Beberapa hari setelah kejadian itu, Ailis merasa tuannya mendekatinya. Bagaimana tidak, saat ia sedang melakukan sesuatu selalu saja ia bertemu dengan Sean. Anehnya lagi, Sean selalu menyapanya dengan senyuman. Seperti saat ini, di tempat jemur baju. Bagaimana bisa Sean ada di sini? Tuannya itu pastilah tidak memiliki keperluan disini.
Sean merasa Ailis begitu menarik perhatianya. Ia merasa sesuatu yang aneh ketika dekat dengan Ailis. Saat melihat Ailis matanya langsung terfokus pada gadis itu, gadis yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Ailis Kimara, berumur 18 tahun dengan tinggi 165 cm. Ya , Sean mencari tau segalanya mengenai gadis itu.
Semakin hari , kedekatan Sean dengan Ailis semakin terlihat. Banyak para pelayan yang bergosip ria tentangnya. Ailis mengabaikan itu semua karena ia merasa tidak melakukan sesuatu yang salah.
“ Lihatlah dia , dia baru bekerja dua bulan saja sudah banyak tingkah, berani-beraninya dia mendekati Raja Sean.”
“ Benar, dasar pelayan tak tau malu!” ucap ketiga pelayan itu menghina Ailis.
Ailis yang mendengar itu diam saja, melanjutkan kegiatanya menyapu taman depan istana. Ia sungguh tidak peduli , ia hanya ingin bekerja dengan tenang.Para pelayan pengosip tadi pergi ketika melihat Raja Sean melangkah ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Ailis.
“ Sedang menyapu , hmm?” tanya Sean tepat di depan Ailis.
Ailis sedikit terkejut, pantas saja dia tak mendengar omong kosong dari
para pelayan itu lagi.
“ Iya , tuan.”
“ Sudah kubilang panggil aku Sean saja.”Ailis hanya mengangguk pelan. Ketika ia dan Sean berincang- bincang, tiba-tiba ada seorang pria yang menyapa Ailis. Pria itu ternyata Christ, seorang saudagar muda yang dikenalnya sehari yang lalu. Ia dan Christ bertemu ketika Ailis pergi ke pasar. Ailis menemukan kucing kesayangan milik Christ . Disitulah Ailis dan Christ berkenalan.
“ Hai , Ailis! Eh, selamat siang , tuan.”
Sean menatap Christ tak suka. Terlebih saat melihat kedekatan pria itu dengan Ailis. Sean cemburu! Ya, Sean menyukai Ailis.“ Ehem!” suara Sean menghentikan obrolan Ailis dan Christ. Ailis menatap Sean aneh, sebaliknya Christ sebagai sesama lelaki paham arti tatapan yang sang raja berikan padanya. Christ pun pamit undur diri. Sebelum pergi ia membisikan sesuatu pada Ailis. “ Kayaknya tuan suka sama kamu deh,” Ailis yangn mendegar itu memukul lengan Christ. Tidak mungkin tuannya yang tampan itu menyukainya .Christ
terkekeh kemudian pergimeninggalkan mereka.Sean yang melihat pukulan itu semakin tak suka. Setelah pria itu pergi, Sean bertanya siapa pria itu. Ailis pun menjelaskan sebagaimana adanya. Sean menganguk mengerti. “Jangan terlalu dekat dengan dia,” ujar Sean tiba-tiba lalu pergi meninggalkan Ailis yang kebinggungan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILIS
Short Story"Semenjak mama papa meninggal, hidupku mulai kacau. Terlebih dengan peninggalan hutang hutang perusahan papa yang kini menjadi tanggung jawabku. Aku terus dikejar dan didesak untuk membayar hutang hutang yang sangat banyak itu, bayangkan 1.5M harus...