Kue Ulang Tahun

20 4 0
                                    

Sudah lewat tengah hari , air langit masih terus menghujam bumi dan belum terlihat berkurang intensitasnya. Debit air sungai semakin besar. Aliran air yang semula tenang , kini terlihat bergejolak dan teramat deras. Air sungai yang sangat bening kini telah berubah seperti air adukan susu coklat.

Bayu dan Ellie berdiri di bawah pohon Ketapang yang menjulang tinggi di pinggir sungai.

" Mungkin nggak sih Norita berbohong ? " Ellie tiba tiba saja membuka pembicaraan , di antara bunyi deru aliran sungai.

" Soal apa ? " Bayu mengernyitkan dahi.

" Norita tadi berkata kalau dirinya berada di depan tv sepanjang waktu. Dan hanya melihat Denis yang berjalan melewati tangga " ucap Ellie.

" Kamu curiga padanya ? "

" Yah , sedikit penilaian yang bersifat subjektif sebenarnya. Aku mencurigainya, karena aku tidak terlalu suka padanya " Ellie tersenyum masam.

" Kamu tahu ell, aku selalu sulit mengerti perasaan perempuan. Mereka bisa menyembunyikan ketidak sukaannya pada suatu hal , dalam sebuah senyuman. Seperti mu , padahal tadi kamu terlihat peduli pada Norita yang bersedih melihat mayat Dipta. Namun kini kamu mengatakan kamu tidak menyukainya " Bayu menggelengkan kepalanya , keheranan.

" Tidak suka bukan berarti tidak peduli ataupun tidak simpati. Perempuan memang lebih rumit dari pemikiran kita bii " Ellie terkekeh.

" Dulu , aku menolak cintanya " Ellie bergumam lirih nyaris tak terdengar.

" Hah ? Siapa ? "

" Dulu aku menolak cinta Zainul. Namun , saat tahu teman teman merundungnya dengan sangat keterlaluan , aku benar benar ikut geram. Aku sempat mendoakan , semua orang yang melakukan perundungan mendapatkan balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang dilakukan " Ellie menatap Bayu.

" Dan kamu merasa , sekarang mereka mendapatkan ganjarannya begitukah ? " Tanya Bayu menatap Ellie.

" Apa kamu lupa ? Kematian Dipta mirip dengan kejadian pada waktu ulang tahun Mella dulu " Ellie menghela nafas.

" Ulang tahun Mella ? Aku tidak ingat , bagaimana kejadiannya? " Bayu menggaruk garuk kepalanya.

" Ingatanmu buruk Bay, kamu benar-benar tidak ingat ? "

Bayu menggeleng perlahan. Entah bagaimana dia lupa dengan kejadian yang ditanyakan oleh Ellie.

" Hari itu Mella ulang tahun , aku membawakannya sebuah kue ulang tahun dengan ukuran yang cukup besar. Kue itu dibeli hasil dari patungan kita semua , klub drama. Dengan hasil patungan , kue yang didapat pun tak seberapa enak rasanya. Selesai acara nyatanya kue masih tersisa separuh " Ellie mendongak menatap langit yang masih hitam Kalam. Bian mendengarkan dengan seksama.

" Kue yang masih banyak itu , dipaksakan disiapkan dan dijejalkan ke mulut Zainul. Yang melakukannya adalah Dipta. Zainul sempat tersedak dan mengerang kesakitan kala itu. Dan tidak ada salah satupun dari kita yang mencoba menolongnya. Yodi malah menertawakannya , lalu kita hanya menjadi penonton. Bagiku , baik pelaku perundungan ataupun orang-orang yang menyaksikan tanpa berbuat apapun untuk mencegahnya sama sama tak punya hati. Dan aku menyesal hingga saat ini , atas apa yang terjadi pada Zainul di masa sekolahnya dulu " ucap Ellie , matanya tampak bergetar. Bersama dengan rintik hujan , bulir bulir air mata terasa hangat jatuh dari pipinya.

" Entah bagaimana aku benar benar lupa dengan kejadian itu. Ngomong ngomong kue ulang tahun yang kamu beli untuk Mella waktu itu jenis apa atau rasanya apa ? " Bayu kembali bertanya.

" Sama dengan buatan Mak Ijah. Kue pandan " Ellie menjawab dengan cepat. Dia masih ingat betul meskipun kejadian itu telah terjadi belasan tahun yang lalu.

" Brengsek ! Terlalu aneh jika kita anggap ini sebagai sebuah kebetulan. Ell , ayo kita kembali ke rumah " ajak Bayu , langsung menyambar lengan Ellie. Mereka berjalan meninggalkan tepian sungai dan kembali kerumah.

