Chapter четырнадцать [14]

55 17 79
                                    

Happy Happy Happy
^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

***

"Langit?" Gumam Cakra. Ia mengingat-ingat wajah ketua tim Sean.

Benar!

Cakra langsung mengeluarkan pertanyaan yang ada di benaknya itu. "Langit Se?" Tanya Cakra pada Sean.

Sean mengangguk sebab itu jawaban benar. Ia pikir Cakra akan akan lupa. Asal dia tahu jika Cakra berusaha mengingat-ingat betul tadi.

"Iya Langit, dia emang beda kalo pas latihan sama diluar latihan." Beritahunya. Cakra hanya mengangguk ngerti.

Mereka lalu beranjak pergi keluar gedung menyusul dua jin iprit tadi. Sean menyampaikan jika jangan memberitahu nama ketua timnya, biarkan dua jin itu mencari tahu sendiri.

***

"Sore Cak, kita ketemu disini." Sapa seorang lelaki dari ambang pintu. Ia lalu masuk menghampiri Cakra yang sedang beres-beres.

Cakra menoleh ke sumber suara, ia terkejut ketika melihat lelaki itu, "Langit? Lo ngapain kesini?" Tanyanya bingung. Ini sudah waktunya pulang tetapi kenapa Langit pergi ke kelasnya.

Langit duduk santai di kursi seberang meja Cakra, "Mau bilang aja, kalau Rena udah sama gue." Katanya yang membuat Cakra geram.

"Apa lo maksud? Rena masih pacar gue!" Cakra nada tinggi, ia sudah tersulut emosi sekarang.

"Jangan ngigau, Rena milik gue sekarang. Besok lo udah ngga ada hubungan sama dia." Kompornya tersenyum licik.

Brak!

"Bedebah sialan!" Cakra menggebrak meja yang ditumpangi lengan Langit.

Mereka berdua saling tatap menatap. Berdiri mengikis jarak dengan nafas yang memburu. Mata elang milik Langit bertemu langsung dengan mata hitam pekat milik Cakra. Cakra emosi sedangkan Langit tersenyum licik.

"Rena punya gue detik ini." Ucap Langit yang ingin memancing emosi Cakra.

Cakra tak tinggal diam, ia menampar keras pipi Langit hingga dirinya menoleh kesamping. Bukannya kesakitan, Langit malah tersenyum puas.

"Lo kalo egois mana mungkin Rena bertahan sama sikap biadab lo." Kata langit mengusap pipinya yang kemerahan sambil menatap Cakra tajam.

"Jaga mulut busuk lo!" Cakra kesal.

Langit memutar badan dan melangkahkan kaki dari sana. Cakra tak terima, ia langsung menyusul langkah dan melayangkan bogeman untuk Langit. Namun, itu salah, salah target.

"R-rena?" Cakra panik ketika yang terkena bogemannya bukan Langit melainkan Rena.

"Akh Langit..." Keluh Rena memegangi kepalanya yang nyeri.

"Rena! Bangun! Bego lo Cak!"

"Rena! M-maaf." Ucap Cakra terbata karena ragu untuk mendekati Rena.

Langit sudah lebih dulu menolong Rena. Ia membopongnya untuk dibawa ke UKS. Sempat menatap tajam ke Cakra karena melakukan hal bodoh ini. Cakra sesak, ia mendudukkan bokongnya ke lantai. Memikirkan jika ia bisa kembali memutar waktu agar tidak melakukan hal sebodoh ini dan akhirnya melukai Rena. Ia memukul-mukul kepalanya sendiri sebagai ganti. Sungguh.

FLAVOR LOVE [DUA DUNIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang