10

1.1K 183 5
                                    


Sion yang mendapatkan pesan itu lantas menuju mansion milik jaemin lalu diapun masuk begitu saja setelah pintu pagar di buka dan diapun langsung melempar kunci motornya lalu masuk dan menuju ruang kerja hyungnya itu.

"Jeno hyung disini juga?" Kaget sion saat masuk.

"Hmm. Kau sepertinya langsung kemari saat jaemin mengirimkan pesan."

"Aku hanya ingin memastikan. Apa perkataanmu di pesan itu benar hyung?" Ucap sion menatap jaemin.

"Ya, aku tak bisa membiarkan dia tetap hidup dan mengancam keselamatan tunanganku."

"Baiklah aku akan ikut, jam berapa kita lakukan Hyung?" Ucap sion melihat keduanya.

"Kau tidak ada jadwal kuliah bukan?" Ucap jeno menatap adik bungsu mereka itu.

"Tidak, kebetulan besok aku tidak ada kelas seharian." Ucap sion.

"Kita lakukan malam ini jam 01:00"

"Baiklah, aku mengerti. Apa kita membawa Coco Hyung?" Ucap sion menatap jaemin karena Coco adalah macan putih yang dipelihara oleh jaemin.

"Kurasa kita tak butuh membawa Coco, biarkan saja mayatnya membusuk." Ucap jaemin datar.

"Aku setuju denganmu jaem, mayatnya memang harus membusuk dan ditemukan semua orang. Disaat yang bersamaan kita bisa membongkar semua keburukannya hingga orang-orang akan menyumpahi nya saat datang ke makam nya." Ucap jeno.

"Kau benar." Datar jaemin dan sion cukup tahu walaupun jeno terlihat tenang tapi dia sama mengerikannya dengan jaemin.

Di kamar jaemin.

Haechan membantu renjun duduk dengan nyaman karena renjun mengeluh semua badannya sakit apalagi memar di daerah perutnya benar-benar sangat menyiksanya.

"Bagaimana sekarang? Sudah nyaman?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Aku masih merasa bersalah karena percaya pada kematian mu saat itu."

"Gwanchana. Yang penting sekarang kau sudah tahu kebenarannya." Ucap renjun.

"Mianhe, karena aku menikah tanpa memperlihatkan padamu." Ucap Haechan.

"Tak masalah Haechan, aku senang karena kau sudah menikah dan dia pasti akan selalu menjagamu." Ucap renjun menatap Haechan dengan lembut.

"Hmm, aku juga ingin kau tetap aman dan tak ada hal yang sama terjadi lagi. Aku ingin jaemin segera menikah denganmu."

"Apa itu bisa Haechan? Aku—"

"Lihat cincin di jarimu renjun, itu adalah tanda keseriusan nya padamu, jaemin tak pernah bisa disentuh siapapun sama sekali, dia membangun tembok yang sangat besar sekali pada semuanya. Kau pasti aman bersama dengannya. Aku yakin dia hanya akan hangat padamu." Ucap Haechan tersenyum. Disaat bersamaan jaemin, jeno dan sion pun masuk kedalam kamar jaemin membuat renjun merasa ketakutan hingga menggenggam tangan Haechan erat dan menundukkan kepalanya.

Jaemin menyadari hal itu, diapun mendekat lalu duduk di samping renjun dan merangkulnya membuat Renjun mengangkat wajahnya menatap Jaemin dan melepaskan genggamannya pada tangan Haechan begitu saja.

"Tidak apa injunie, mereka bukan orang jahat. Dia Jung Jeno, saudara tiri ku dan suami dari Haechan." Ucap jaemin dan renjun melihat kearah jeno yang tersenyum padanya.

"Kau tak perlu takut renjun, suamiku orang baik." Ucap Haechan memeluk lengan jeno dan jeno yang mengelus kepala istrinya itu, renjun hanya mengangguk mendengar itu walaupun masih ada rasa takut padanya.

"Dia adalah adik satu ibu denganku, Jung Sion, dia akan ikut menjagamu juga." Ucap jaemin.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh dan menyakiti Gege." Ucap sion tersenyum dan renjun hanya menganggukkan kepalanya saja lalu diapun menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin. Membuat jaemin memperbaiki posisi keduanya lalu memeluk renjun dengan sangat nyaman.

"Jangan pikirkan apapun lagi hmm? Injunie aman disini dengan Nana. Nana tidak akan membiarkan siapapun mendekat pada injunie terutama sih brengsek itu." Dan renjun yang mengangguk sebagai jawabannya.

"Baiklah aku akan pulang dulu bersama istriku, nanti aku bakalan kemari lagi dengan istriku." Ucao jeno membuat Haechan menatap bingung suaminya tapi dia memutuskan untuk diam saja.

"Hmm." Angguk jaemin dengan wajah datarnya lalu nohyuck pun pergi.

"Hyung, aku akan menyiapkan semuanya dulu, aku pamit." Ucap sion tapi jaemin menghentikannya.

"Kau tidak memberitahu siapapun bukan?"

"Tidak Hyung, karena kau yang berhak mengatakan semuanya. Aku pergi dulu." Ucap sion lalu diapun pergi. Setelahnya renjunpun melonggarkan pelukannya dan menatap jaemin.

"Apa yang akan kau lakukan jaemin?"

"Tidak ada sayang, aku hanya ada pekerjaan dan meminta bantuan mereka berdua. Nanti Haechan akan menginap bersama jeno disini, mungkin sion juga sama. Haechan akan menemanimu karena aku ada pekerjaan. Jadi, jangan banyak pikiran dan istirahat yang banyak. Mengerti?"

"Hmm. Nana juga jangan banyak pekerjaan, Nana harus istirahat yang cukup."

"Hmm. Pasti akan aku lakukan. Setelah sih brengsek itu aku pastikan masuk berguling-guling ke neraka."lanjut batinnya.






























🍁🍁🍁

Ordinary (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang