Happy Reading Guys!!
Enjoy!!
Tandai ya jika typo!!
¶¶¶
Hari ini adalah hari yang sangat berat untuk Skala. Tepat hari ini, dirinya resmi melepas masa lajangnya hanya untuk sekedar formalitas. Hati Skala sakit, saat membayangkan tadi sewaktu dirinya mengucap janji sehidup semati dengan Fika.
Skala kini bimbang, apakah keputusan sudah tepat atau belum. Skala mengakui jika dirinya adalah lelaki brengsek. Karena tepat di hari pernikahan ini, dirinya justru masih memikirkan perempuan lain.
"Oliv maaf, aku sudah buat kamu kecewa. Percayalah, sampai kapan pun hanya nama kamu yang terukir di hati aku. Dan kamu satu - satu perempuan yang akan aku cintai sampai aku mati." Batin Skala.
Skala kini menatap lurus kedepan, pandangannya kosong. Sementara Fika yang ada di sampingnya memandang Skala dengan sendu. Fika tau jika Skala merasa berat dengan pernikahan ini. Pernikahan yang mereka jalani ini tentunya akan berat kedepannya. Dan Fika siap untuk menanggung itu semua, karena Fika tulus mencintai Skala dari hatinya yang paling dalam.
Pernikahan Skala hanya di hadiri keluarga inti saja. Keluarga Skala tentu saja tidak ingin mengundang keluarga besar atau rekan bisnis mereka. Karena mereka merasa malu dengan semua ini. Pernikahan ini pun di adakan dengan sangat tertutup dan privat. Bahkan hanya berada di KUA, tidak ada pesta mewah maupun dekor mewah.
Sejujurnya Fika merasa sedih dengan nasibnya, tentu saja Fika menginginkan pernikahan yang indah dan mewah. Namun, semuanya tidak bisa terwujud sekarang.
"Skala maaf." Ucap Fika dengan tiba - tiba.
"For what?" Tanya Skala dengan dingin.
"Kamu harus tanggung jawab, dan terbelenggu ke dalam pernikahan ini." Ucap Fika.
Fika bingung, harus mengajak ngobrol Skala dengan cara apa? Karena Skala sangat dingin orangnya.
"Ya." Jawab Skala yang apa adanya. Jujur saja dirinya tidak bisa berbasa - basi dengan orang baru.
Posisi Skala dan Fika saat ini masih di berada di tempat semula yaitu di meja yang di buat untuk akad tadi. Setelah berdoa, memasangkan cincin, dan menandatangi berkas - berkas mereka kini berfoto. Dengan wajah Fika yang tersenyum cantik dan Skala yang hanya menampilkan wajah datar.
Sementara itu, keluarga Skala hanya menyaksikan itu semua dengan berdecih. Mereka masih tidak rela melepaskan Skala begitu saja.
Setelah selesai berfoto, Fika dan Skala menghampiri Papa Firman, Mama Nadya, Andin, dan Feli. Mama Nadya hanya mampu memandang Skala dengan tatapan kecewa.
"Setelah ini kalian mau tinggal dimana?" Tanya Papa Firman dengan tatapan tajamnya itu.
"Fika ngikut Skala aja Pa." Jawab Fika dengan menunduk. Sementara itu Felisha Oseania atau sering di sebut Feli langsung menjawab ucapan Fika dengan geram.
"Sok cupu banget lo, gue tau perempuan kayak lo itu cuman bisanya jebak abang gue. Dan jangan pernah sekalipun lo manggil Papa gue dengan sebutan Papa. Gue gak sudi berbagi Papa sama lo, yang notabenenya perempuan yang gak tau jelas asal usulnya dari mana!!" Ucap Feli dengan geram.
"Adek sayang, udah ya jangan marah - marah." Ucap sang papa yang berusaha menengkan Feli.
Feli ini adalah gadis berusia 17 tahun yang tengah menempuh pendidikan di sebuah sekolah swasta termahal di Jakarta. Feli saat ini menduduki kelas 11 SMA. Dia adik bungsu Skala, dan orang yang sangat di manja di keluarga.

KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA AMERTA
Fiksi RemajaDiputusin oleh sang kekasih yang telah menjalin hubungan cukup lama yaitu sekitar 3 tahun membuat Olivia Amerta merasa hancur berkeping-keping. Sang kekasih yaitu Skala Bhumi Alfarizi terpaksa harus memutus jalinan kasihnya bersama Olivia karena ha...