09

714 90 4
                                    

Keesokan harinya, pagi pagi sekali becca dibangunkan oleh suara ketukan pintu yang entah siapa yang datang.

"Aduh pagi pagi gini siapa sih yang datang" dengan terpaksa becca bangun untuk memeriksa.

"Permisi, atas nama becca? " Tanya orang yang ternyata pengantar makanan.

"Iya mas benar"

"Ini silahkan diterima, pembayaran sudah diselesaikan dan juga ini bunganya".

Bapak pengantar makanan itu langsung pergi setelah mengantarkan makanan pada becca. Setelah bapak itu pergi, freen menelpon becca.

"Hallo sayangku Rebecca, apa makanan dan bunganya sampai dengan selamat?" Tanya freen dibalik sambungan telepon

"Aku kira siapa yang datang pagi pagi sekali"

"Kamu berharap aku yang datang, ya" freen tertawa

"Ih gak gituu, ini ngapain ngasih bunga juga. Emang ada orang ngasih bunga pagi pagi buta gini?'

"Ada, aku "

"Astagaa tapi terimakasih sayang"

"Sama sama, aku tau kamu gak bisa masak jadi aku beliin kamu makanan biar kamu gak telat makan"

"Ngomong ngomong, kamu gak main ke sini?"

"Aku masih sibuk nih, aku pengen banget main ke situ, aku kangen kamu"

"Iya aku juga kangen banget, sayang nanti hari Sabtu aku kesitu ya"

"Okay sayang nanti kita beli baju untuk ke pernikahan nam"

"Ya udah, aku mau mandi dulu ya, makanannya bakalan aku makan, sampai jumpa nanti"

Pukul 8 pagi becca sudah sampai di kantor dan langsung mengerjakan pekerjaannya. Irin menghampiri becca dan memberikan segelas kopi kesukaan becca.

"Apa ini?"tanya becca saat irin menaruh kopi di mejanya

"Kopi kesukaan kamu bec, selamat bekerja" irin pergi setelah memberikan kopi itu.

Becca menyadari ada yang aneh pada irin, dia merebut nop dari becca dan dia memperlakukan becca seperti dia bukan orang jahat.

Pada jam makan siang, irin juga makan satu meja dengan becca, dia pikir irin seperti ini karena merasa bersalah.

"Bec, kamu gak mau dengar penjelasan aku?" Tanya irin setelah selesai dengan makanannya.

Baru saja becca akan menjawab, handphone becca berdering.

"Halo, ada apa freen?" Tanya becca

"Kamu udah makan? Apa mau aku kirim makanan?"

"Gak perlu freen, aku makan di kantin kantor"

"Kamu makan bareng irin lagi?"

"Iya freen dia ada disini"

"Dia ganggu kamu lagi? Apa perlu aku kesitu?"

"Gak usah freen gak papa, dia gak ganggu aku"

"Ya udah deh kalau ada apa apa bilang aku ya, aku mau pergi makan dulu" freen menutup telponnya.

"Bec, freen marah ya karena tau aku disini?"tanya irin

"Enggak marah, dia cuma khawatir aja"

"Kalau boleh tau, kapan kalian jadian?"

"Belum lama ini, eh aku duluan ya, aku lupa harus ngerjain sesuatu" becca pamit untuk pergi duluan.

Pada jam pulang kantor, sekitar pukul 8 malam becca kembali di hampiri irin.

"Bec, aku boleh mampir ke rumah gak? Ada barang aku yang tertinggal"

"Barang apa, biar aku yang bawa besok"

"Gak papa bec, biar aku aja, aku gak mau ngerepotin kamu"

Becca berpikir sejenak lalu mengizinkan irin untuk ikut pulang.

Dirumah, irin berjalan menuju kamar yang dulu dia tempati. Irin mengambil satu barang yang tertinggal di lacinya, sebenarnya barang ini sengaja di tinggalkan agar Becca bisa tau yang sebenarnya tanpa irin bicara.

"Bec, kamu gak buka buku ini?" Tanya irin setelah mengambil buku itu dari laci

"Enggak Rin, aku gak tau ada buku disitu"

Irin menghampiri becca lalu duduk di hadapannya.

"Bec, aku mau kamu baca buku ini, kamu bakalan tau apa yang terjadi"

"Hah?"becca kebingungan, apa yang terjadi sebenarnya?"

Becca membaca buku itu didepan irin.

"Bec, aku irin. Aku ingin kamu baca ini saat aku pindah nanti dan aku harap kamu bisa tau kalau aku sama sekali gak bermaksud merebut nop dari kamu, aku juga mencoba untuk menjelaskan padamu waktu di pantai kemarin tapi, aku gak bisa melakukan semua itu. Bec hanya nop yang mencintai aku, dia mencintaiku sudah satu tahun setelah dia jadi pacarmu. Aku menolaknya karena aku tau kamu sangat mencintai nop dan aku sama sekali tidak pernah mencintai nop. Namun satu bulan yang lalu, nop tau rahasia aku jadi dia mengancamku akan memberitahumu kalau aku tetap tidak mau menerima cintanya. Waktu kita minum bertiga bersama nop, nop membuka handphoneku saat aku tidak sadar karena pengaruh alkohol. Dia membuka galeri Poto yang disana ada Poto aku saat menciummu, aku mencium kamu saat kamu sedang tidur bec, aku gak bisa menahan perasaanku lagi pada saat aku menciummu, aku menyukainya bahkan mencintaimu tapi nop? Dia orang yang kamu cintai. Jadi, nop berkata bahwa kamu akan sangat marah kalau tau tentang Poto ini. Jadi aku memohon pada nop agar tidak memberitahu kamu tentang Poto itu dan sebagai gantinya aku harus menjadi pacar nop dan melakukan apa yang nop mau. Tolong percaya padaku dan maafkan aku karena mencintaimu"

Isi surat yang irin tulis dalam buku itu berhasil membuat becca menangis. Becca menghampiri irin untuk memeluknya.

"Irin maafkan aku, aku tidak tau kamu mencintaiku, kamu sahabat terbaikku dan aku pikir akan tetap seperti itu tanpa adanya perasaan"

"Becca sekarang kamu sudah tau. Jadi, tolong maafkan aku"

"Irin, maaf. Kamu terluka karena aku selama ini, aku sama sekali tidak menyadari itu, aku sahabat yang buruk" becca terus menangis dipelukan irin. Begitu pula irin, irin menangis menyesali semuanya.

"Bec, aku akan melupakan perasaanku padamu tapi, aku mau kita tetap berteman dan satu lagi, jangans ampai nop tau aku kembali berteman denganmu"

"Iya irin, aku gak bakalan kasih tau nop soal ini, aku akan menjadi sahabatmu sampai kapanpun"

"Bec, buat malam ini aja, boleh gak aku tidur disini?" Tanya irin

"Tentu saja"

Malam itu, becca mengizinkan irin untuk tidur bersamanya. Mereka sudah berteman lagi sekarang dan irin tidur dengan becca sambil memeluknya untuk menghilangkan rasa bersalahnya karena sudah menyakiti hati becca.

Sorry guys aku telat up, kesehatanku menurun lagi jadi otakku lambat banget buat mikirin alur ceritanya.

Jangan lupa komen dan vote

Happy reading

my universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang