14|waktu kita

90 44 47
                                    

"Jogja itu romantis, dan ada salah satu penghuninya yang manis"
-Raden Arya

✈️✈️

Jogjakarta, 6 Maret 2013.

Malam hari dikamar, Renata merasa gelisah. Banyak pikiran yang melanda, mulai dari masalah yang lalu dan masalah baru yang datang.

Ia duduk di ranjang kamar dengan pikiran yang kemana-mana dan tak tertuju pada buku yang sedang ia baca.

"Aku kangen ibu..." Lirihnya.

Tiba-tiba ada suara bising dari balik kaca jendela Renata. Kamar Renata di dekat semak-semak, awalnya ia pikir kalau hanya kucing yang sedang bermain disana tapi lama-lama semakin berisik. Renata yang merasa terganggu pun mengecek apa yang ada di semak-semak kamarnya.

Saat Renata melihat kearah semak-semak ia tersenyum, sekarang dia melihat seorang pria yang ia sangat rindukan walau sering bertemu.

"Maaf aku gak ngabarin kalau malam-malam gini aku kerumah kamu" ucap pria itu sambil mendekat lagi ke Renata.

"Gapapa, gak masalah kok"

"Kamu lagi apa?" Ucap pria itu sedikit kaku, seakan tak biasa dengan apa yang sedang ia lakukan. Padahal sebelumnya dia sangat semangat ketika bertemu gadis di depannya ini.

"Belajar, kamu gak belajar?"

"Aku belajar kok, belajar cara memperbaiki masalah ini"

Dan Renata terdiam, ia teringat lagi masalah itu. Sangat ingin ia melupakan semuanya, tapi pasti ada saja yang mengingatkan.

"Arya, makasih udah berusaha"

Arya tersenyum, lalu kembali menatap Renata. Wanitanya selalu terlihat cantik bagai bidadari

"Aku kangen kamu, kangen kita"

Renata terdiam, ia juga tak kalah rindunya dengan laki-laki didepannya ini. Rasanya sulit untuk dikatakan bagaimana rasa rindunya, rindu yang entah kenapa bisa datang padahal mereka sering bertemu.

"Sama, aku juga kangen kita. Aku pingin kita balik kaya dulu ar, tapi untuk sekarang gak bisa"

"Aku gak nemu jalan keluar, tapi kalau terus-terusan kaya gini kamu bakal sakit. Ya kan?"

"Kita sama-sama sakit, gak aku doang. Aku yakin kamu juga sakit"

"Aku mau ngajak kamu jalan-jalan malam ini, tapi pasti ditolak"

Renata hanya diam tak mau menjawab, ia bingung. Dia sangat mau menerima tawaran Arya, tapi dia harus tau apa konsekuensi yang akan datang.

"Kita makan nasi goreng di warung mas Joko aja, mau?"

Arya langsung senang mendengar ucapan Renata, ini yang ia nantikan berduaan bersama Renata walau cuma sederhana tapi ini yang Arya mau.

"Mau ren, ayo ke warung mas joko" Arya dengan semangatnya langsung kegirangan dan tak sabar.

"Aku ganti baju dulu"

"Ehh bapak kamu gak marah?"

"Bapak lagi kondangan"

Akhirnya Arya beralih menunggu di teras rumah Renata, karena kalau Arya menunggu didepan jendela kamar seorang gadis itu tidak sopan.

Beberapa menit Arya menunggu akhirnya Renata keluar dengan bajunya yang rapih.

"Rapih banget, kaya mau ngapain aja" ejek Arya

Renata yang sedang mengunci pintu rumah hanya tersenyum, kemudian ia membalas ejekan Arya.

Jogjakarta Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang