Ellgar tersayat hatinya saat di katakan sebagai manusia biasa akan tetapi di bersikukuh untuk ikut dengan mereka.
Grece pun menemui para master untuk mengajaknya ikut dalam menyusul Lobelia."Kita tak bisa semuanya semudah itu pergi. Murid-murid lain akan menyadarinya."
"Bagaimana jika aku dan Agaphi saja yang berangkat," ungkap Celeste memberi saran.
"Baiklah..."
Agaphi membawa tongkat apinya sedangkan, Celeste memakai panah Yin. Mereka pun menaiki burung bangau dan bergegas pergi di malam hari tanpa sepengetahuan yang lain.
Lobelia yang kini telah hadir segera membantunya untuk membereskan para prajurit dari Apollodorus yang diciptakan dari sebuah makhluk hijau bisa disebut sebagai monster lumut.
Dan terdapat beberapa bala tentara milik raja tersebut yang bertubuh hewan akan tetapi berbadan manusia."Tang, ting, siiingg...."
"Srat, srat.''
Pedang itu terus menghunus ke arah monster-monster tersebut nampaknya penting yang dibuat oleh si pandai besi berfungsi dengan baik di tangan Lobelia.
Mereka menamai monster buatan itu sebagai Monsa.
"Probabilidad!"
Tunggangan bangau itu telah menghilang dan kini mereka pun ikut membantu Master Te Heya juga Lobelia.
"Siapa yang menyuruhmu kemari?''
"Setidaknya aku ingin membantumu."
"Berbahaya! Kamu tak mengerti dunia sihir. Pergi!"
L
obelia nampak kewalahan melawan para Monsa. Ellgar, dia tidak pernah melihat wanitanya semarah itu akan tetapi, dia tak pernah memasukkannya dalam hati karena dia memahaminya bahwa pasangannya hanya ingin menjaganya.
"Srat. Srat..."
"Jleb."
Satu persatu anak panah dari Celeste mana dan menghabisi seluruh Monsa.
Panah-panah itu telah diberikan mantra-mantra sihir olehnya sebelum melakukan peperangan sehingga mudah sekali untuk menghancurkan para monster tersebut.Panahnya menghasilkan sebuah kekuatan besar melesat hingga dapat melubangi tubuh dari lawannya. Keluar sebuah percikan kristal putih yang tajam dari anak panahnya.
Lobelia mengeluarkan bom dengan asap racun untuk mengelabuhi para Monsa yang hanya bisa melihat dengan indra pendengaran karena mereka tak memiliki mata.
Ajaibnya hal itu berefek akan tetapi, tidak berlangsung lama karena segera naga Ecidna membantu dan melumpuhkan Lobelia bersama teman-temannya.
Teriakan dari Te Heya terdengar keras hingga menggema di tempat tersebut melihat rekan-rekanya yang mengalami luka-luka. Dia berlari kencang dan mulai menepikan Lobelia."Aku masih bisa bertahan, jangan kawatir."
"Kita buat formasi dan satukan kekuatan lalu panah tepat di dadanya dengan panahmu, Celeste."
"Lalu siapa yang akan memanahnya?"
Lobelia memandang penuh harap kepada Ellgar.
"Aku bisa memanah."
"Baik. Semua bergantung pada mu. Jangan lupa untuk memanah Ecidna tepat di kepalanya karena mereka terikat secara pikiran," ujar Te Heya.
"Baik.''
Burung bangau dikeluarkan kembali dan mulai memandu perjalanan Ellgar untuk mengambil posisi terbaiknya.
Agaphi, menggunakan tombaknya dan terus berusaha mengulur waktu sembari menunggu yang lain bersiap dengan persiapan dan formasi masing-masing.
Tembak itu juga mengeluarkan api yang juga bisa melawan kekuatan darah dari juga blood stroom milik Apollodurus.
Hujan abu dingin tiba mengguyur negara bagian X karena, api yang bercampur dengan kekuatan es milik pedang kabut Es Te Heya, menyelimuti seluruh kota itu.
[£€¥€¢€••π÷€¢€¥§§€¢∆]
Sebuah cahaya pentagram raksasa muncul dan mengunci pergerakan dari Raja Thebes juga naga Ecidna.
"Sekarang!"
Ellgar yang berdiri di atas burung bangau itu nampak gagah berani melesatkan anak panah di kedua ikatan mereka. Dadanya berlubang, Apollodorus dan Ecidna musnah berkeping-keping.
Mereka mati di tempat meninggalkan tanah yang terbakar dan dipenuhi oleh darah juga es yang membekukan wilayah negara bagian.
"Apa kita berhasil?"
Te Heya, memastikan kembali apakah tubuh raja tersebut telah tiada.
"Krek, krek krek."
Jari tangannya masih bergerak dan ingin sekali menyentuh pedang peninggalan Ze Ttera itu.
"Srat..."
Darah keluar menetes, sebagian mengudara. Dia pun dipastikan telah gugur di tempat oleh Te Heya.
KAMU SEDANG MEMBACA
|END| Posterior Cases Of Love And Sacrifice|Academia√
Fiksi RemajaDjaduk Writing Projects © Karya mentah! No, edit! 🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒 Kesimpulan dalam sebuah cerita yang mengenalkan tentang kisah cinta bersemi di sebuah gunung suci terakhir hadiah dari para dewa untuk di jadikan sebagai akademi. Orang...