Ayolah tolong bekerja sama. Dia harus menyelesaikan pekerjaan ini dan melanjutkan pekerjaan yang lain. Tapi tubuhnya tidak bersahabat. Dia memegangi sisi meja saat merasa hampir limbung. Apa dia kelelahan? Rasanya sangat lemas.
Berkali-kali menggelengkan kepala agar tetap terjaga. Sebentar lagi, setelah semua selesai dia akan pulang dan tidur.
Karena pusing dia tidak sengaja menyenggol minuman milik salah seorang pelanggan dan berakhir terjembab karena dipukul.
Sang pemilik restoran ayam mendatangi keributan dan mencoba melerai. Suara umpatan dengan nada tinggi terdengar. Beralih menundukkan kepala berkali-kali dengan permohonan maaf. Akhirnya orang yang membuat keributan pergi dengan emosi. Tentu saja setelah diberi uang sebagai ganti rugi.
Menghela nafas, dia merapikan pakaiannya dan memilih melanjutkan pekerjaan. Mengabaikan denyutan nyeri di pipi, "Tidak masalah paman, terima kasih sudah membantu," ujarnya menundukkan kepala lalu menarik tungkai untuk mengantarkan pesanan.
Menggertakan gigi dan menarik nafas dalam. Disaat seperti ini dia memang harus ekstra sabar. Kalau tak ingat sedang dibayar dia pasti sudah menghajar wajah sok jagoan tadi. Tentu, dia tidak mau kehilangan pekerjaan karena terbawa perasaan. Hei mencari uang itu sulit, kenapa disia-siakan?
Memarkir motor dan meraih plastik yang tergantung. Dia mengecek alamat apakah sudah benar atau belum. Memilih menaiki lift menuju lantai 3. Pemuda itu menyandarkan tubuh di dinding. Menutup matanya untuk beberapa saat.
Hah, sampai kapan dia harus hidup seperti itu?
•••
Tungkai melaju menuju kantor polisi. Mengangguk untuk membalas sapaan dari orang-orang yang lewat.
Menarik kaki berbelok ke ruangan yang terdengar samar-samar suara bincangan. Dia mendorong pintu kaca disana.
"Hei aku berani bertaruh dia akan menolak."
Tawa riang terdengar ramai. Salah seorang ikut menyeletuk, "Oke, yang kalah harus mentraktir!"
Dia masih diam dan berjalan mendekat sampai seruan nama membuat yang lain spontan menoleh ke arahnya.
"Detektif Lee! Ayo kesini dan makan ini! Putri kopral Jung berulang tahun dan dia memberikan kue untuk kita."
Netranya melirik tatanan makanan di atas meja. Mengangguk pelan dengan mata sibuk mencari.
"Dimana ketua tim?"
Seokmin yang hendak menggigit cupcake sontak berhenti, "Tadi aku lihat ketua sedang---hei ada apa dengan wajahmu?"
Pertanyaan yang sukses menarik atensi anggota polisi yang lain. Dia berdehem mendapati tatapan tanda tanya beralih menggaruk hidung canggung.
"Bukan apa-apa, sisakan untukku," jawab Wonwoo kemudian menepuk bahu Seokmin yang menyerngitkan alis.
Wonwoo melihat ketua tim sibuk berbincang dengan seseorang. Dia mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Sempat terdiam selama beberapa menit sebelum ketua tim menyuruhnya bicara.
"Ini laporan yang anda minta," ujarnya meletakkan berkas di meja.
Yang lebih tua menaikkan alis tertarik. Baru sadar yang datang adalah Wonwoo. Dia membaca laporan dan tersenyum simpul. Berikutnya hendak memberi apresiasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
0563
FanfictionKisah dimulai 18 tahun kemudian setelah takdir mempertemukan lagi kakak beradik itu. Apakah dengan kehadiran Mingyu bisa membuat Wonwoo percaya lagi pada harapan? Atau mungkin sebaliknya? *0563 = Please Don't Leave Me. ⚠️Slow Update⚠️