•
•
•
•
Arya turun dari mobil lalu masuk ke mansion, mengabaikan pria yang tengah duduk di ruang tamu dengan sebuah laptop di depannya. Arya menaruh tasnya asal, lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa panjang, kakinya terlalu malas untuk pergi ke kamar.
Daren, yang tengah berkutat dengan laptop mengalihkan pandangannya pada Arya yang tengah tengkurap sambil menutup mata. Lalu kembali berkutat dengan laptopnya
Ketika sudah jam 5 sore Daren menutup laptopnya. Melihat sang anak belum juga bangun ia mengangkat suaranya.
"Arya. Bangun dan kembali ke kamarmu" dengan nada perintah. Arya tetap tidak bangun setelah dipanggil oleh Daren. Daren menghela napas, lalu mendekati Arya. Mengelus rambut sang anak.
Lalu mengangkat Arya dan menggendongnya. Arya yang diangkat mengerutkan alisnya lalu mencari spot yang nyaman di pundak Daren
Daren tersenyum tipis lalu menuju kamar sang anak. Saat sudah masuk ke kamar Arya, Daren menurunkan Arya di kasur dan menyelimutinya sebatas dada
Kuro, yang sedang bermain di atas kasur mendekati Arya lalu merebahkan tubuhnya di samping Arya. Daren yang melihat itu menggelengkan kepala lalu keluar dari kamar sang anak.
*
*
Jam setengah 7 malam Arya bangun dari tidurnya, menguap sebentar. Lalu melihat jam, kemudian mengelus kepala kuro sebentar. Setelah itu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Saat sedang menyikat gigi dan melihat ke kaca, Arya membatin "dipikir-pikir tadi gue ketiduran di sofa kan"
"Hmmmm"
Arya mengangkat bahu acuh. Setelah itu keluar dari kamar mandi dan melompat ke kasur
Mengangkat kuro dan tertawa,
"Apa kau lapar kuro~"ucapnya dengan semangat. Kuro menjilat pipi Arya dan mengeong
"Ku anggap sebagai iya" sambungnya sambil tersenyum
Lalu menuju pojok kamarnya, mengambil makanan kucing yang berada di rak kecil lalu menaruhnya di tempat makan kuro.
Kuro mengikuti Arya dan mengeong dengan keras. "Oke-oke ini makananmu" ucap Arya sambil menyumbat satu telinganya.
Arya berjongkok dan mengelus kuro dengan tidak lembut.
[Biasa, pecinta kucing
tangannya gabisa diem🗿]Saat sedang mengelus kuro, pintu kamarnya diketuk dari luar. Arya berdiri lalu membuka pintu kamarnya. Terlihat kedua kakaknya sedang berdiri di depannya.
Arya diam menatap kedua pemuda itu. Zayden membuka mulutnya "waktunya makan" dengan tersenyum tipis, sedangkan Zayn yang berada di belakang Zayden menatap datar Arya
Arya mengangguk, saat kedua pemuda itu ingin pergi Arya membuka mulutnya "eh eh gendong lah bangg" ucap Arya.
Zayden menoleh pada Arya. "Hehehhe ya bang ya" lalu melompat ke punggung Zayden. Kenapa Arya tidak memilih Zayn? Pemuda itu terlihat seperti kutub es, jadi mungkin jika Arya melompat pada Zayn bisa saja ia akan marah
Simpelnya, Arya lebih memilih Zayden Ketimbang si kutub utara itu.
"Lo kan udah naik. Gimana gue nolaknya?" Tanya Zayden dengan kesal.
"Ya ga perlu di tolak" jawab Arya dengan simpel.
Zayden mendengus
*
*
Arya makan dengan malas, ia tidak nafsu makan. Arya hanya makan sedikit kemudian meminum air.
"Pengen seblak." Batinnya
Arya mengangkat kepalanya menatap Daren. Kemudian bertanya "ayah, Ren dimana?"
Daren menatap putranya lalu menjawab dengan acuh "dia pergi ke luar negeri sebagai perwakilan perusahaan dengan Jack"
"Apa masih lama?"
"Beberapa hari lagi."
Arya mengangguk lalu berdiri "aku selesai" ia akan kembali ke kamar.
Tbc
pengumuman.
Karena sekarang udah mulai pembelajaran, aku bakal lebih sering slow up😞Mungkin bisa sekitar 1-2 Minggu selang waktunya atau lebih, tapi kalo gue lagi stress malah gue bakal cepet up nya. Percaya ga percaya awokaowk🗿
Contohnya chp .1 itu gue up sehari sebelum ujian di mulai. Termasuk nulisnya juga, mungkin waktu itu gue lagi gelisah karena ujian🤡.
Udah gitu aja
Terimakasih
Good bye, see u in the next chapter♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Arya Si Pemalas[Snow']
Viễn tưởngBertransmigrasi ke tubuh figuran dalam novel? "Yah gimana lagi kan udah terjadi, manut pencipta aja gue mah" -Arya "Males banget turun tangga, gendong dong bang" -Arya "Mager gue Ren," "Ayah uang sakuku habis minta duitnya dong" -Arya "Anggep aja gu...