Chapter 14

197 25 1
                                    


Seorang lelaki tampak terdiam di balkon kamarnya menatap pemandangan malam yang cukup indah dengan adanya bintang-bintang yang bertaburan di atas langit malam yang gelap. Lelaki itu sepertinya memikirkan sesuatu hal yang membuatnya bingung sendiri.

Hingga akhirnya ia mulai merasa kedinginan saat angin berhembus kencang membuat dirinya memutuskan untuk ke dalam kamar dan duduk di sofa yang tersedia di kamarnya.

Daniel, lelaki itu mencoba memejamkan matanya untuk tidur walau di atas sofa, ia ingin sekali menghilangkan beban pikirannya untuk sementara waktu saja. Sudah 5 menit Daniel memejamkan mata namun tak membuatnya tertidur padahal ini sudah pukul 23.10

Daniel membuka matanya perlahan lalu menghela nafas dan kembali berdiri dari sofa beranjak ke arah lemari kecil. Tangannya membuka dan mengambil sebuah botol kecil berwarna putih yang mana isinya sering ia konsumsi jika ada hal yang membuatnya pusing sendiri hingga tak bisa tidur.

Perlahan Daniel menelan isi salah satu dari botol kecil itu dengan air yang di sediakan di atas nakas kamarnya.

Daniel pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan mata terpejam.

***

Pagi telah datang, kini sudah pukul 5 pagi. Rendy sudah terbangun dari tadi, tapi lelaki itu masih termenung di atas ranjangnya dengan menatap langit-langit kamar. Sebenarnya, ia hanya tidur selama 2 jam saja.

Rendy menghela nafas panjang dan menutupi seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kepalanya pusing. Bingung. Sesaat setelah menutup wajahnya, dirinya mengganti posisi tubuh menjadi bersandar pada kepala ranjang.

"Erza ...," gumam Rendy teringat akan adiknya.

Rendy tiba-tiba saja teringat sesuatu. Hari ini. Hari ulang tahun adiknya. Bagaimana ia bisa melupakan hari penting ini!

Tapi, dirinya ingat, ia berada di tubuh orang lain. Bagaimana caranya agar bisa memberi sebuah hadiah untuk adiknya? Ini sangat menyebalkan bagi Rendy alias Renal. Ia tau, awal mulanya juga ini karena ia sendiri memutuskan bunuh diri akibat tertekan.

Rendy menghela nafas panjang dan terdiam sejenak, sebelum akhirnya meraih handphone yang ada di sampingnya. Tangannya dengan lincah mengoperasikan handphone. Namun, tangannya terhenti.

"Udah bangun belom, ya ..." Begitulah isi pikiran Rendy. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan.

***

Di sisi lain, seorang lelaki tengah menonton di atas ranjang dengan posisi bersandar pada kepala ranjang, ia tengah film bergenre komedi romantis di laptob yang dirinya pangku, namun di kejutkan dengan notif dari handphone miliknya. Lantas, ia mengambil handphone yang ada di nakas.

"Sape nih?" gumamnya dengan kening mengerut.

Rendra. Lelaki itu akhirnya mulai mengetik untuk membalas pesan.

No Tidak Di Kenal
| Dra

Rendra
Sape?|

No Tidak Di Kenal
| Rendy

Sebelum membalas lagi, Rendra semakin bingung dan heran. Tumben. Lelaki itu, yang di maksud Rendy, tiba-tiba saja mengirim pesan untuknya.

Rendra
Dpt no gue dr mn?|

Nomor Tidak Di Kenal
| Grup kelas

Rendra
Oh, knp?|

Nomor Tidak Di Kenal
| Hari ini, lo ada acara?

Rendra terdiam sejenak lalu kembali mengetik.

Rendra
Ada, penting. Kgk bs d ganggu|
Read/

"Aneh banget nih orang," gumamnya kesal lalu mematikan handphonenya, menjatuhkan handphone itu ke samping tubuhnya dan kembali fokus pada layar laptop.

***

Rendy menghela nafas panjang. Setelah bertukar pesan dengan Rendra. Kesal. Itu yang ia rasakan sekarang, dirinya tidak mendapat informasi lebih detail dari Rendra.

Rendy berdecak kesal, tangannya menaruh kasar handphone ke atas ranjang. Rendy kembali menghela nafas panjang.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang