk merasa bersalah.
Bara menghembuskan nafasnya dengan pelan, mencoba mengatur emosi yang akan meledak.
"Tidak apa-apa, anggap saja kita tidak pernah mengenal dia." Sahut Bara dengan datar, Tatiana tersenyum dengan ucapan Bara. Artinya Bara memang tak ada rasa dengan Elea.
***
Sementara itu, Adrian dan Elea kini sudah ada di tempat parkir. Jantung Elea masih berdegup dengan cepat, karena Bara dan Tiana.
"Elea, kamu baik-baik saja?" tanya Adrian.
"I-Iya, aku baik-baik saja. Adrian, jangan khawatir," jawab Elea tersenyum.
"Benar?"
"Iya, ayo kita pulang. Makan siangnya lain kali saja, maaf ya!" ucap Elea dengan tulus, dia takut Adrian merasa kecewa karena batal makan siang.
"Tidak apa-apa, karyawan ku nanti akan mengirimkan makanannya ke apartemen mu. Elea," ujar Adrian, Elea hanya mengangguk saja. Dia hanya ingin pulang secepatnya.
Mobil Adrian meninggalkan mall tersebut, diikuti oleh Nino. Dia juga tahu, dengan kedatangan Bara dan sekarang Nino pun harus bersiap menerima kemarahan Bara.
Berpuluh menit kemudian, Adrian dan Elea sudah sampai. Namun, Adrian hanya mengantar sampai lobby karena ada pekerjaan penting yang harus dia kerjakan.
"Terima kasih, Adrian."
"Sama-sama, El."
Elea memperhatikan mobil Adrin yang keluar dari halaman apartemen, tak lama mobil milik Nino pun sampai. Elea menunggu Nino, di depan lift dan mereka hanya saling tatap.
"Aku akan melindungimu, Elea. Tenang saja," celetuk Nino.
"Tidak perlu, kamu tidak perlu membela ku Nino."
"Tidak, bagaimanapun kamu adalah tanggung jawabku. Elea, aku ditugaskan untuk menjagamu dan memastikan keamanan mu." Jelas Nini, membuat Elea menatap Nino tak percaya.
"Sebenarnya, siapa tuan dia? Bara? Atau siapa?" ucap Elea dalam hati, dia pun tak ambil pusing keluar lebih dulu dan langsung masuk ke dalam unitnya.
Di luar pun, Nino menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sesuai janjinya pada seseorang dia akan melindungi Elea bahkan memberikan kebebasan pada gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Tuan Bara
RomanceBukan ingin Elea terlahir dari rahim seorang istri siri yang dicap sebagai pelakor, sejak sang ibu meninggal, Eleanor tinggal bersama ayah kandung dan istri sah sang ayah. Sejak kecil ia tak merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya, tinggal di ru...