Chapter 3

2.5K 167 2
                                    

"Gue ga tau ini di sebut beruntung atau enggak di kasih ke-hidupan ke-2 ini."

•••••

"ADEK!! KAMU UDAH SADAR?!!!." Suara lantang itu membuat nya menjadi pusat perhatian. Seorang lelaki dengan seragam sekolah nya yang masih rapi itu berjalan dengan wajah bahagianya.

Airi bahkan sampai kaget mendengarnya, Erland di samping nya itu mengelus punggung Airi lantas menatap anak ke-4 nya yang tengah memeluk erat adik bungsunya itu.

Rendy merasa mulai sesak nafas dan memukul punggung orang yang sudah memeluk nya secara tiba tiba, tentu saja ia terkejut di tambah dengan pelukan erat nya yang hampir membuat nya kehilangan nafas saling erat nya.

"Gavin Dewantara Bramasta." Suara berat mengalun di ruangan itu berasal dari seorang Erland William Bramasta sang kepala keluarga itu menyorot tajam ke arah anak nya yang biasanya di panggil Gavin.

Gavin sendiri cengengesan tak berdosa, namun ia langsung menatap kembali Rendy.
"Tapi ini bener Rendy kan?!." Tanya nya.

Arsa menghela nafas, anak ke-1 dari keluarga Bramasta itu menarik bahu Gavin mundur.
"Kamu pergi ganti baju." Titah Arsa.

Gavin seketika menatap Kakak pertamanya dengan sinis, kakak pertama nya ini memang minta di pukul seperti nya, ck!! Padahal kan Gavin masih ingin mengobrol dengaz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin seketika menatap Kakak pertamanya dengan sinis, kakak pertama nya ini memang minta di pukul seperti nya, ck!! Padahal kan Gavin masih ingin mengobrol dengaz.o.z.,.n adik mya ini tapi melihat sang papa yang terus menatap nya tajam membuat nya terpaksa mengangguk.

****

Rendy menelisik ruangan yang mana..,m tembok nya berwarna biru muda yang membuat mata nya sakit melihatnya, kalau boleh jujur Rendy alias Renal ini lebih menyukai warna yang gelap seperti hitam, abu abu, atau silver. Dulu kamar nya itu bercorak abu abu dan hitam sangat berbeda dengan sekarang ini.

Rendy berdecak sebal.
"Gue ga suka warna ini." Ungkap nya lalu mulai mengelilingi kamar sang pemilik Raga.

Rendy sudah melihat seluruh isi kamar ini, hingga ia beranjak membuka lemari besar dan terlihat baju baju Rendy pemilik raga yang ia tempati. Tangannya mengambil beberapa gantungan baju, dahi nya mengerut melihat pakaian nya.z..z.i.,.z.z...z.o.

o

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau boleh jujur lagi, ini bukan style nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau boleh jujur lagi, ini bukan style nya. Nanti atau hari esok esok nya lagi ia akan membeli pakaian baru lagi, lagian orang tua pemilik raga ini sangat memanjakan nya bukan? Jadi apa salah nya hihihihi.

Tangannya kembali menaruh gantungan itu ke lemari dan menutup pintu lemari itu. Kaki nya berjalan ke arah ranjang yang empuk membuat nya memejamkan mata nya nyaman.

"Abang!! gue lagi pengen mie pedes tiba tiba deh."

"Bang, liat tuh ada burung di atas pohon."

"Kalo bang Renal sakit, panggil nama gue aja, pasti gue rawat bang Renal."

Suara itu membuat Rendy alias Renal membuka mata nya. Itu ... Suara adik nya!! Mengapa suara adik nya terus berdengung di kepala nya, namun ... Entah mengapa ia rindu dengan Erza adik nya.

Tok tok tok

Rendy menoleh ke arah pintu, hingga suara yang tak asing terdengar.

"Rendy, ini mama." Rendy beranjak dari ranjangnya dan membukakan pintu saat sudah di depan pintu.

Ceklek

"Kenapa?."

Airi tersenyum.
"Ayok turun, makan malam udah jadi," Ucapnya.

Rendy mengangguk, ia lantas turun bersama Airi.

****

Di ruang makan, mereka merasa bahagia karena kehadiran bungsu keluarga Bramasta. Apalagi Gavin yang sendari tadi mengoceh dan terkadang di tanggapi oleh Rendy. Mereka sudah tau kalau Rendy hilang ingatan membuat Arsa dan Gavin sempat sedih.

Arsa yang mulai bosan mendengar suara cempreng sang adik ke-4 nya itu bersuara.

"Kau diam saja, Gavin."

YAKHHH!! ingin sekali Gavin melempar sendok yang ada di tangan nya itu ke arah muka tampan kakak nya yang menyantap makanannya dengan santai dan sesekali menatap Rendy yang juga sedang memakan makanannya.

Airi melihat tatapan permusahan Gavin itu terkekeh kecil. "Udah udah, lanjut makan aja." Ucap nya.

Erland yang dari tadi hanya menyimak itu tersenyum kecil melihat nya, jujur ia rindu dengan keluarga yang lengkap nya. Seeprti nya anak nya yang ke-2 dan ke-3 akan sangat terkejut melihat adik kesayangannya telah bangun dari tidur panjangnya. Lagian mengapa mereka pergi ke negara yang bernama Australia?

"Aku ingin sekolah besok." Ucapan Rendy membuat mereka menoleh.

"Tidak."

Rendy tampak sedikit tersentak kala mendengar jawaban yang kompak. Aishhh padahal ia ingin sekali sekolah karena penasaran sekolah seperti apa pemilik raga ini.

Masih dengan wajah datar nya Rendy bersuara.
"Kenapa?."

Airi yang duduk di sebelah kanan Rendy itu mengelus rambut sang anak dengan lemah lembut. "Kamu baru aja keluar dari rumah sakit, sayang," kata nya.

"Aku sudah sehat, selama di rumah sakit aku istirahat terus .... Mama," Airi tertegun mendengarnya karena setelah bangun dari tidur panjangnya Rendy tidak pernah memanggil orang tua nya dengan sebutan 'papa mama' Rendy hanya menyuruh pelayan yang memang sudah di pekerjakan untuk nya.

Begitupun Erland, ia tersenyum tipis.
"Kamu boleh sekolah tapi di jaga dengan kakak mu Gavin."

***

Puas ga sama chapter ini?

Tinggal kan jejak guys di chapter ini ataupun chapter selanjutnya!!

RENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang