“Don't look at other people's strengths, look at your own strengths.”•
•
•
•Awan terlihat di langit yang gelap, namun awan itu mengeluarkan rintikan hujan yang tak begitu deras. Mata lelaki itu menatap rintikan tersebut dengan tatapan datar.
Rendy. Lelaki itu sedang ada di balkon kamarnya, ingatannya kembali ke masa lalunya.
-----
"LEBIH BAIK KAU TIDUR DI LUAR!!"
Bocah berumur 7 tahun itu menggeleng ribut mendengarnya, air matanya tak henti-hentinya turun.
"B-bunda!! Renal ga mau tidur di luar!!" Renal kecil itu memeluk kaki panjang Vera.
Tanpa kasihan sedikit pun Vera menghempaskan tubuh mungil Renal ke lantai yang dingin.
"Kau menyusahkan ku payah!! Kau hanya anak cengeng tak berguna!! Dan----"Vera tampak berdecak setelahnya.
"Vera, ayok masuk!!" Itu suara berat Zero terdengar dari dalam rumah besar tersebut.
"Iya, mas!!" Vera mulai memasuki rumah tanpa memedulikan Renal yang terjatuh di lantai dingin itu.
"BUNDA!!" Renal menangis melihat punggung sang Bunda yang hilang saat pintu rumah di tutup dan di kunci.
Renal perlahan membalikkan badannya, mata Renal melihat rintikan hujan yang begitu deras hingga suara geledek dan petir secara bersamaan datang membuat Renal ketakutan.
"B-bunda, a-ayah, Renal takut," gumamnya.
----
Rendy memejamkan matanya sejenak mengingat kejadian pahit itu. Hingga suara orang membuatnya menoleh dan mendapati seorang pemuda sebaya dengannya itu mendekati Rendy.
Rendy kembali menatap rintikan hujan tersebut.
"Lo suka hujan?"
Daniel, orang itu kini berdiri di samping Rendy.
Tanpa menoleh Rendy menjawab.
"Ga."
Daniel terkekeh mendengar jawaban singkat padat jelas itu. Sudah cukup lama dirinya tak bertemu Rendy karena keluarganya pindah ke negara Amerika.
"Lo inget ga? Waktu kita masih SD, gue sama lo beli es krim tanpa izin ke mommy and daddy saat itu? Kita di marahin karena makan es krim banyak banget," kata Daniel. Dirinya menjadi ingat kepada kedua orang tuanya yang mana mommy itu adalah adik dari Erland.
Rendy menggeleng pelan, ingatan masa lalu raga ini belum muncul.
Daniel yang melihat sekilas gelengan itu mengangguk paham.
"Ya udah nanti juga inget lagi kok," ujar Daniel.
"Masuk, hujannya udah makin deras." Daniel menarik pelan tangan Rendy membuat Rendy yang belum siap itu ikut tertarik.
Akhirnya mereka berdua kini sudah berada di dalam kamar Rendy dan sekarang mereka tengah duduk di ranjang sang pemilik kamar.
Mereka sedang bermain game online dengan handphone masing-masing. Awalnya Daniel duku yang mengajak Rendy, Rendy yang rindu mabar bersama pun akhirnya mau.
"Gue kalah!!" Daniel membaringkan tubuhnya dengan handphone yang terjatuh di samping.
Rendy mengangkat bahunya tak peduli lalu melanjutkan mengotak-atik handphone miliknya.
Mereka terdiam hingga suara Daniel membuat Rendy menoleh.
"Lo masih inget ga kelakuan si vier?" Tanya Daniel dalam posisi masih berbaring itu menatap Rendy yang bersandar pada kepala ranjang.
"Ga."
Daniel menghela nafas panjang.
"Nih ya, gue kasih tau dikit tentang si vier nyebelin itu! gue pernah ketumpahan saus ke kaos putih gue yang mahal banget!! Gara-gara si vier itu keknya sengaja dah numpahin saos!!" Jelas Daniel.Rendy mendengarnya walau matanya tetap fokus pada layar handphone.
"Vier anaknya siapa?" Tanya Rendy.
"Anaknya tante Raya sama om Krisar, Vier itu sebenarnya anak kedua, tapi ya kak Oliv ada kerjaan mendadak di Rusia makanya gak bisa hadir."
"Jadi?" Tanya Rendy.
"Jadi, om Krisar itu adik terakhir papa Erland, dan yang gue denger dari mommy, kak Oliv sama Vier itu beda ibu," jawab Daniel membuat Rendy menatap Daniel.
"Iya, pikiran lo bener, om Krisar itu nikah lagi, setelah istri pertamanya meninggal akibat kecelakaan, sekarang om Krisar lagi ada kerjaan sama kayak kak Oliv," Beber Daniel.
Rendy terdiam.
****
VOTE!! KOMEN!! FOLLOW!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RENAL
Teen FictionRenaldy Geovano Baskara. Lelaki dengan paras tampan yang membuat semua orang terpikat oleh pesona nya tapi memiliki sifat cuek dan berwajah datar, selain itu dia mempunyai segudang prestasi yang turut di banggakan dari Non-akademik sampai Akademi, n...