02|Rela menjadi sandaran mu

340 227 119
                                    

Jogjakarta 6 Januari 2013_

Kemarin sore tepatnya saat Arya mengantar Renata pulang, Arya menawarkan untuk berangkat bersama ke sekolah dengan alasan Arya ingin tau lebih tentang jogjakarta.

Arya sedang di perjalanan menghampiri rumah renata, sebentar lagi dia akan sampai. Arya memang anak yang mudah hafal dengan tempat² baru, apalagi tempat baru itu tempat calon pujaan hatinya nanti pasti dia harus hafal.

Kini Arya sudah sampai di depan rumah Renata, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil terlihat nyaman karena ada pohon mangga besar di teras rumahnya.

Saat Arya akan memanggil Renata, suara bising dari dalam membuat Arya takut kalau mau memanggil renata

"ANAK TIDAK TAU UNTUNG, KAU MAU JADI JALANG!!!"
"AYAH TIDAK PERNAH MENGAJARIMU UNTUK KELUAR BERSAMA LAKI-LAKI SIALAN!!"

Suara yang cukup keras hingga terdengar sampai luar. Arya cukup khawatir karna suara itu, pikir Arya siapa yang mereka sebut jalang. Dia merasa kalau rumah itu milik Renata tapi kenapa banyak teriakan yang lancang dan kata yang tak pantas untuk dilontarkan kepada anak mereka sendiri.

Arya sebenernya ingin pergi meninggalkan rumah Renata, namun jika dia pergi bagaimana dengan Renata, Arya seakan di hantui rasa bingung

"Nak, kamu sedang apa?" Tanya wanita paruh baya pada Arya. Arya tersenyum pada wanita itu dan menjawab pertanyaan wanita tadi

"Anu Bu, saya mau berangkat bareng teman saya. Emm ini benar rumahnya ayu Renata kan?" Tanya Arya memastikan, takutnya dia salah rumah.

"Iya benar. nok ayu sepertinya sedang dimarahi" ujar wanita itu, jujur wanita paruh baya itu juga kadang khawatir dengan Renata yang selalu di teriaki dan kadang di pukul oleh orangtuanya, orangtuanya seperti tak punya hati nurani.

"Kenapa renata di bilang gitu?" Tanya Arya khawatir. "Saya tidak tau, tapi tadi malam saya juga mendengar dia di bentak dan dimarahi orangtuanya juga. Mungkin gara-gara dia pulang dengan laki-laki waktu sore kemarin" ujar wanita itu pada Arya.

Mendengar itu Arya menjadi bingung, haruskah dia berangkat sendiri tanpa Renata, namun disisi lain dia ingin mendobrak pintu rumah Renata dan menghentikan pertengkaran antara Renata dan orangtuanya. Namun apa boleh buat, Arya hanya seorang siswa SMA yang baru Renata kenal sehari.

"Mending kamu berangkat duluan aja ndong, soalnya pertengkaran mereka gak akan selesai cepat-" belum selesai wanita itu menjelaskan tiba-tiba Renata keluar dari rumahnya dengan mata merah membengkak dan luka di dahinya.

"Ren" Arya sontak turun dari motornya dan menghampiri Renata, namun Renata malah berjalan pergi meninggalkan rumah tanpa melirik ke arah Arya.

"Ayuu!! CK" Arya berdecak dan kembali mengendarai motornya untuk mengejar Renata.

"Ren, ayo naik" ajak Arya namun tak mendapat jawaban dari Renata, dia masih fokus pada jalanan yang dia pijaki.

"Mending kamu pergi Ar, nanti kamu telat sekolah" akhirnya Renata mengeluarkan suara, namun terdengar serak tak seperti kemarin waktu Arya berbincang dengannya.

"Aku mau berangkat sekolah sama kamu, kalau kamu gak berangkat aku juga gak mau berangkat" ujar Arya masih diatas montor namun ia sangat pelan mengendarainya

Renata menghentikan langkahnya lalu terdiam menatap jalanan aspal yang ia pijaki
"Alasan macam apa itu" ujar Renata masih menatap ke bawah

"Itu alasan yang bagus agar kamu masih di zona aman!" Jawab Arya sambil menatap Renata seperti kesal dengan ucapan Renata tadi.

Setelah puas menatap kebawah, Renata beranjak memandang langit-langit yang mungkin sebentar lagi akan turun hujan.

"Ren, kamu mau kemana?"

Jogjakarta Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang