Happy Reading
•
•
•
•
✨✨✨✨✨✨"ADEK! KAMU DI MANA?!" suara itu membuat Rendy sedikit terkejut sebelum menjawab.
"Rumah sakit." Jawab nya.
Gavin yang ada di sana itu tercengang mendengar jawaban sang adik yang terlihat santai namun datar, tidak tau apa dirinya kalang kabut saat tidak menemukan Rendy?!
"LAH KOK?! DI RUMAH SAKIT?! KAMU SAKIT APA?!" Rendy memejamkan matanya sejenak seraya menjauhkan handphone dari telinganya yang sakit mendengar teriakan Gavin.
"Nganter orang sakit."
"Serlok sekarang juga!! Kakak otw," ujar Gavin dari sebrang sana langsung menutup panggilan.
Rendy menghela nafas lalu ia terpaksa mengirim lokasi rumah sakit ini.
"Gavin?" Tanya Rendra menebak.
Rendy mengangguk.
"Bang..." Rendra dan Rendy menoleh ke arah Erza.
"Mau pulang," cicit Erza pelan seraya menunduk.
"Gak." Rendra dan Rendy kompak menjawab.
Erza cemberut, memang kalau dirinya bersama dengan Rendra atau Renal pasti Erza akan mengeluarkan sifat asli nya. Tapi jujur saja Erza heran mengapa ia gampang sekali merasa nyaman pada Rendy yang baru saja berkenalan.
"Tapi, di sini gak enak, bau obat," kata Erza dengan pelan.
Rendra menghela nafas lalu mengelus surai hitam Erza.
"Masih sakit, nanti kalo sembuh baru pulang ke rumah," ucap Rendra di balas anggukan kecil oleh Erza.Rendy terdiam melihat interaksi mereka yang sangat dekat bahkan seperti kakak dan adik. Rendy menunduk ia merasa gagal menjadi seorang kakak untuk adik satu-satunya.
"Lo kenapa, Ren?" Tanya Rendra membuat Rendy menoleh dengan pandangan datarnya.
"Gapapa," jawab Rendy kemudian matanya beralih menatap Erza yang juga kebetulan menatap dirinya
"Napa lo, Za, liatin si Rendy?" Tanya Rendra yang melihat Erza menatap wajah Rendy.
"Abang deket sama orang ini?" Tanya Erza kembali menatap Rendra.
Rendra memasang wajah cengo mendengar pertanyaan Erza sedangkan Rendy tetap berwajah datar.
"Deket? Ya elah, Za, gue kagak deket ama nih orang," kata Rendra menunjuk Rendy yang ada di sampingnya.
Rendra memang jarang mau bergaul dengan orang lain, bukannya tidak mau hanya saja ia masih belum mengikhlaskan kepergian sahabatnya.
"Appah iyah." Wajah Erza memasang wajah seolah tak percaya.
"Za, gue masih lurus, masih demen cewek gue mah, ya kali gue demen cowok," ujar Rendra mendengus sebal.
"Siapa yang mau deket sama lo emang?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Rendy membuat perhatian yang lain itu menatap diri nya
"He?! Muka gue ini gantengnya bikin cewek pada klepek-klepek!!" Rendra menunjuk wajah dirinya dengan mata melotot tak terima dengan ucapan Rendy.
Rendy dan Erza terkekeh kecil mendengarnya. Rendra kembali memasang wajah cengo nya dan mulai menurunkan tangannya. Jujur saja manusia dengan wajah datar bak tembok itu terkekeh kecil? Gigi putih milik Rendy sedikit terlihat.
Sadar di lihat Rendy segera mengubah raut wajahnya.
"Ya elah, Ren!! Kayak tadi aja, lo tadi manis juga kalo kek gitu cuy," ucap Rendra.
"Dih?" Rendy menatap Rendra dengan wajah sedikit julid.
BRAK!!
Seluruh ruangan yang ada di situ terkejut mendengar suara terbukanya pintu yang keras, dan bisa di lihat penampilan seseorang lelaki tinggi masih dengan pakaian sekolah dengan rambut acak-acakan beserta keringat yang membasahi tubuhnya membuat lelaki itu tampak sangat tampan.
"Bisa ga sih, ga usah keras-keras buka pintunya?!" Protes Rendra mendengus sebal kala Gavin malah mendekati Rendy dan mengecek kondisi adiknya itu.
Gavin menghela nafas lega melihat kondisi adiknya yang baik-baik saja tanpa ada luka sedikitpun.
Erza menatap Gavin dan Rendy dengan tatapan yang sulit di artikan. Namun didalam lubuk hati Erza, lelaki itu merindukan sosok kakaknya yang sudah pergi meninggalkannya.
Tiba tiba elusan di kepalanya membuat Erza menoleh dan menatap Rendra.
"Ada bang Rendra disini." Ucap Rendra sangat lembut dengan seulas senyum manisnya.
Erza tertegun, mata indah miliknya berkaca-kaca mendengarnya. Perasaannya sangat susah di jelaskan untuk saat ini.
Erza kemudian menunduk sedikit saat air matanya turun membuat Erza menghapus air mata itu dengan cepat, lalu mukai mengangkat kepalanya.
"Lah? Kok disini ada Erza?" Tanya Gavin baru sadar.
"Dia yang sakit," ujar Rendy.
Gavin mengangguk paham. Gavin tak perlu bertanya mengapa Erza bisa masuk ke rumah sakit, tentu ia tau alasannya.
"Ouh iya dek, mama suruh kita pulang ke rumah," kata Gavin membuat Rendy heran.
"Belum waktunya pulang sekolah," ucap Rendy.
"Gapapa, lagian sekeluarga memang suruh kita pulang."
Sekeluarga? Maksudnya keluarga besar? Yang benar saja!!
Rendy terdiam dulu lalu ia berdiri kemudian menatap Rendra dan Erza.
"Gue balik dulu." Rendra dan Erza mengangguk.Gavin dan Rendy akhirnya keluar ruangan namun sebelum itu Gavin pergi ke toilet karena sudah tidak tahan dan akhirnya Rendy duduk di bangku panjang yang ada di lorong.
Rendy diam dengan handphone yang ia mainkan sebentar sebelum handphone itu mati karena baterai habis.
Rendy berdecak sebal lalu kembali memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya. Lagian kenapa kakaknya itu lama sekali?!
Rendy pun hanya diam menatap sekeliling lorong. Namun matanya berhenti melihat seseorang yang sangat ia kenali.
"Zella..."
***
Sorry baru update 🙏🙏🙏
Lagi pusing dengan tugas🙁🙁🙁
Oh ya cast menyusul!!
Vote⭐
Komen
FollowTerimakasih ✨
Kysaayh ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
RENAL
Teen FictionRenaldy Geovano Baskara. Lelaki dengan paras tampan yang membuat semua orang terpikat oleh pesona nya tapi memiliki sifat cuek dan berwajah datar, selain itu dia mempunyai segudang prestasi yang turut di banggakan dari Non-akademik sampai Akademi, n...