Tepat tengah malam, terdengar suara lolongan anjing yang panjang dan menakutkan. Hewan liar itu seakan tahu bahwa saat ini bukan waktunya untuk manusia beraktivitas. Setiap makhluk yang menempati dunia ini memiliki jatah waktu masing masing untuk melaksanakan kodrat hidupnya.
Dipta berdiam diri di dalam kamarnya. Sedari tadi dia membolak balik bantal. Dia tengah kesulitan untuk memejamkan mata. Ruang kamar yang terlalu sempit membuatnya merasa tidak nyaman.
Dipta dapat mendengar dengan jelas suara anjing yang menggonggong terus menerus. Juga suara serangga dan hewan nokturnal lainnya bersahut sahutan. Begitulah suara hutan di malam hari.
Tiba tiba saja hp Dipta bergetar pelan. Sebuah pesan wa masuk. Dipta membacanya sekilas. Kemudian dia beranjak membuka tas ranselnya. Dipta mengambil sebungkus rokok kretek favoritnya.
Beberapa detik berikutnya Dipta mendengar suara langkah kaki mendekati pintu kamarnya. Dengan sedikit terburu buru Dipta membuka pintu. Seseorang berdiri di depan pintu membawa sebungkus rokok di tangannya.
" Kamu kesulitan tidur juga rupanya " ucap Dipta.
" Masuklah, kita merokok bareng sampai pagi. Aku juga bawa sesuatu " Dipta tersenyum sekilas. Dia menunjukkan minuman keras oplosan dalam tas ranselnya. Sosok di depan Dipta tersenyum, kemudian masuk ke dalam kamar.
Satu lagi orang yang belum memejamkan matanya saat jam beranjak ke pukul satu. Dia adalah Denis, sang musisi. Dia masih sibuk men scroll media sosialnya. Ada yang mengganggu pikirannya.
Saat teriakan Tia menghebohkan seluruh penghuni rumah tadi sore, Denis sedang live Instagram. Seperti yang lainnya, Denis berlari ke arah sumber suara. Waktu itu Denis belum sempat mematikan siaran langsungnya. Hingga tanpa sengaja, kamera hp nya mengarah pada sosok pak Mardoyo.
Saat itulah para pengikut instrumen Denis mulai heboh berkomentar. Beberapa dari mereka ada yang mengenali pak Mardoyo. Menurut mereka pak Mardoyo mirip dengan orang yang pernah tersandung sebuah kasus kriminal di kota T.
Denis saat ini sedang berselancar di dunia maya. Dia mencari cari artikel tentang kasus kriminal yang dibahas pengikut IG nya tadi. Hingga akhirnya dia menemukan artikel berita yang sudah cukup lama, dari tahun 2013 yang lalu. Denis terbelalak kaget, memang benar foto pada artikel tersebut sama persis dengan pak Mardoyo. Denis segera men screen shot artikel tersebut.
" Bayu, aku harus ngomong sama Bayu besok " Denis bergumam sendiri, teringat temannya yang sekarang merupakan anggota kepolisian itu.
Dukk duduk dukk
Uggghhhh
Sebuah suara mengagetkan Denis. Suara seperti seseorang memukul tembok dan suara rintihan. Denis mencoba mendengarkan darimana asal suara tersebut, namun suasana berubah hening dan sepi. Suara telah menghilang , tak terdengar apapun kali ini.
Denis mulai merinding, tengkuknya terasa dingin. Diliriknya jam pada layar Hp nya, sudah lewat tengah malam. Denis segera memasukkan badannya ke dalam selimut. Dia lebih memilih tidur untuk menghindari hal hal menyeramkan yang mungkin bisa menghantuinya di sepertiga malam nanti.
‡‡‡
Suara Kokok bekisar yang unik membangunkan Bayu dari tidurnya. Matanya mengerjai ngerjap, memperhatikan ruang tidurnya yang sempit. Cat putih di langit langit kamar tidak pula mengurangi rasa sesak karena nuansa pengap yang terasa.
Bayu melihat jam di layar Hp nya. Jam setengah 6 pagi. Tidurnya benar benar nyenyak semalam. Mungkin rasa lelahnya yang menumpuk seharian kemarin membuatnya a waktu tidur yang lebih lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/355164393-288-k108027.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Judgment Day
Mystery / ThrillerPENYAKIT HATI AKAN TERUS MENETAP SAMPAI MATI Sebuah surat undangan dari seorang penulis ternama di kabupaten T yang ditujukan kepada teman teman sekelasnya di masa SMA dulu. Mereka diundang untuk berkunjung ke rumah sang penulis. Rumah unik, dua lan...