About Him [15]

51 17 59
                                    

Hai!
Mau bilang aja sih kalau alur cerita ini tuh campuran. Oke cuss langsung bacaa hohoho

***

Dia-
Salah satu murid Airlangga High School yang berprestasi. Tanggung jawabnya terhadap sekolah sangat besar.

2 bulan lalu, pemilihan ketua OSIS. Dan Dia yang terpilih. Selain itu, Dia juga menjadi ketua tim basket yang selalu menang turnamen. Tak sampai disitu, Dia juga disukai banyak perempuan di Airlangga. Setiap minggu selalu ada yang mengungkapkan rasa sukanya, tetapi Dia menolak.

Apa sebabnya? Ayo cari tahu.

"Eh, cuy kemarin gue ngerti si Dhifa jalan sama cowok." Tiba-tiba saja Rena berkata dan membuat Athaya yang didepannya kaget.

Dhira, Lea dan Cece yang sebelumnya duduk di kursi guru untuk melihat absen pun segera mendekat. Lea sampai lupa jika dirinya mencari namanya diabsen padahal berbeda kelas.

"Apah ada apahh?" Tanya Dhira dibuat-buat. Ia duduk di sebelah Rena. Sedangkan Cece dan Lea mengambil kursi di meja lain.

"Oke sini-sini merapat kita ada acara penting ini." Rena mengayunkan tangannya ke mereka agar segera mendekat padanya.

"Siap ya denger?" Tanyanya sebelum mulai. Basa basi. Bodohnya, Lea dan Cece pun mengangguk sambil memakan puding.

"So kemarin gue kan ke Alfamart sama kakak gue. Gue beli apa ya? Kalo gak salah beli Ultra milk deh. Ya pokonya itulah. Nah pas balik kan gue keluar dulu, kakak masih didalam ngisi saldo Shopee Pay. Gue kan orangnya aneh kan ya? Jadi gue lambaikan tangan tuh ke CCTV, terus pas gue puter badan, eh gue ngeliat si Dhifa jalan cuy sama bocah kelas sebelah." Jelasnya menatap serius bergantian mereka berempat.

Lea mendekatkan kursinya ke dekat Rena, "Trus trus, gimana?" Tanyanya penasaran.

"Oke, gue liatnya tuh Dhifa keluar dari cafe... Sebelumnya kalian tau gak cafe yang Deket persimpangan itu? Kanannya ada Alfamart itu?"

Mereka kompak mengangguk, "Ngerti-ngerti." Cece berkata mewakili yang lain

"Nah, Dhifa keluar dari situ SMA cowok. Kalo diliat sih...kayak...si...anak kelas 12A3 kalo gak salah." Ujarnya meletakkan telunjuk di dagu.

"Gue tau! Gue tau! Saga!" Cece berkata tetapi membuat semua mata tertuju padanya akibat gebrakan meja.

"Bener? Emang Saga kelas A3?" Tanya Lea ragu.

Cece mengangguk cepat, "Iya, gue tau, gue punya temen kelas sana." Katanya penuh keyakinan.

"Kalo bener, berarti sekelas sama pacar gue dong?" Rena.

"Oke deal, nanti pulsek gue mau tanya sama mas pacar!"

***

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah. Murid-murid berhamburan keluar untuk pulang. Termasuk Rena yang cepat-cepat memakai jaketnya dan melenggang begitu saja keluar kelas. Tak peduli jika dibelakang Athaya meneriakinya memberitahu kalau Sendalnya ketinggalan.

"Harus cepet ah!" Gumamnya tak mendengar teriakkan Athaya.

Sesampainya di parkiran motor. Rena mencari-cari seseorang yang akan pulang bersamanya. Setiap hari. Oke, Rena menemukannya. Dia ada di sudut parkiran. Rena berlari kecil menghampiri orang itu.

"Weh bro! Ayo balik!" Ajaknya tak sabaran.

Laki-laki bertubuh tinggi yang sedang memakai helm itu melihat kebawah, "Sebentar, sabar sedikit." Katanya lalu memundurkan motor maticnya.

Rena mengambil helmnya yang jatuh akibat laki-laki didepannya ini, "Jatoh nih! Jadi busettt!" Pekiknya mengusap helm. Ia lalu memakainya dan naik keatas jok.

"Tumben ngajak cepetan? Ada apa?" Tanya laki-laki itu mengendarai motor keluar parkiran.

"Gak apa-apa. Eh tapi, sekelas kamu itu ada yang dekat sama Dhifa gak?" Tanya Rena.

Laki-laki itu tampak berfikir sebentar, "Oh ada, Saga." Ucapnya.

"What? Saga? Berarti gak salah yang diomongin Cece tadi." Pekiknya membuat motor yang mereka tumpangi sedikit oleng.

"Kenapa?"

"Gak apa-apa."

"Kebiasaan."

"Apa sih kamu, jelek deh kayak kodok kejepit."

6 bulan lalu

***

Sengaja dikit:⁠-⁠P


FLAVOR LOVE [DUA DUNIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang