Chapter Trece [13]

31 11 12
                                    


Ada katak makan cengkeh. Mana doyan atu teh :(
Ramein ya^^

***

Dua hari sudah berlalu. Saat ini, Rena berada di markas pribadinya. Kamar. Ia masih dilanda kekesalan karena dua hari lalu disekolah Cakra menghindari darinya. Ia mati-matian menghampiri Cakra ke kelas namun hasilnya nihil. Cakra malah menghindari dengan menyibukkan diri untuk berlatih basket. Memang setelah ujian nanti akan ada turnamen. Cakra, Leo, Sean termasuk anggotanya.

Sepi. Sepi. Sepi.

Hanya kata itu yang tepat untuk benda pipih yang dimainkan oleh Rena. Kalau tidak menjawab pesan Cakra apalagi jika bukan bermain game kesayangannya? 'Tomb of the Mask' game yang Rena mainkan selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan itu.

Rena tahu gak ya kalau Cakra sebat? :(

Rena masih bermain hp sambil merebahkan dirinya diatas kasur. Hampir sejam ia berada diposisi itu. Kepalanya mulai terasa pusing, mungkin akibat terlalu lama bermain hp. Ia memutuskan untuk berhenti dan turun menuju dapur.

Rena celingak-celinguk di ruang tamu. Ada yang kurang? Apa ya? Ia lalu menghampiri bapaknya yang menonton berita.

"Pak, mama mana?" Tanya Rena sekilas melihat siaran tv yang ditonton Raka.

"Nggak tau, di teras palingan." Jawab Raka masih serius melihat berita.

"Prabowo tak kampanye, Ganjar hadiri Deklarasi GMNI."

Batin Rena membaca judul berita, "Emang ya, bapak-bapak gak jauh dari berita pemilu." Ujar Rena setelah membaca berita tersebut.

Raka melirik Rena sinis, "Ini tuh penting. Wajib nonton biar tahu pemimpin yang baik. Kaya bapak ini loh." Ujarnya bangga.

Rena hanya menanggapi dengan mimik yang sulit dijelaskan. Ia lalu pergi ke dapur untuk mengambil camilan. Setelahnya, ia menyusul Mora yang nimbrung bersama ibu-ibu komplek didepan rumah.

***

"Gue bete bah, teman-teman pada ngantin gak ngajak-ngajak." Curhat Lea pada Athaya, Rena yang duduk didepannya.

Athaya menautkan alisnya heran, "Sejak kapan lo ngomong ada bah nya?" Athaya, dan diangguk setujui oleh Rena.

"Sejak... abad lalu. Alah bukan urusan kau itu bah.." Lea mengucapkan dengan cengar-cengir. Merasa bangga dan bisa. Nadanya mengikuti animasi Dasi Gantung karakter si Serena.

"Aneh lo." Kesal Athaya.

"Udahlah weh, dia ketularan sama dasi gantung itu." Sahut Rena yang sedari tadi diam.

Athaya dengan cepat menoleh ke arah Rena, "Anjir, lo kenapa ikut-ikutan juga coba?" Tanyanya menaikkan satu alis.

Rena mendelik sinis, "Mana ada, gue ngomong biasa ini." Tegasnya.

"Halah, nadanya aja kayak si Serena." Athaya ngeyel, ia yakin kalau Rena pasti juga ikut-ikutan.

Rena berdecak, "Serena saha? Gak kenal gue."

Athaya menepuk bahu Rena, "Sok gak tau lo."

"Lah emang gue gak tau."

FLAVOR LOVE [DUA DUNIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang