7

2K 240 10
                                    

Kedua pria dominan itu saling memandang sedangkan Haechan langsung mendekat dan menggenggam tangan renjun sembari menangis lalu diapun melihat jaemin.

"Bagaimana mungkin jaemin hiksss... Injunie hiksss... Dia sudah tiada setahun yang lalu bersama dengan orangtua, kakak dan adeknya."

"Jaem?" Ucap jeno melihat saudaranya itu.

"Injunie tak pernah tiada, Lai Guan Lin dia membunuh semua keluarga injunie, dan menculiknya selama setahun. Aku tak percaya dia tiada. Ternyata feelingku benar, dia sudah mencari gara-gara padaku, maka dia akan menerima semua kemarahanku." Datar jaemin dengan aura gelapnya bahkan jeno bisa melihat bagaimana jaemin menahan amarahnya.

"Aku hiksss... Aku juga akan membunuh pria gila itu hiksss..."

"Jaem?" Sang empu lantas melihat kearah jeno.

"Kau harus memberitahu semuanya, agar kami bisa ikut menjaganya. Lai Guan Lin adalah pria gila."

"Aku akan melakukannya setelah renjun siuman dan lebih baik." Ucap jaemin.

"Apa dia sampai.menyiksa nya hiksss... Malang sekali nasib sahabatku hiksss...."

"Aku akan pastikan keadaannya lebih parah lagi, aku bersumpah." Ucap jaemin dengan wajah datar tapi siapapun dapat merasakan amarah dari pria Na itu.

Renjun lantas membuka matanya secara perlahan lalu diapun melihat ketiganya dan melihat Haechan. Haechan sangat senang walaupun masih dalam keadaan menangis.

"Aku takut Chan." Ucapnya lalu kembali menutup matanya.

"Ya! Injunie kau kenapa?" Ucap Haechan panik dan jaemin langsung menghubungi dokter pribadinya lalu mengkode jeno untuk mengambil Haechan dan diapun duduk ditempat yang sempat di duduki oleh Haechan dan menggenggam tangan itu.

"Kau amqwn injunie, Nana disini." Bisiknya. Dan jaeminpun dapat merasakan tangan renjun yang menggenggam tangannya walaupun tidak kuat.

Beberapa menit kemudian, bibi kwon mengantarkan dokter itu ke kamar jaemin bahkan jeno telah membukakan pintu karena akses hanya bisa digunakan oleh sidik jari jaemin saat ini.

Dokter mulai melakukan pemeriksaan dengan serius lalu diapun memberikan beberapa suntikan pada pasien.

"Dok? Apa keadaan renjun sangat buruk?"

"Maaf nyonya Jung, saya rasa begitu. Presdir Na?" Jaemin sontak menatapnya datar.

"Saya harap tak ada yang mengganggu istirahat nyonya. Dia bisa seperti itu karena rasa takutnya dan saya sarankan tak banyak orang menemuinya. Traumanya pada orang baru membuatnya ketakutan dan beranggapan akan mendapatkan kekerasan seperti sebelumnya. Ini demi nyonya." Ucapnya. Jaemin mengangguk tanda mengerti sembari menatap renjun bahkan tak melepaskan genggamannya sama sekali.

"Saya permisi." Ucapnya lalu membungkuk dan keluar dari kamar jaemin itu.

"Jeno? Tolong bawa istrimu pulang. Kau cukup mendengar perkataan dokter bukan? Dan jangan katakan pada siapapun sama sekali. Termasuk mommy dan Daddy."

"Ayo sayang." Ucap jeno pada haechan.

"Jaemin-ssi?" Jaemin hanya melihatnya tanpa minat.

"Ijinkan aku menjaga renjun besok. Aku ingin bersama dengan sahabatku." jaemin hanya diam saja.

"Aku mohon jaemin hiksss...."

"Hmm." Angguk jaemin dan haechanpun merasa sedikit senang lalu jenopun membawa Haechan untuk pulang.  Setelah merasakan hanha dia dan renjun yang ada didalam kamar, jaemin lantas membawa tangan renjun untuk dia ciumi sembari meneteskan airmata.

"Aku mohon bertahan injunie hiksss... Aku pasti akan membuatmu aman dan senang, tapi jangan menyerah hiksss..."





















At. JSC. Entertainment.

Jsc entertainment adalah agency milik sungvhan yang baru saja berdiri 3 tahun lamanya dan sudah sangat maju bahkan mendapatkan namanya sendiri. Sungchan lantas masuk kedalam ruangannya dan diapun mulai melihat pekerjaan apa yang ada di agency saat ini. Karena dia hanya akan ada di agency sekali dalam seminggu. Dan sisanya diurus oleh orang kepercayaannya.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Sungchan melihat dua orang masuk kedalam ruangannya lalu membungkuk.

"Maaf presdir saya manager dari osaki Shotaro, Huang Hendery dan kami kemari mengenai kelanjutan kontrak." Ucap pria bernama hendery itu.

"Oh, silahkan duduk." Ucap sungchan dan hendery juga artis yang memang sudah bersama sejak agency itu dibuat juga ikut duduk. Sungchan lantas duduk dihadapan keduanya.

"Ini? Jika setuju ingin melanjutkan kontrak tinggal menyetujui." Ucap sungchan dan pria manis itu melihat kontrak baru itu bersama dengan managernya.

"Presdir? Apa pendapatannya akan dipotong adil saat ini?"

"Ne, karena mengingat shotaro-ssi adalah orang yang sudah berada disini sejak agency ini baru saja membuka jalannya."

"Bagaimana taro?"

"Baiklah saya bersedia Presdir." Ucap shotaro tesenyum dan diapun mulai menandatangani kontrak kerja sama itu. Sungchan hanya tersenyum kecil sembari menatapnya karena kalau boleh jujur dia menyukai artisnya itu. Tapi dia belum berani mengatakannya sama sekali. Karena takut artisnya itu akan merasa tak nyaman, makanya dia menahannya sebisa mungkin.

"Baiklah, selamat bekerja sama lagi." Ucap sungchan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Terimakasih Presdir." Ucap shotaro lantas menjabat tangan atasannya itu dan tersenyum manis.  Lalu sang artis dan managernya itupun membungkuk dan keluar dari ruangan atasan mereka itu.

"Sepertinya aku semakin menyukainya dan ini bukan perasaannya yang sementara." Monolog sungchan lalu tersenyum lebar.

Sungchan lantas menyambar ponselnya dan mengetikkan nama sang ayah.

"Hallo dad."

"..."

"Aku ingin menikah. Tapi, aku ingin kau menjodohkanku dengan osaki Shotaro. Kau pasti tahu, karena dia anak dari tuan osaki. Aku ingin dia, bisakah?"

"..."

"Aku sangat serius, bahkan aku sudah tiga tahun menyukainya. Aku mohon Daddy, aku ingin menikah cepat dengannya. Lagian aku yakin jaemin Hyung akan mengerti dan tak masalah jika aku menikah lebih dulu."

"...."

"Makasih dad, aku harap berhasil. Karena aku tak mau sampai gagal. Aku tak suka kegagalan."

Lalu panggilan berakhir dan sungchan langsung kembali melihat pekerjaannya.



































🍁🍁🍁🍁

Ordinary (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang