Sekarang terlihat renjun duduk diantara johnten dengan nohyuck yang duduk dihadapan ketiganya dan jaemin yang duduk disofa single.
"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi setahun yang lalu nak? Apa yang sebenarnya terjadi hari itu?" Ucap ten sembari mengelus kepala renjun.
"Malam itu—
Flashback:
Renjun baru saja pulang dan diapun melihat pagar mansion keluarga Nakamoto yang terbuka begitu saja lalu diapun mengendarai mobilnya masuk tapi saat melewati pagar itu diapun melihat banyak bodyguard yang sudah tumbang membuat perasaannya semakin tak enak, hingga mobilnya sampai didepan mansion, diapun turun dan menaiki tangga untuk menuju pintu utama.
Ceklek.
Saat pintu utama itu terbuka, renjunpun melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau keluargabya telah terluka parah bahkan didalam mansion itu dipenuhi dengan genangan darah.
"Otusan! Mama! Gege! Hiksss...." Tangis renjun lalu berlari mendekat tapi saat akan semakin dekat, seseorang menahannya hingga membuatnya melihat kearah orang itu.
"Semuanya sudah berakhir sayang, sekarang kau sudah tak punya siapapun di dunia ini. Salahkan ayahmu yang membuat semuanya sangat sulit diantara kita. Sekarang tak ada yang bisa menjauhkan aku darimu lagi, dan bagi semua orang kau sudah tiada bersama mereka." Ucap pria itu tersenyum.
"Lepaskan aku brengsek hikss... Kau benar-benar iblis, kau brengsek, kau bajingan Lai Guan Lin."
"Terimakasih atas pujiannya sayang, aku sangat menghargainya. Tapi aku senang karena kita akan hidup berdua selamanya. Dan akan ada anak-anak diantara kita nantinya." Ucap Guan Lin tersenyum sedangkan renjun berusaha melepaskan pegangan dominan brengsek itu. Tapi karena kekuatan yang berbeda, Guan Lin berhasil memukul tengkuk renjun hingga renjun pibgsan dan digendong olehnya. Detik-detik sebelum renjun benar-benar menutup matanya dia bisa melihat keluarganya yang tiada dan perkataan terakhir Guan Lin pada anak buahnya.
"Bakar mansion ini." Dan semuanya gelap seketika bagi renjun.
Flashback end.
"Dia benar-benar sangat brengsek, aku pastikan akan membuatnya membayar semuanya. Dia akan mendapatkan balasan yang setimpal." Ucap Johnny mengepalkan kedua tangannya sedangkan ten sudah memeluk kembali renjun. Jeno hanya diam saja begitu pula dengan jaemin sedangkan Haechan menatap sendu karena cerita sedih itu.
"Daddy tidak perlu repot-repot untuk membalasnya karena sih brengsek itu sudah hilang dari dunia ini." Batin jeno.
"Sekarang aku hanya harus membahagiakan milikku selamanya." Batin jaemin.
At. Mansion utama Jung.
Keesokan harinya, Jaehyun pulang dari Jepang sesuai dengan perkiraan sungchan karena sekarang dia tengah duduk di ruang keluarga bersama dengan jaehyun sedangkan taeyong tengah membuatkan kopi untuk suaminya itu dan sion masih berada didalam kamarnya.
"Bagaimana dad?"
"Daddy harap kau benar-benar tak main-main kali ini Jung Sungchan."
"Aku tidak akan main-main dad, lagian aku benar-benar sangat menyukai shotaro."
"Ini akan mempertaruhkan nama baik keluarga kita, jika kau ingin dengannya maka jangan sampai membuatnya terluka. Mengerti?"
"Hmm, aku akan melakukannya sesuai dengan yang Daddy minta." Ucap sungchan sungguh-sungguh.
"Pimpinan Osaki akan datang malam ini untuk pembicaraan itu dengan anaknya."
"Makasih dad." Senangnya. Disaat bersamaan taeyong mendekat dan diapun langsung memberikan segelas kopi lalu duduk disebalah sang suami.
"Ada apa ini? Kau terlihat sangat senang sungchan, seperti mendapatkan mainan baru." Ucap taeyong.
"Kita akan kedatangan tamu penting nanti malam sayang."