Sedikit tergesa gesa Bayu melepas jas hujan dan menggantungnya di depan kamar mandi. Dia segera menuju ke dapur , mencari Mak Ijah sang pelayan. Sementara Ellie hanya bisa mengikuti, meskipun ia tidak begitu paham dengan jalan pikir Bayu.

" Mak Ijah " panggil Bayu saat melihat Mak Ijah yang duduk di kursi dapur sambil memotong daun bawang.

Mak Ijah menoleh sebentar , kemudian kembali sibuk dengan daun bawang. Dia mengacuhkan keberadaan Bayu dan Ellie di belakangnya.

" Mak, siapa yang menentukan menu apa yang akan kita makan waktu sarapan tadi ? " Bayu meninggikan suara , sedikit kehilangan kontrol emosinya di hadapan Mak Ijah.

" Semua menu , sesuai permintaan Tuan Zainul. Beliau selalu menuliskan apa yang harus saya masak pada kertas yang diletakkan pada nampan bekas tempat obatnya " Mak Ijah menjawab dengan wajah datar. Pelayan itu telah kembali pada setelah pabriknya.

" Termasuk menu pagi tadi ? Kue kukus pandan ? " Bayubertanya memastikan.

" Iya tuan " jawab Mak Ijah singkat.

Bayu berjalan menuju ketempat lemari es. Sedikit kasar ia membuka pintu lemari es. Melihat kedalamnya dan membanting pintunya sedikit kencang saat apa yang dicarinya tak ditemukan.

" Siapa yang tadi mengambil kue di dalam lemari es ? Mak Ijah terus berada di dapur kan ? Mak Ijah pasti tahu " Tengah Baik dengan nada yang sedikit semakin meninggi.

" Saya tidak tahu tuan. Banyak tugas yang harus saya kerjakna di rumah ini. Saya tidak mungkin hanya duduk memperhatikan lemari es terus menerus " ucap Mak Ijah acuh tak acuh.

Sikap Mak Ijah yang terkesan tidak peduli dan menyepelekan membuat Bayu semakin panas. Bayu ingin sekali membawa perempuan aneh itu ke kantor polisi untuk menginterogasinya.

" Bay tenanglah " Ellie mendekat dan mengusap punggung Bayu perlahan.

" Kenapa kamu malah jadi marah dengan Mak Ijah sih " Ellie menepuk nepuk pundak Bayu , mencoba menenangkan kawan lamanya itu.

" Dia menyebalkan " ucap Bayu lirih.

Sementara itu , di halaman depan Hendra dan Iva berjalan mondar mandir tak tentu arah.

" Hei , kamu tak curiga dengan si Bayu ? " Tanya Hendra dari balik jas hujannya yang basah kuyup.

" Curiga gimana ? " Iva balik bertanya.

" Ya. Soalnya tadi hanya dia yang melihat mayat Dipta. Kita tidak benar benar tahukan bagaimana keadaan Dipta yang sebenarnya. Apa iya ada kue ditenggorokannya seperti yang dikatakan Bayu ? Bagaimana jika ia berbohong ? " Hendra menyampaikan kecurigaannya.

" Untuk apa dia berbohong Hen ? "

" Untuk menutupi bukti pembunuhan misalnya. Bisa saja kan, Bayu yang telah mencelakai Dipta " Hendra terlihat serius dengan ucapannya.

" Terus menurutmu kita harus gimana " Iva kembali bertanya.

" Intinya jangan terlalu percaya pada Bayu. Dia berlagak menjadi pemimpin dan menyuruh kita melakukan ini itu, padahal dia pelakunya. Terkadang kejahatan akan tertutupi oleh topeng kebaikan "

" Ah , kamu jangan ngomong sembarangan Hen " Iva membantah.

" Aku tidak sembarang. Bayu itu sosok yang manipulatif. Bahkan pemilihan pasangan tadi ini lho , sesuai keinginannya " ucap Hendra menggandeng Iva untuk berteduh di bawah pohon beringin besar di depan jalan masuk kehutan.

" Ha? Gimana ? " Iva tak mengerti.

" Bayu memasangkan dirinya dengan Ellie. Apa kamu tidak tahu ? Bahwa Bayu lah penyebab Cinta Zainul tidak diterima oleh Ellie "

" Percayalah padaku , ikuti kata kataku. Aku akan melindungi mu " Hendra meyakinkan Iva.

Iva berfikir sejenak , kemudian mengangguk setuju.

Judgment DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang