04|nasi goreng

299 213 92
                                    

Jogjakarta, 7 Maret 2013_

Pagi buta sekali Renata terbangun, dia semalaman tidur di luar tanpa selimut dan hanya di selimuti baju SMA-nya. Baju yang tadinya basah kini sudah kering karena hembusan angin.

Renata melihat sekitar, pintu rumahnya terbuka menandakan orangtuanya sudah berangkat bekerja dan ia sudah di perbolehkan masuk.

Perlahan Renata bangun dari tempatnya dan langusng masuk ke rumah, ia sebenarnya ingin bolos sekolah tapi setelah dipikir-pikir dia sudah sering bolos. lebih baik dia mandi dan segera berangkat.

Renata kini sudah rapih dengan baju batik khusus sekolahnya, rambutnya yang tadi kusut kini sudah cantik seperti sebelumnya. Dan dia siap untuk berangkat ke sekolah menemui teman-temannya.

Renata kesekolah menaiki angkutan umum yang kadang lewat di sekitar depan rumahnya. Jikalau jalan kaki juga tidak memungkinkan akan datang ke sekolah dengan tepat waktu.

"Makasih ya pak" ujar Renata sambil memberikan uang pada bapak-bapak pemilik angkot tersebut.
"Iya neng"

✈️✈️


Renata berjalan dengan santai di koridor sekolah, banyak siswa yang menyapanya karena Renata terkenal akrab dan asik pada semua siswa.

"Selamat pagi Renata!" sapa teman kelas sebelahnya dengan semangat
"Pagi juga"

"Pagi kak Renata, permisi ya" bukan hanya teman seangkatannya saja yang akrab dengan Renata, adek kelasnya tak kalah akrab juga dengan Renata
"Iya silahkan"

Setelah sampai ke kelas, tibalah seorang mahluk yang biasa menunggu Renata di depan pintu masuk kelas.

Arya selalu datang pertama ke kelas, berbeda dengan anak laki-laki yang setalah datang langsung ke kantin, Arya justru menunggu Renata di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ran gapapakan?!" Ujar panik Arya saat Renata sudah tiba di hadapannya
"Ishh apaan sih, iya aku gapapa"

Renata pergi meninggalkan Arya yang masih setia dengan posisinya sambil bersandaran santai di pintu.

"Beneran kan? Gak ada yang di pukul?" Tanyanya lagi membuat Renata geram sedikit muak.

"Iyaaa Raden Arya baskaraaa!!!" Jawab Renata lagi namun sambil meremas dan menarik pipi Arya.

"A-aaa, sakitt renn!!"

"Huuhhh makannya jangan tanya terusss"

Tiba-tiba Renata bersin, Arya yang melihat itu sontak kaget karena tiba-tiba saja Renata bersin, tak biasanya ia bersin karena hal sepele di sekitar sini bahkan tak ada debu sama sekali.

"Kenapa? Kamu sakit?" Tanya Arya sambil memegangi pundak Renata. Sejujurnya Arya khawatir takut kalau Renata semalaman tidur di luar dan kehujanan, tapi Arya langusng membuang pikiran negatif itu karena orang tua mana yang tega menyuruh anaknya untuk tidur di luar saat hujan melanda.

"Gapapa"
"Serius ren? Kamu kelihatan pucat, kamu gak tidur di luar kan semalam gara-gara masalah nilai?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Arya itu sangat benar. Namun, Renata tidak bisa mengaku karena itu masalah pribadi, Arya tidak ada hubungannya dengan urusan Renata.

Jogjakarta Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang