Desmon melepaskan borgol para kandidat struktur ekstrakulikuler, meminta mereka untuk maju. Ruangan evaluasi terasa hening sejenak sebelum Desmon mulai berbicara.
"Selamat kepada kalian yang telah berhasil menjadi kandidat struktur ekstrakulikuler," ujar Desmon dengan suara lantang. "Sebagai mentor, saya sangat bangga melihat semangat dan dedikasi kalian dalam menjalani program ini. Kini, mari kita bahas struktur kelas kita untuk generasi kalian."
Masing-masing kandidat diberikan kesempatan untuk memberikan komentar singkat tentang posisi yang mereka inginkan. Tentu saja hal itu membuat para kandidat terkejut, pasalnya permintaan tersebut terlalu mendadak.
Kemudian, di antara jejeran barisan para anggota di depan, Finn melangkah maju dan berdiri di depan anggota ekstrakulikuler dengan pandangan tegas dan penuh percaya diri. Wajahnya mencerminkan ambisi untuk menjadi ketua, dan suaranya menggema di ruangan evaluasi.
"Kalian mungkin sudah kenal semua sama gue, Finn. Gue enggak perlu banyak basa-basi. Gue ingin memimpin ekstrakulikuler ini agar kita bisa mengikuti ekstrakulikuler ini dengan tertib tanpa ada yang harus mati di luar hari evaluasi."
Finn memandang sekelilingnya, mencoba menangkap perhatian setiap anggota. Gaya bicaranya terkesan sedikit arogan, seolah-olah menjadi ketua adalah haknya yang mutlak.
"Kita butuh perubahan, kita butuh kepemimpinan yang kuat, bukan? Gue yakin, sebagai seorang jurnalis di Billstagram, gue bisa membawa transparansi dan keadilan dalam segala hal. Jadi, pilih gue sebagai ketua, dan bersama-sama kita enggak akan nambah korban di luar evaluasi!"
Namun, rehan dengan cepat menyela. "Apa yang lo bicarin sih bocah? Jangan pilih Finn! Dia cuma bakal buat kita terjebak dalam kebohongan. Kita butuh seseorang yang benar-benar peduli dengan kepentingan kita, bukan cuma nyari sensasi."
Rehan berbicara dengan nada keras dan tegas, mencoba mematahkan semangat arogan Finn. Suasana di ruangan menjadi tegang, dan anggota mulai mempertimbangkan pilihan mereka. Finn dan Rehan saling bertatapan, menciptakan konflik yang semakin memanas dalam pemilihan ketua ekstrakulikuler.
"Hmm, mari kita lihat. Rehan, kalau menurut Anda siapa yang layak menjadi ketua? bisakah Anda menunjuk satu kandidat lagi?" ujar Desmon dari bangkunya.
"Kalau dari gue, gue lebih pilih posisi kayak gini diserahin ke anak kelas XII," cetus Rehan.
Ucapan Rehan langsung mengundang komentar Agam. "Boleh, asal jangan gue. Gue enggak mau ngurusin anak orang yang bego dan susah diatur."
"Gue kalau jadi wakil masih oke, tapi kalau jadi ketua betulan gue mundur. Gue enggak punya waktu sebanyak itu buat perhatiin banyak hal. Gue masih lebih milih konten ngelukis gue." Nolan ikut mengelak.
"Ada yang milih gue artinya dia bego kayak gue!" seru Izzat kegeeran akan ada yang memilihnya.
Desmon melirik secarik kertas di mejanya. "Dua lagi anggota kelas XII belum memberikan komentar. Apa perlu saya sebut namanya?"
"Gue skip," balas gadis remaja berambut pendek French Bob yang terkenal dengan konten bela diri karatenya.
"Anzayyy, calon cewek gue badas banget," batin Izzat kegirangan bisa mendengar suara Gita, gebetannya sedari awal masuk SMA.
Sementara anggota kelas XII satu lagi yang bernama Bayan enggan memberi komentar, Bayan yang memakai pakaian serba hitam itu hanya merespon dengan gelengan kepala.
"Rehan, lo udah enggak ada pilihan. Cuma gue di sini yang bisa jadi ketua." Finn kembali bicara.
"Bocah cecunguk enggak ada adab lo!" Rehan meronta-ronta dari tempat duduknya. "Woi kalian memangnya enggak masalah diperintah sama bocah enggak tahu diri kayak dia!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAL FOLLOWERS
Mystery / ThrillerGENRE: THRILLER, MISTERI COVER AND STORY BY ME ⚠️DILARANG PLAGIAT⚠️ Sekelompok siswa mengikuti ekstrakulikuler elit yang akan menjadikan mereka Billstagramer terkenal. Namun, siapa sangka ekstrakurikuler yang mereka ikuti memiliki peraturan yang men...