Malam harinya semua murid SMA cakrawala sudah berada dalam hotel yang tak jauh dari taman tugu Monas Jakarta. Guru mereka memesankan hotel agar semua murid bisa beristirahat dan ketika pulang masih dengan keadaan sehat.
Karena biaya yang sedikit minim dalam satu kamar di tempati siswi satu kelas, kebanyakan hanya 12 siswi yang berada dalam satu kamar.
Kalau yang untuk para siswa pun sama, satu kamar terdapat 1 kelas siswa laki-laki yang banyaknya sekitar 13 siswa.
"Ar, Lo mau kemana?" Tanya Alvin yang sedang membereskan baju-bajunya untuk persiapan pulang besok. Ia tiba-tiba melihat Arya pergi dan melihat keluar jendela.
"Monas nya terang banget, kalau liat kesana kaya orang-orang itu boleh gak sih?" Ujar Arya bergumam sendiri sambil menatap terangnya Monas di malam hari.
Dia ingin mengajak Renata keluar dan melihat Monas di malam hari, karena Monas terlihat jauh lebih indah saat malam di banding pagi atau siang.
"Bisa mungkin, yakali kan gak bisa. Ini juga masih jam 7" ujar Arya sambil memandang jam tangan yang ia kenakan.
"Kalo boleh keluar Lo mau ikut kaga? Siapa tau gitu ada mamang-mamang jualan disana. Masih laper gua"
"Boleh deh, gua juga masih laper"
Arya langsung keluar kamar untuk menemui gurunya, meminta ijin untuk keluar dari hotel dan pergi ke taman Monas yang tak jauh dari sana.
"Wahh ide bagus tu, boleh deh kita bareng-bareng ke Monas malam-malam gini" ujar bapak guru saat Arya meminta ijin padanya.
"Baik pak, saya ngasih tau teman-teman yang lain" Arya pergi meninggalkan guru itu dan kembali masuk ke kamar hotel yang tadi ia tempati.
"Boleh ni, yok lah gass!!"
✈️✈️
Tak semau murid mau diajak keluar hotel, hanya beberapa saja yang mau kerena ingin menikmati suasana Monas di malam hari untuk pertama kali. Seperti Renata contohnya
"Beli nasi goreng yu" ajak Arya pada Renata yang sedang ia gendeng.
"Emang kamu gak kenyang habis makan bareng-bareng tadi?"
"Belum, kalo liat nasi goreng aku selalu laper" ujar Arya sambil memperlihatkan senyum terpaksa yang ia buat-buat.
"Ohh yaudah kalau kamu laper beli aja, aku temenin kamu makan"
Arya berdecak, jika dia makan Renata juga harus makan. Ia merasa tak enak hati ketika dirinya makan namun orang yang bersamanya tidak makan.
"Kenapa? Ayolahh masa aku makan sendiri" tanya Arya.
"Aku gak bawa uang, uang ku ketinggalan" bohong Renata. Dia tak membawa uang bukan karena tertinggal di hotel, dia tak punya uang untuk saku ke jakarta.
"Ohh gampang itu mah" Arya lalu menghampiri tukang nasi goreng itu dan meminta di buatkan 2 porsi nasi goreng.
"Nasi dua ya bang"
"Aryaa" Renata menghampiri Arya, dia tak mau merepotkan Arya karena ia tak membawa uang.
"Hm? Kenapa? Kamu suka pedes apa enggak? Atau sedangan aja?"
"Aku gak bawa uang Arya, gak mungkin kan aku ngutang nasi goreng"
Arya terkekeh pelan, dia tak menyangka kalau Renata akan panik padahal beli nasi goreng itu menggunakan uangnya bukan uang Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jogjakarta Dan Kamu
JugendliteraturKisah yang berawal dengan sangat manis namun berakhir dengan tragis. Sebuah kecelakaan pesawat pada tahun 2018 yang menewaskan 189 korban, dan salah satu korbannya adalah Raden arya. "Renata harus terus hidup, jangan takut sendiri karena Arya ada d...