.17

2.9K 261 30
                                    

*

*

Tengah malam

Arya meringkuk di atas kasur, memeluk guling dengan sangat erat, tubuhnya tergulung oleh selimut. "Badan gue sakit semuaaa" Lirihnya entah kepada siapa.

Mata sayu itu perlahan menutup kembali, menyelami alam mimpi.

Keesokan paginya, Ren memasuki kamar milik Arya untuk mengecek keadaan Arya.

Bukan membaik sekarang demamnya menjadi lebih parah, Ren menjadi sedikit panik.

"Aku harus memanggil dokter" gumamnya pelan.

"Ren?"

"Anda harus diperiksa dokter dulu, tuan muda. Panasnya lebih parah dari kemarin."

"Aku ingin pelukan" ucap Arya, matanya terlihat tidak fokus. Ren menatap tuan mudanya dengan bimbang, lalu membuang napas.

Ren duduk di kasur, Arya bangun lalu duduk di atas Ren dan memeluknya. "ha...ha..."

Leher Ren meremang merasakan deru napas panas milik Arya. Tangan kekar itu mengelus surai hitam milik pemuda yang sedang memeluknya.

Satu tangan yang lain mengambil handphone yang berada di dalam saku celana, berniat menelpon seorang dokter.

*

*

17 menit kemudian
Pintu kamar terbuka dengan keras, "santai aja kali," ucap datar Ren pada orang yang telah membuka pintu.

"Dingin sekali" cebik seorang pria berjas putih layaknya seorang dokter. Pria itu mendekat ke kasur, telapak tangannya mengarah pada dahi Arya. Mengecek suhu badan keponakannya yang sedang sakit.

"Suhunya tinggi sekali, apa dia sudah makan?" Tanyanya kepada Ren.

"Belum"

"Hmm kalau begitu makan dulu, lalu minum obat yang kusiapkan. Setelah itu biarkan dia berendam di air hangat selama kurang lebih 20-30 menit, untuk mengurangi demamnya."

"Setelah itu dia bisa tidur" lanjutnya memberi penjelasan.

". . . ."

"Hanya itu?"

"Ha? Tentu saja! Cepat sana ambil makanan buat Yasa!" Nada perintah ia gunakan, pria itu terlihat kesal jika berhadapan dengan pemuda menyebalkan ini.

"Tuan muda, saya harus turun dulu untuk mengambil makanan. Apa anda bisa melepas pelukannya dulu?" Ren menepuk pundak Arya pelan dan bertanya dengan hati-hati.

Arya sama sekali tidak bergerak, membalas pun tidak ia lakukan. Julian sedikit memiringkan kepala lalu ia mengangkat keponakannya dengan mudah, menggendongnya dengan gaya koala.

"Syuh syuh sana ambil makanan" Julian mengusir Ren dengan bercanda. Ren mendengus, tentu saja ia pergi keluar kamar untuk mengambil makanan tuan mudanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Arya Si Pemalas[Snow']Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang