6

5 1 0
                                    

Inna mengajaknya ke kamarnya. Ailis menatap kagum kamar asrama milik Inna. Saat masuk ia bisa melihat disebelah kirinya ada sebuah dapur dengan didepannya terdapat meja makan dengan tiga kursi, serta kamar mandi yang berada di sebelah kanan dapur. Lalu tepat didepannya terdapat pintu yang ia yakini kamar tidur. Bahkan kamar milik Inna lebih luas dari kamar yang ia sewa , ah Ailis jadi
penasaran bagaimana keadaan kamarnya.

Setelah lima menit membuat sup , Inna dan Ailis makan dengan tenang. Sup buatan Inna sangatlah lezat. Ailis memuji keterampilan memasak Inna. Setelah itu , Ailis membantu mencucikan piring-piring yang digunakan tadi. Setelah merapikan piring ke tempatnya, Ailis bertanya pelan, "Ehmm, Inna, Apakah ada lowongan pekerjaan di sini? Aku tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal."

Inna yang mendengar itu mendelik pelan. "Besok aku akan bertanya pada bibi kepala disini, sepertinya ada lowongan. Malam ini kamu tidur bersama ku saja Ailis , kasurku luas. Cukup untuk kita berdua."
Malam ini pun Ailis tidur bersama teman barunya. Meski baru berkenalan mereka tampak seperti sudara saja.

Sinar matahari memaksa masuk ke sebuah kamar membuat dua gadis terbangun dari mimpi indah mereka. Mereka beranjak dari tempat tidur kemudian membersihkan diri dan sarapan pagi dengan tenang.
"Aku berangkat kerja dulu ya , nanti aku tanyakan pada bibi kepala. Kamu disini dulu, nanti siang aku akan datang dan mengabarimu," ucap Inna lembut kepada gadis yang lebih muda dua tahun darinya itu. "Iya, terima kasih banyak Inna, selamat bekerja."

Setelah ditinggal pemilik kamar, Ailis mulai membersihkan kamar milik Inna itu. Ia memulai dengan menyapu seluruh ruangan, mengepelnya dan membersihkan jedela kamar Inna. Cukup lama ia bersih-bersih , ia mendengar suara pintu diketuk. Inna masuk dengan wajah ceria. Inna berkata sambil memegang tangan Ailis bahagia, katanya ada lowongan pekerjaan di bagian kebersihan istana. Ailis yang mendegar itu sangat bahagia ,mereka meloncat-loncat sambil saling berpegangan tangan.

Inna memberitahu Ailis , mulai besok Ailis akan memiliki kamar sendiri. Kamarnya nanti barada di dalam istana. Ailis yang mendegar itu terkejut. Ia sedih karena akan meninggalkan Inna. Setelah itu , Inna kembali pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Keesokan harinya , Ailis sudah siap untuk pergi manjadi pelayan istana. Ailis berpamitan pada Inna, tak lupa mengucap terima kasih kepada temannya itu. Mereka saling berpelukan. "Jangan lupa kunjungi aku, aku akan merindukanmu," kata Inna
sedih.
"Iya iya, aku tidak akan melupakan kebaikan mu Inna , jangan sedih begitu dong , nanti cantiknya hilang loh," ujar Ailis menggoda.

Ailis berangkat menuju istana diantar dengan kereta kuda yang biasa saja. Sepertinya kemewahan kereta kuda menunjukkan status sosial. Ailis mulai paham dengan semua yang ada di dunia ini.

Sesampainya di istana , Ailis diantar lalu diberitahu apa saja yang harus dia lakukan. Ya, seperti pelayan pada umumnya. Ailis sudah terbiasa melakukannya. Setelah itu , Ailis diantarkan ke kamar yang akan menjadi miliknya. Kamarnya hanyalah sebuah kamar tidur dengan kamar mandi didalamnya. Ternyata dapur serta meja makan disatukan dengan dapur istana. Ia yang melihat isi dapur istana sangat terkagum dengan besar dan mewahnya dapur yang sedang ia lihat ini.

AILISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang