Chapter 2

74 10 61
                                    

Hari pengumuman tiba, nama-nama peserta yang lolos akan ditunjukkan di website. Neris berencana menunggu sampai jam menunjukkan pukul 01:00 WIB, masih lima puluh menit lagi sebelum website bisa diakses. Ia merasa gugup apakah diterima atau tidak, masalahnya ini adalah peluang penting bagi Neris agar ia bisa memiliki penghasilan sendiri.

Menit demi menit berlalu, Neris memandang aplikasi Billstagram miliknya di ponsel, melihat-lihat profil Billstagramer terkenal dengan ribuan komentar pujian. Neris membayangkan saat ia menjadi terkenal dan dibayar.

"Neris..., lo keren bangett."

"Suara lo angelic banget, kalau gini enggak ada bosennya gue muter video lo."

"Aku yang cewek aja seneng puter ulang!"

"Emang boleh anak SMA seberbakat dan secantik ini."

Ujung-ujung bibir Neris tertarik ke atas, matanya masih berbinar membaca komentar-komentar tentangnya. Namun, jarinya berhenti di satu komentar, membuat alis kanannya terangkat.

"Neris, berhenti bikin konten, lo bakal ngebuat diri lo sendiri hancur."

Dengan reaksi spontan, Neris juga membuka balasan-balasan komentar milik pemilik akun itu.

"Benar, lebih baik lo dengerin dia kalau enggak mau nyesel."

"Lo paham konsekuensinya kan kalau lo ngelanjutin."

"Lo dan teman-teman lo bakal mati kalau terjebak di sini."

Tak lama setelah Neris membaca semua komentar-komentar itu, ia tersadar kedua tangannya yang memegang ponsel itu telah dipasangkan borgol. Gadis berambut ikal itu menjatuhkan ponselnya dan berusaha melepaskan borgol yang entah datang darimana. Terdapat cairan di borgol itu, kemudian jarum-jarum yang dingin menusuk kulit Neris. Cairan itu disuntikkan, membuat Neris merintih kesakitan.

Napasnya perlahan terasa berat, ia tidak bisa bernapas lagi. Neris tergeletak sambil memukul-mukul dadanya agar oksigen masuk ke tubuhnya, sayangnya itu tidak berhasil.

Brukk

Tubuh Neris terjatuh dari kursi kayu yang ia duduki. Membuatnya terbangun setelah tak sengaja terlelap saat menunggu pengumuman. Dengan setengah sadar ia berdiri dan duduk di kursi Kembali.

"Mimpi apa sih gue tadi, serem banget kayaknya...." Neris memperhatikan jam dinding. "Udah pengumuman!"

Dengan tergesa-gesa Neris mencari ponselnya. Setelah mendapatkannya di atas meja belajar, jemari Neris membuka ponsel dengan mengetik beberapa nomor sandi ponselnya. Website program ekstrakulikuler itu telah bisa diakses.

Laman pengumuman tercantum di website, Neris menekan laman itu dan mencari Namanya di kolom pencarian. Namanya tercantum di sana, Nerissa Harsha. Loncatan ke kasur ia lakukan sebagai bentuk selebrasi.

"Yeyeyeyyeyyy, gue berhasil masuk." Neris sekarang mencari nama teman-temannya di kolom pencarian, mereka semua berhasil masuk dalam program ekstrakulikuler itu.

Dengan senyum semringah, Neris mengirim screenchoot nama-nama mereka, mengumumkan di grup pribadi mereka dan mengganti nama grup menjadi "Calon Billstagramers". Setelah melakukan itu, Neris langsung menarik selimutnya dan berencana untuk langsung tidur.


***

Nontifikasi masuk ke para siswa yang berhasil lolos seleksi. Geya menepuk-nepuk bahu Neris, berharap agar hal itu membuatnya bangun. Namun, tak ada reaksi dari gadis yang bergadang itu.

"Lo kurang brutal banguninnya Geya, mana mempan Neris dibangunin modal tepuk bahu doang," protes Saras geram, "kasih paham Jess!"

"Oke oke, inilah tutorial membangunkan putri Neris, hiyattt." Jessica menggerak-gerakkan meja yang Neris gunakan ke kanan kiri. Membuat benda di atasnya bergetar.

FATAL FOLLOWERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang