Happy Reading Guys!!
Enjoy!!
Tandai ya jika typo!!
¶¶¶
Suasana di ruangan ini cukup canggung. Dan Oliv pun menyadarinya, ingin bertanya pun tetapi dirinya merasa tidak enak dengan keluarga Skala. Oliv juga melihat keadaan Skala yang benar - benar kacau, bahkan bisa di katakan jauh dari kata baik.
Sejujurnya Oliv merasa iba melihat keadaan Skala yang seperti ini. Hatinya merasa teriris melihat keadaan orang dirinya cintai itu berarantakan.
"Oliv." Lirih Skala namun masih bisa Oliv lihat. Oliv tersenyum sambil mengangguk.
"Mama, apa kabar?" Ucap Oliv sambil berjalan menghampiri Mama Nadya dan memeluknya dengan lembut.
"Mama kurang baik sayang, kamu sendiri gimana? Kenapa datang ke sini enggak ngabarin nak?" Ucap Mama Nadya dengan mata yang berkaca - kaca melihat ketulusan dan ke lapangan hati dari seorang Olivia melalui matanya.
"Mama sakit? Mama jangan sakit ya, nanti Oliv ga ada temen belanja dan ngobrol loh. Kabar Oliv baik kok Ma." Ucap Oliv dengan begitu tulusnya.
Mendengar hal itu membuat hati Mama Nadya sakit, karena dirinya tau perasaan sesungguhnya Oliv seperti apa.
"Sayang, maafin Mama ya. Mama gagal mendidik Skala, Mama merasa menjadi ibu yang gagal karena Skala sudah menjadi lelaki yang brengsek dan menyakiti hati perempuan sebaik kamu. Mama sayang nak Oliv, dan sudah menganggap Oliv seperti anak Mama sendiri." Mama Nadya kembali memeluk Oliv dengan erat. Dan Oliv pun tak kalah erat membalas pelukannya.
Karena Oliv, juga telah menganggap Mama Nadya seperti Mama kandungnya sendiri. Semua hanya bisa diam menyaksikan itu semua apalagi Skala yang hanya bisa tersenyum getir.
Setelah melepaskan pelukannya, Oliv pun menghampiri Papa Firman. Dan Papa Firman pun berdiri lalu membuka tangannya selebar mungkin agar Oliv bisa memeluknya. Sungguh, dirinya sudah menganggap Oliv seperti anaknya sendiri.
"Nak, kamu yang sabar ya. Ikhlas kan takdir ini. Papa tau kamu tidak sekuat ini, nak Oliv bisa menangis di pelukan Papa. Anggap Papa ini seperti orang tua kamu sendiri ya nak. Papa merasa sedih karena terlalu berekspektasi jika nanti kelak kamu yang akan menjadi menantu Papa. Namun, realitanya sungguh sangat berbeda jauh."
"Walaupun keadaannya sudah seperti ini, tetapi kamu tetap bagian dari keluarga ini nak. Kamu tetap anak Papa dan Mama, jangan pernah sekali pun kamu melupakan kami ya nak. Maaf kesalahan kami karena telah gagal mendidik Skala. Kita semua sayang nak Oliv." Ucap Papa Firman dengan mengelus lembut rambut Oliv. Oliv pun diam - diam meneteskan air matanya di tengah - tengah pelukannya itu.
Rasanya, hati ini benar - benar hancur. Hancur karena tidak tega melihat kesedihan keluarga Skala, serta sakit karena melihat Skala bersanding dengan wanita lain.
Buru - buru Oliv menghapus air matanya. Karena dirinya merasa tidak enak menjadi pusat perhatian. Atau lebih tepatnya dirinya merasa puas karena melihat wajah Fika yang iri karena dirinya diperlakukan seperti princess oleh seluruh anggota keluarga Skala.
"Enggak, Papa dan Mama enggak salah kok. Oliv berpikir ini udah takdirnya aja kali ya. Skala dan Oliv hanya bisa sampai sini, sebaik-baiknya manusia berencana tetap saja Tuhan yang menjadi penentu. Sudah ya, Oliv sudah mencoba untuk memulai semuanya dari nol lagi tanpa Skala. Dan Oliv harap Skala bahagia dengan pilihannya sekarang." Ucap Oliv yang mencoba baik - baik saja. Setelah itu, baik Feli maupun Andin langsung menghampiri Oliv dan memeluknya.
"Membiarkan kalian berdua bahagia ya? Tentu saja tidak, gak akan pernah gue biarin kalian hidup bahagia di atas penderitaan gue." Batin Oliv.
Sementara Fika merasa panas melihat situasi seperti ini. Fika berpikir hanya dirinya yang bisa dan boleh di perlakukan seperti tuan putri kayak ini oleh keluarga Skala.
![](https://img.wattpad.com/cover/358785733-288-k451646.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OLIVIA AMERTA
Teen FictionDiputusin oleh sang kekasih yang telah menjalin hubungan cukup lama yaitu sekitar 3 tahun membuat Olivia Amerta merasa hancur berkeping-keping. Sang kekasih yaitu Skala Bhumi Alfarizi terpaksa harus memutus jalinan kasihnya bersama Olivia karena ha...