"Benarkah? Siapa sayang?"
"Pimpinan Osaki dari Jepang,. Bersama dengan anak sematawayang nya. Dan juga kami ingin melaksanakan janji lama untuk menjodohkan anaknya dengan sungchan."
"Kenapa aku tidak tahu? Apa perjanjiannya sudah lama suamiku?"
"Sudah sayang, saat itu sungchan mungkin belum lahir sayang."
"Aa pantas saja. Apa sungchan dan anak dari pimpinan Osaki sudah saling kenal?" Ucap taeyong menatap ayah anak itu.
"Aku hanya mengenalnya saja mom, karena dia salah satu artis di agency ku." Ucap sungchan.
"Aaa baguslah, apa jaemin perlu kemari juga suamiku?"
"Itu akan bagus, lagian jaemin juga anakku, walaupun hanya anak tiri."
"Baiklah aku akan menghubungi jaemin." Ucap taeyong tersenyum.
"Sekalian dengan Mark dan jeno ya sayang."
"Hmm, aku mengerti." Ucap taeyong tersenyum.
At. Mansion utama Na.
Jaemin terlihat masih berada diatas tempat tidur dan memperhatikan renjun yang masih tertidur dengan sangat nyenyak setelah banyak menangis tadi malam. Jaemin memandang tunangannya dengan penuh cinta sembari mengelus kepala renjun tanpa ada niatan untuk membangunkannya. Biarlah renjun tidur lebih lama lagi.
Drrtt...Drrtt..Drrtt...
Jaemin mengambil ponselnya yang ada di nakas sebelah tempat tidur dan diapun melihat nama sang ibu yang tertera lalu diapun mengangkat telpon itu sembari beranjak dari tempat tidur agar tak mengganggu renjun lalu pergi ke balkon kamar.
"Ada apa mom?"
"Malam ini datanglah ke mansion utama Jung, ada tamu penting yang akan datang jaemin."
"Aku tidak berjanji akan datang."
"Tolonglah nak, ini sangat penting. Mungkin saja setelah malam ini salah satu dari adikmu akan menikah."
"Maksud mommy?"
"Kau hanya perlu datang malam ini, oke?" Lalu panggilan berakhir dan jaeminpun menghembuskan nafas pelan karena ibunya itu tidak pernah mau dibantah sama sekali.
"Nana?" Jaemin sontak melihat ke sumber suara dan diapun melihat renjun yang berdiri diantara pintu menuju balkon.
"Aku membangunkanmu?" Ucap jaemin dan renjun hanya menggelengkan kepalanya lalu mendekat pada jaemin yang saat ini memakai celana training hitam dengan baju tanpa lengan berwarna senada mungkin saja dia berniat memamerkan ototnya itu. Sedangkan renjun mengenakan celana pendek dan baju kaos berwarna putih yang besar hingga celana nya tak terlihat lagi. Renjun mendekat dan masuk kedalam pelukan jaemin sembari menyamankan kepalanya pada bahu tunangannya itu. Ntah kenapa bahu jaemin sangat enak untuk bersandar. jaemin membalas pelukan sih mungil itu dengan lembut.
"Masih mengantuk?" Ucap jaemin lembut. Sangat lembut, kalau semua saudaranya tahu pasti dia akan terkena godaan.
"Hmm." Angguk renjun sembari menguap sesekali di ceruk leher jaemin membuat sang empu merasakan hangatnya nafas renjun pada ceruk lehernya. Jaemin lantas menggendong renjun ala koala membuat sang empu melingkarkan tangannya pada leher sang tunangan dan menatap kaget jaemin.
"Nana!" Kesalnya.
"Mianhe, tidurlah. Kau masih mengantuk sayang, nanti siang kita akan kerumah sakit untuk memeriksakan kesehatanmu secara menyeluruh." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun menyamankan kembali kepalanya pada ceruk leher jaemin dengan menutup matanya.
"Nana jangan turunkan aku ya." Ucapnya terakhir kali lalu jatuh tidur seketika membuat jaemin terkekeh pelan karena calon istrinya sangat menggemaskan sekali.
🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary (jaemren)
FanficLangsung baca aja ya😁 ini book pertama untuk mengawali tahun 2024😁