09|perjalanan

241 132 109
                                    

Beberapa hari setelah Renata mendapatkan uang dari kakaknya, di sekolah mengadakan sosialisasi tentang Study tour yang seminggu lagi akan dilaksanakan.

Semua kelas 11 berkumpul di aula mendengarkan instruktur yang sedang menjelaskan apa saja yang boleh di bawa saat perjalanan study Tour dilakukan.

"Untuk Minggu depan, bapak minta semuanya dengan keadaan sehat ya. Dan semoga tidak ada halangan ketika kita kesana" ujar bapak instruktur dengan lembut.

"Pak mau tanya" salah satu anak mengangkat tangannya dan mulai berkata. "Kalau mau eek gimana?"

"Kalau mau buang air besar atau kecil tinggal bilang aja, nanti kami bakal cari pom bensin atau supermarket terdekat untuk yang mau buang air besar"

"Di bis nya gak ada WC?"

"Eh anaknya Bambang, gila Lo ya kalo di bis ada wc bau tai ntar kemana-mana lah"

"Enggak heran sih, anaknya Bambang soalnya"

Tiga orang yang berada di pojok sibuk sendiri dengan dunianya, dan pertanyaan tentang bus yang ada WC itu juga terdengar oleh bapak instruktur.

"Haha, maaf ya.. di bis kami belum tersedia WC"

"Pak, nanti duduknya cewek cowok boleh gak" tanya Arya tiba-tiba, bapak instruktur sebenarnya malas untuk menjawab pertanyaan konyol ini.

Saat bapak instruktur akan menjawab tiba-tiba ada seorang guru wanita paruh baya yang berkata.

"Enggak boleh ya Arya, nanti kalau duduknya cowok cewek malah pacaran!"

Arya pun langsung mendapat sorakan dari teman-temannya, bukannya malu Arya malah tertawa karena disoraki.

"Sorry ya Bu, soalnya Alvin mau pacaran sama Jubaidah"

"HEHH NGAWUR!!"

"Nanti kita ke Dufan jangan sampe buang sampah sembarangan ya!" Ujar salah satu guru laki-laki yang berada di paling pojok aula.

Setalah selesai sosialisasi, semua murid langsung menuju ke kelas masing-masing karena jam pelajaran akan dimulai.

Renata sejak pagi hanya tersenyum-senyum sendiri membayangkan ketika dia berada di jakarta nanti, dia juga tak sabar untuk menaiki rollercoaster yang ada di Dufan.

✈️✈️

Saat sudah hari-H Renata sudah siap dengan barang-barang yang ia siapkan sejak tadi siang. Renata sudah meminta restu pada ayahnya dan diperbolehkan, asalkan dia menjaga diri baik-baik dan tidak keluyuran sendiri.

Malam hari saat akan menaiki bis, Renata dan Listya sudah memutuskan untuk duduk bersama dari berangkat sampai pulang, karena hanya Listya yang bisa menjaga Renata setalah kakaknya.

"Ren" Arya tiba-tiba datang dan memegang tangan Renata saat akan naik ke bus pariwisata itu.

Keduanya saling bertatapan lama, entah kenapa Arya tak melontarkan kata apapun saat dia memegang tangan Renata.

"WOYY CEPETAN NAIK, GAK LIAT APA KITA MAU NAIK KE BIS JUGA" tegur salah satu murid.

Mendengar teguran itu, Renata langsung melepaskan genggaman tangan Arya.

"nanti aja ar, bangku kita gak jauh-jauh amat" setelah itu Renata naik dan di susul oleh Arya di belakangnya.

Bangku Renata dan bangku Arya tak terlalu jauh tempatnya, hanya terhalang satu bangku saja.

Jogjakarta Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang