Diputusin oleh sang kekasih yang telah menjalin hubungan cukup lama yaitu sekitar 3 tahun membuat Olivia Amerta merasa hancur berkeping-keping.
Sang kekasih yaitu Skala Bhumi Alfarizi terpaksa harus memutus jalinan kasihnya bersama Olivia karena ha...
Satu kata yang menggambarkan danau ini yaitu cantik. Bahkan bisa di bilang sangat cantik. Ini adalah tempat pertama Oliv dan Skala ngedate bersama, tapi itu dulu dan hanya akan menjadi bagian dari kisah masa lalu mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 14.59 WIB. Dan satu menit lagi adalah waktu dimana Oliv meminta pertemuan mereka. Skala dengan senyum yang merekah terus menunggu Oliv. Skala sungguh tidak sabar bertemu dengan Olivia Amerta. Gadis yang sejak dulu berhasil membuat dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya dengan pesonanya dan kelembutan hati yang Oliv miliki.
Namun Skala sadar, jika dirinya telah menghancurkan Oliv dengan ekspetasi yang telah terbentuk dulu. Dan Skala juga tidak lupa membawa bunga yang begitu cantik untuk seseorang yang sangat berharga di dalam hidupnya. Katakan lah ini adalah bunga terakhir yang Skala berikan kepada Oliv sebelum semuanya benar - benar berakhir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bunga daisy adalah bunga kesukaan Oliv, katanya Oliv bunga ini indah dan jarang orang menyukainya. Dan lambang bunga ini yang membuat Oliv benar - benar menyukainya bunga daisy. Bunga daisy melambangkan kegembiraan, kebahgiaan, dan kehangatan. Dulu Skala pernah mendengar Oliv berkata, jika Oliv ingin diberikan bunga daisy setiap hari agar setiap hati - hari yang Oliv jalani jadi bisa lebih cerah dan lebih baik.
Namun, saat itu Skala bukanlah tipe cowok yang romantis pada umumnya. Skala memiliki cara yang berbeda untuk mencintai gadis pujaan hatinya itu. Sekarang Skala memandang bunga yang ada di tangannya itu dengan tatapan sendu, karena semuanya sudah berubah.
"Udah datang dari tadi?" Ucap seseorang yang berhasil menyadarkan Skala dari lamunannya.
Orang itu sudah duduk di samping Skala, Skala pun sedikit terkejut karena dirinya dari tadi tidak merasakan kehadiran siapapun. Mungkin karena dirinya sedang asik dengan dunia lamunannya dan angannya sendiri.
"Hm udah, kamu dari tadi di sebelah aku?" Ucap Skala dengan bibir terangkat ke atas menciptakan sebuah senyuman yang sangat tipis.
"Nope, gue barusan aja dateng. Sorry bikin lo kaget. Dan maaf bikin lo nunggu lama. " Skala terdiam, kenapa hati gadis di sampingnya ini begitu baik dan tulus? Setelah dia sia - siakan masih ada kata maaf yang terucap dari bibir manisnya itu.
"Enggak kok, tenang aja. Youreisbeautifull Olivia, and this is." Skala pun memberikan bunga yang cantik itu kepada Oliv. Dan Oliv pun menerimanya dengan tatapan bingung.
"Ini apa?" Tanyanys.
"Bunga favorit kamu, maaf aku hanya bisa memberikan bunga ini sekarang untuk kamu. Kamu cantik, sama seperti bunga itu. Dan bodohnya aku telah menyakiti hati mu hingga hancur." Ungkap Skala dengan penuh penyesalan.
Oliv tersenyum tipis menanggapinya, lalu salah satu tangannya mengelus pundak Skala dengan lembut. Oliv senang, karena Skala memberinya bunga kesukaannya. Dari dulu Skala selalu memberinya bunga mawar.
"Udah terjadi Kalau, enggak perlu di sesali lagi. Sekarang, gue tanya ke lo. Apa yang mau lo jelasin ke gue coba?" Ucap Oliv dengan lembut.
Skala pun mendongak ke Oliv, menatap wajah cantik milik Oliv. Oliv itu tipe cewek yang wajahnya ayu, tidak membosankan sama sekali.
"Maaf, aku udah ngecewain kamu." Ucapan itu hanya di balas anggukan oleh Oliv. Tidak lupa juga Oliv tersenyum, Oliv belum bisa mengatakan bahwa dia sudah memaafkan Skala. Karena pada kenyataannya, Oliv belum bisa itu memberi maaf kepada lelaki itu.
"Bisa tolong jelaskan sekarang Skala? Waktu gue mepet, nanti gue ada zoom meeting dengan manager gue." Olivia sejujurnya hari - hari ini sangat sibuk, karena dirinya juga berja sekaligus berkukiah.
"Oke maaf." Jawab Skala yang merasa bersalah, lagi dan lagi.
"Maaf aku gak bilang ke kamu, sekitar satu setengah bulan yang lalu. Aku datang reuni SMA aku, karena emang udah di undang sama anak - anak. Dan aku juga dipaksa ikut oleh mereka. Semua berjalan dengan lancar, hingga tiba - tiba aku tidak ingat apapun. Dan paginya udah terbangun di sebuah hotel, dan sialnya aku bersama dengan Fika dalam keadaan yang sama - sama naked."
"Sumpah Demi apapun Olivia, aku enggak pernah sedikit pun memiliki pikiran buat ngehianatin kamu. Aku hanya cinta dan sayang sama kamu. Aku salah, aku bodoh, aku benar - benar minta maaf ke kamu." Ucap Skala.
Oliv hanya tersenyum dengan miris, lalu berkata kepada Skala.
"Lo yakin itu anak lo? Lo yakin udah ngelakuin hal begituan sama dia? Kenapa lo bisa sepercaya itu sama dia? Lo juga gak pernah cerita apapun tentang kejadian ini ke gue. Menurut lo, gue itu sebenarnya apa Kala? Pajangan lo atau pacar lo?" Ucap Oliv dengan mata yang sudah berkaca - kaca.
Skala pun menggelengkan kepalanya, dirinya panik melihat Oliv ingin menangis. Dengan kesadaran penuh, dan keberanian yang entah asalnya dari mana Skala nekat untuk memeluk Oliv.
"Kamu berharga di hidup aku melebihi apapun. Kamu bukan sekedar pacar, tetapi kamu satu - satunya orang yang paling aku cintai. Aku sebenarnya ingin cerita, tapi aku takut. Takut kehilangan kamu. Dan sejujurnya aku gak ingin percaya dengan Fika, tapi naluri aku enggak bisa bohong Oliv. Di kamar itu pula ada bercak darah, dan sepertinya Fika masih virgin. Sekali lagi maafin aku." Ucap Skala dengan merasa bersalah.
Oliv pun melepaskan pelukannya. Dan Oliv juga menghapus air matanya dengan kasar.
"Oke, sudah cukup penjelasan lo. Makasih ya untuk semua. Gue cinta lo Kala, sampai kapan pun. Bahagia selalu ya, gue pamit. See you Kala." Ucap Oliv yang buru - buru pergi meninggalkan Skala.
Tentu saja ini bukan akhir dari hubungan mereka. Namun, ini adalah awal dari sebuah dendam yang terbentuk di dalam diri Oliv.
¶¶¶
HAI - HAI JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA BIAR BISA LANJUT.