3

1.5K 230 5
                                    

Jaemin meletakkan secara perlahan pria mungil yang bahkan dia belum tahu namanya itu, yang penting sekarang dia baik-baik saja. bahkan semua pekerja mansion itu juga kaget melihat atasan mereka membawa orang lain pertama kalinya bahkan hanya bibi kwon yang boleh ikut sampai lantai 5 dimana kamar atasan mereka berada.

Jaemin melihat dokter tengah memeriksa dengan seksama pria mungil itu. Bahkan dokter yang sudah hampir 10 tahun menjadi dokter pribadinya itu langsung memasangkan infus untuknya lalu mengoleskan sesuatu pada pergelangan tangan kanan pria mungil itu dan melapisinya dengan perban lalu di beberapa titik wajahnya yang terlihat lebam setelah make up dihapus.

"Sepertinya dia di hajar Presdir." Jaemin hanya diam dengan wajah marahnya.

"Kalau saya boleh tahu dia siapa Presdir?"

"Kekasih saya. Apa keadaannya baik-baik saja?"

"Keadaannya tak bisa dikatakan baik Presdir, seharusnya dia ke rumah sakit."

"Akan bahaya jika seperti itu, lagian aku tak mau dia jadi sasaran musuh ku lagi. Bawakan semua yang dibutuhkan."

"Dia hanya butuh infus, dan mungkin belum akan sadar selama dua hari ini. Jadi, bibi kwon kau bisa melakukannya bukan? Jika infusnya habis maka tolong ganti dan suntikan ini, ini bisa membuatnya cepat sembuh karena banyak sekali lebam bahkan ke perutnya. Dan saya sarankan setelah dia sadar, Presdir membawa ke rumah sakit, takutnya dia adalah pria istimewa dan jika iya lalu lebam ini sampai membuat rahimnya terluka akan sulit baginya memiliki anak." Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Usahakan berikan dia bubur selama beberapa waktu Presdir."

"Ne. Saya permisi."

"Mari saya antarkan dokter Lee." Ucap bibi kwon karena bagaimanapun dia tak mau merasa kaget terlalu lama akibat kekasih tuannya itu.

Jaemin mendekat dan diapun duduk di tepian tempat tidurnya, ntah kenapa dia merasa kamarnya akan menjadi tempat paling aman saat ini.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau harus berurusan dengan orang sebrengsek Lai Guan lin? Bahkan dia membunuh semua keluargamu. Dia benar-benar brengsek." Monolog jaemin lalu menatap wajah yang tengah tertidur dengan tenang itu, jaemin benar-benar tak bisa memalingkan wajahnya karena biar bagaimanapun lebam di wajah itu, wajah itu tetap terlihat cantik dan menggemaskan. Jaemin lantas mengelus tangan yang terbebas dari infus itu.

"Aku akan memastikan kau aman. Maaf jika aku harus mengecek tanda pengenal mu." Ucap jaemin pelan lalu diapun mengecek saku celana dan menemukan satu identitas yang sepertinya berusaha di jaga olehnya.

"Nakamoto Renjun?" Monolognya dan diapun langsung mengambil laptopnya lalu diapun mulai mencari dengan sangat terperinci karena memang dia ahli jika melakukan hal itu, dia sangat bersyukur karena kepintaran otaknya itu.

Setelah beberapa menit, diapun menemukan semua data tentang pria yang belum tentu akan sadar sampai dua hari itu.

Nama: Nakamoto Renjun.
Lahir: Jilin, 23 Maret XXXX
Pekerjaan: Pelukis.
Saudara: Nakamoto De Jun (kakak) Nakamoto Samuel (kakak sepupu).
Orangtua: Nakamoto Yuta (ayah) Huang Winwin (ibu)
Paman: Nakamoto Yuto
Bibi: Kim wooseok.

Jaemin membaca dengan seksama bahkan berita soal kematian keluarga Nakamoto termasuk renjun didalamnya dia lantas menutup laptopnya dan menghubungi asistennya.

"Cari tahu apakah Lai Guan Lin menculik seseorang dan apa yang dia lakukan pada orang itu?"

"...."

"Lakukan saja. Aku melihat dia kehilangan orang yang dia culik, aku cukup penasaran."

"...."

Ordinary (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang