Ketika Ailis membuka mata, ia merasa pusing. Ia juga mendengar suara banyak orang mengerumuninya. “ Mbak, mbak.. Mbak nya sudah sadar! Mbaknya sudah sadar!” Ailis bisa merasakan tubuhnya diguncang pelan.
“Kenapa ? Ada apa ini?” tanya Ailis memposisikan dirinya duduk sambil dibantu beberapa orang. Ailis sungguh binggung , dimana Sean? Kenapa ia ada di pinggir Air terjun lagi?“ Itu mbak, mbak tenggelam di air terjun , untung ada yang lihat mbaknya tadi.” Ujar seorang wanita menjelaskan sambil membawa segelas teh hangat untuknya. Jadi selama ia berada di dunia itu hanyalah sebuah mimpi? Tapi mengapa begitu lama? Itu terasa
bukan seperti mimpi. Kini Ailis sudah membersihkan tubuhnya, dan diberikan makan siang oleh orang-orang yang menolongnya. Setelah semua bawaannya dirapikan oleh orang-orang baik itu, Ailis pulang. Ia dibantu dan ditemani saat menuruni area perkemahan ini. Setelah sampai di jalan raya , Ailis dipesankan taksi untuk pulang. Ailis mengucap banyak terima kasih pada mereka semua yang telah menolongnya.Sampainya di tempat tinggalnya , Ailis langsung saja tidur. Ia sungguh lelah dan masih binggung. Paginya , Ailis tetap berangkat ke tempat kerjanya. Ia disambut baik ibu pemilik toko. Pekerjaannya berjalan lancar . Sebelum ia pulang, ibu pemilik toko memberikannya sebungkus nasi. Ailis mengucap terima kasih.
Saat berjalan pulang, Ailis dikagetkan dengan suara klakson mobil dari belakangnya , membuat makanan yang ia bawa jatuh. Ketika mengambil makananya yang jatuh, pemilik mobil itu turun dan membantunya. “ Maafkan saya , biar saya belikan makanan baru.”
Ailis terkejut lalu mengangkat kepalanya , dahinya mengkerut. “Sean ?”END-
KAMU SEDANG MEMBACA
AILIS
Short Story"Semenjak mama papa meninggal, hidupku mulai kacau. Terlebih dengan peninggalan hutang hutang perusahan papa yang kini menjadi tanggung jawabku. Aku terus dikejar dan didesak untuk membayar hutang hutang yang sangat banyak itu, bayangkan 1.5M harus...