Bayu menikmati setiap guyuran air yang menerpa tubuhnya. Air khas pegunungan yang terasa begitu dingin namun menyegarkan. Mandi bisa menjadi sarana merelaksasi diri sendiri. Segala rasa penat seakan ikuta hanyut mengalir bersama air.
Bayu teringat kembali sosok Zainul yang tadi menampakkan diri di lantai atas. Tubuh yang penuh perban, memakai kursi roda , juga suara seraknya yang terdengar asing. Bayu menjadi ragu, dia tidak yakin yang dilihatnya tadi adalah Zainul.
Zrakk zrakk zrakk
Dalam lamunan, Bayu mendengar suara yang berasal entah darimana. Sebuah suara seseorang sedang menggergaji sesuatu. Mungkinkah Pak Mardoyo sedang memotong kayu ?
Bayu mematikan kran air. Menajamkan pendengarannya memastikan suara apa yang baru saja terdengar. Namun ternyat suasana begitu senyap dan hening kali ini.
Bayu bergegas menyelesaikan mandinya. Dia keluar dari dalam kamar mandi.
Kamar mandi terletak dibagian paling belakang di sebelah kiri dari dapur. Bentuk kamar mandi sedikit kontras dengan bagian depan rumah yang nampak mewah. Kamar mandi hanya berukuran 3×3 meter dengan sebuah kran dan bak hitam sebagai wadah air. Ada sebuah lorong di depan kamar mandi dengan pintu besi di ujung lorong. Di balik pintu merupakan halaman belakang yang nampak rimbun oleh tanaman perdu. Bian berjalan perlahan ke arah pintu.
Suasana senja di tengah hutan nampak temaram. Suara gemericik air sungai terdengar begitu deras. Beberapa serangga juga berbunyi sahut sahutan. Ada kesan tenang, tenteram sekaligus horor dan menakutkan.
Krienggg
Bayu membuka pintu besi. Udara dingin menerpa tubuh Bayu . Bayu mengedarkan pandangan dan sekilas dia seperti melihat bayangan seseorang yang tengah berlari.
Plakkk
Sebuah tepukan cukup keras mengenai pundak Bian . Refleks dia menoleh dan ternyata Iva yang berdiri di belakangnya.
" Ngagetin saja " Bayu sedikit jengkel
" Lha ngapain kamu disitu ? " Iva bertanya. Kini matanya telah menghadap tubuh Bayu. Walaupun Bayu adalah seorang polisi, tapi tubuh dia terlihat kekar dan kokoh.
" Pengen lihat lihat va. Kamu ngegangguu saja " Bayu sewot
" Lihat lihatnya sih boleh. Tapi aku kan juga mau mandi "
" Terus kenapa ? " Bayu bertanya tak mengerti
" Lah itu gayungnya kamu bawa " Iva menunjuk gayung berwarna merah muda yang digenggam Bayu dengan tangan kirinya.
" Astagaa " Bayu menepuk dahinya sendiri, kemudian menyerahkan gayung itu pada Iva
Setelah menyerahkan gayung, Bayu segera kembali keruang tamu. Saat melewati dapur Bayu sempat melihat dan mengamati Mak Ijah yang begitu sibuk menyiapkan hidangan makan malam. Usianya sudah cukup tua nyatanya tidak mengurangi tingkat kecekatan dalam memasak dan menyajikan makanan dipiring. Perempuan itu terlihat begitu lihai dalam mengerjakan tugasnya.
Sampai di ruang tamu ternyata Bayu tak menemukan siapapun disana. TV dibiarkan menyala tanpa ada yang menontonnya. Sesaat kemudian datang Galang yang berjalan dari arah pintu depan. Setelahnya Ellie dan mella juga kembali ke ruang tamu.
" Darimana kalian ? " Bayu bertanya penasaran
" Kami dari halaman depan " jawab Mella dan Ellie kompak
" Aku juga dari depan " ucap Galang singkat
" Kami kok nggak melihatmu di halaman depan Lang ? "Mella mengernyitkan dahi
KAMU SEDANG MEMBACA
Judgment Day
Mystery / ThrillerPENYAKIT HATI AKAN TERUS MENETAP SAMPAI MATI Sebuah surat undangan dari seorang penulis ternama di kabupaten T yang ditujukan kepada teman teman sekelasnya di masa SMA dulu. Mereka diundang untuk berkunjung ke rumah sang penulis. Rumah unik, dua lan...