16|tak selamanya kekasih adalah prioritas

65 28 7
                                    

_Jogjakrta, 2 juni 2015


Tahun berganti sangat cepat. Masa SMA yang asik itu kini harus usai
2 tahun berlalu, masa sekolah telah usai.

Impian Renata setelah lulus SMA tentu ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, namun apa daya. Dia hanya seorang gadis yang terlahir sederhana. Jika dibilang uang bapak nya cukup untuk hidup, sudah pasti dia menjawab sangat cukup. Namun untuk melanjutkan sekolahnya itu seperti tidak mungkin, karena biaya yang sangat amat besar.

Renata tidak ingin membebani ayahnya, dia memutuskan untuk bekerja di sebuah gerai rumah makan di Jogja. Dengan gaji yang lumayan dia bisa membantu ayahnya.

Karena Renata adalah anak yang sangat telaten dan hati-hati, pekerjaannya tak terlalu berat baginya karena sudah terbiasa.

✈️✈️

Renata sekarang sedang berada di cafe yang dekat dengan perumahannya sedang menunggu kedatangan seseorang. Yang tak lain dan bukan adalah arya.

Mereka berdua semenjak lulus sangat jarang bertemu, bahkan hampir tidak pernah. Karena Arya sekarang sangat sibuk persiapan untuk kuliah. Renata memaklumi itu, karena Arya akan mengejar cita-citanya

Sejujurnya Renata sedikit iri, karena Arya akan kuliah dan bisa meraih impiannya. Renata juga sangat mau kuliah, tapi dia harus mengubur dalam-dalam impiannya dan menjalani hidup biasa seperti sebelumnya.

"Haii cantikk...." Goda Arya saat sudah sampai dan menemui Renata.

Renata hanya tersenyum dan menyuruh Arya duduk di hadapannya. Walau sudah jarang bertemu Arya masih sama seperti anak SMA, bahkan gombalannya bisa lebih parah

"Gimana persiapan kuliahnya?" Tanya Renata pada Arya. Arya sontak sangat semangat untuk menceritakannya.

"Cape banget, tapi gapapa emang nyatanya kuliah itu cape kan" Renata tertawa dengan ujaran Arya. Walau dalam hatinya dia sedikit iri pada kekasihnya ini.

"Tapi is okay, aku bakal menikmatinya. Itung-itung biar gak plonga-plongo aja di rumah kan"

"Hmm iyaa.
Oh iya, kamu rencananya mau kuliah di Jogja kan?"

Arya terdiam dengan ucapan Renata. Dia bingung untuk menjawab, takut kalau Renata akan sedih jika tau faktanya kalau Arya tak kuliah di Jogja. Melainkan di bandung, kota asalnya.

"Ar? Kok diam?"

Arya pura-pura mengigau dan mengalihkan topik pembicaraan. "Emm aku mau pesan makanan ku dulu, tunggu bentar ya nanti aku balik lagi"

Renata mengangguk. Arya kemudian bangun dari duduknya dan pergi ke meja kasir untuk memesan.

Ketika Arya kembali duduk, Renata langusng bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama.

"Jadinya kuliah dimana?"

Arya mengembuskan nafasnya kasar. Kemudian ia pelan-pelan menjawab.

"Aku keterima di ITB. Bukan UGM"

"O-ohh, bandung ya" Renata terdiam, senyumannya tiba-tiba sirna kala ia mendengar ucapan Arya.

"Ren" Arya memegang tangan Renata dan mengelus jari-jari kekasihnya. Ia memastikan kalau Renata tak sedih jikalau ia meninggalkannya sendiri di Jogja.

"Kamu gapapa kan? Kalau kamu mau aku disini aku bisa kok ngebujuk ayah ku buat cabut pendaftaran ke ITB"

Renata langsung menyela pembicaraan dikala Arya berucap seperti itu. "Apa-apaan si kamu, gapapa tau. Itu kan hak kamu toh, masa harus cabut pendaftaran"

Jogjakarta Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang