Saat ini aku sedang membuat api yang akan kugunakan untuk memasak. Setelah kuisi dengan air, aku menunggu dan setelah itu kumasukan mie instan serta telur. Berkemah sambil menikmati sedapnya mie instan sungguh luar biasa rasanya. Aku makan sambil menikmati cantiknya bintang dan bulan. Inilah yang aku sukai saat berkemah, membuat hati serta pikiran menjadi tenang.
Pagi ini aku berencana menyusuri area perkemahan sebelum aku pulang. Aku telah melangkah menuju air terjun yang cantik itu. Saat aku sudah sampai , aku kembali melihat tupai itu, berada di tempat yang sama seperti kemarin. Tupai itu seolah menunggu ku.
Aku tertarik dengan tupai itu, aku mulai menyeberangi air terjun. Tupai itu begitu tenang saat aku mendekatinya. Bahkan ia tidak
beranjak pergi saat aku mulai menyentuhnya. Aku mengelus bulu tipis tupai itu, matanya terfokus padaku. Tiba-tiba saja ia melompat dan
pergi menuju ke dalam hutan. Aku diam menatapnya, tupai itu menolehkan kepalanya ke arahku seolah-olah menyuruhku mengikutinya.Aku mulai mengikuti tupai itu. Tupai itu berlompat semakin cepat , aku semakin kencang mengejarnya. Tak terasa , aku sudah kehilangan jejak tupai itu dan aku mulai panik menyadari aku tidak ingat jalan untuk keluar dari hutan ini. Aku meruntuki kebodohanku yang mengikuti tupai itu pergi, tapi sekarang lebih penting mencari jalan untuk keluar dari hutan ini. Aku benar-benar buta arah disini, aku berjalan tenang. Sudah satu jam aku berjalan , aku mulai merasa lelah ,
hari sudah semakin siang , seharunya aku sudah pulang.Aku melihat sebuah pohon besar , aku duduk di bawahnya. Saat aku sedang istirahat, aku melihat kembali tupi yang ku kejar tadi. Tupai itu kembali menjauh tapi tidak secepat tadi. Aku yang kembali penasaran, mulai mengikuti tupai itu. Kali ini aku tak kehilangan jejaknya. Cukup lama aku mengikuti tupai itu, aku dibuat terkejut saat melihat hamparan rumput yang begitu luas. Sangat cantik , hembusan
udaranya juga begitu menenagkan. Tupai itu terus menggiringku melewati hamparan rumput yang begitu luas. Saat aku berhenti karena kelelahan tupai itu ikut berhenti. Aku memandangnya heran , mengapa
dia seperti menungguku? Sangat aneh.Aku mengikuti tupai itu sampai ke sebuah pohon yang begitu besar. Tupi itu menghilang di balik pohon. Saat aku berjalan menuju balik pohon, aku terkejut saat melihat sebuah pintu yang terbuka. Aku mengintip ke dalam, tidak terlihat apapun , benar-benar gelap. Aku mencoba melemparkan batu ke dalam pintu itu, anehnya batu itu
menghilang begitu saja. Aku yang memiliki rasa keingintahuan yang
tinggi mencoba masuk. Saat tubuhku masuk ke dalam pintu , tiba-tiba saja aku merasakan pusing yang begitu hebat saat aku ingin kembali keluar, pintu itu sudah tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILIS
Short Story"Semenjak mama papa meninggal, hidupku mulai kacau. Terlebih dengan peninggalan hutang hutang perusahan papa yang kini menjadi tanggung jawabku. Aku terus dikejar dan didesak untuk membayar hutang hutang yang sangat banyak itu, bayangkan 1.5M harus...