OLIVIA 9

530 22 5
                                    

HAPPY READING!!

AND!!

ENJOY GUYS!!

•••

Rumah at 06.15

Pagi ini, Feli dan Andin mempunyai rencana yang sedikit jahat untuk Fika. Mereka benar-benar geram karena Fika berusaha untuk menarik perhatian Skala terus menerus.

Dan yang mereka khawatirkan yaitu Skala bisa saja oleng ke Fika. Lalu terus - terusan membela perempuan jahat itu. Ya, sampai detik ini keluarga Skala pun masih belum bisa menerima kehadiran Fika dan tetap membenci Fika.

"Kakak yakin rencana kita berhasil?" Tanya Feli dengan ragu.

"Bisa jadi iya, bisa jadi enggak. Yang penting kita main aman aja, jangan sampai ada siapa pun yang tau." Jawab Andin dengan santai.

"Kakak kejam ternyata ya, aku kira kakak akan dukung bang Skala dengan perempuan upik abu itu." Celetuk Feli dengan terkekeh pelan.

"Kamu tau dek, perempuan itu sudah sangat kembangkan. Bahkan sangat berani do hadapan kakak. Makanya kakak benci banget sama dia, ya cuman kakak cari aman dulu dan main rapi. Kakak di depan keluarga bersikap paling santai, sejujurnya hati ini sangat muak." Ucap Andin dengan memegang erat gelas yang ada di tangannya. Sambil matanya mengobarkan amarah serta kebencian.

"Dari awal semuanya gak beres kak, kakak tau sendiri kan bang Skala sebaik apa orangnya." Jawab Feli sambil memandang kakaknya.

"Kakak dan Papa masih belum bisa menemukan titik temu masalah Skala. Dan siapa yang menjebak pun enggak ada bukti satu pun. Kakak curiga ini memang sudah di rencanakan entah itu sama siapa." Ucapan Andin barusan berhasil membuat Feli melotot tidak percaya. Tega sekali orang yang telah membuat hidup abangnya itu hancur berantakan seperti ini.

"Aku harap semoga bang Skala gak terjebak dengan perempuan itu dalam waktu yang lama ya kak. Karena seumur itu waktu yang sangat - sangat lama." Harapan Feli begitu tulus.

"Kakak juga harap sepeti itu, dari awal hanya Olivia yang pantas dengan Skala."

Feli pun menganggukan kepalanya pertanda dirinya setuju dengan perkataan kakaknya barusan itu.

"Aku setuju kak, semoga saja Kak Olivia dan Bang Skala berjodoh."

"Amin, kakak harap juga seperti itu dek. Oh iya, ayo kita lakuin sekarang aja. CCTV udah kamu rusak kan?" Tanya Andin.

"Sudah kak, para pembantu juga gak ada di lantai atas. Mereka udah aku kasih kerjaan di bawah. Aman pokoknya, dan Bang Skala sepertinya sudah keluar duluan dari kamar tadi." Ucap Feli dengan panjang lebar.

Andin pun membalas dengan anggukan singkat. Lalu mereka berdua keluar dari kamar Andin. Tidak lupa Feli membawa sabun cair dan juga sedikit air di dalam botol. Rencananya mereka berdua ingin membuat bayi yang ada di kandungan Fika itu mati.

"Gimana aman kak?" Tanya Feli.

"Aman dek."

Kemudian dengan cepat Feli dan Andin menaruh sabun cair tersebut dan memberinya sedikit air. Mereka memilih merencanakan sendiri, karena tidak ingin melibatkan orang lain. Mereka melakukan itu di depan kamar Skala. Tujuannya agar nanti jika Fika keluar dari kamarnya, maka akan terpeleset. Dan tentu saja hal itu akan membahayakan janin yang ada di kandungan Fika.

Katakan lah mereka berdua itu jahat, karena sesungguhnya mereka sangatlah menyayangi Skala. Dan tidak ingin kehidupan lelaki itu akan lebih hancur lagi nantinya. Belum lagi Skala itu harapan satu - satunya di keluarga ini, karena Skala anak lelaki satu - satunya di keluarga.

OLIVIA AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang