18

2.4K 15 0
                                    

Diva membuka mata melihat wajah Vyn, pipinya Diva memerah malu karena baru kali ini tertidur di pelukan seorang laki-laki. Diva merasa sangat nyaman berbaring di sebelah Vyn yang merangkul pinggangnya. Diva dan Vyn begitu dekat tanpa jarak seakan keduanya sudah saling kenal ssjak lama.

Vyn juga bangun dan menatap wajah cantik bak dewi di pelukannya. Vyn begitu tak percaya, gadis yang selalu hadir di mimpinya itu sekarang berada di pelukannya. Diva memberanikan diri mencium bibir Vyn lalu meraba-raba kontol ngacengnya.

"Cuphhh..." Diva.

Keduanya berciuman bibir cukup lama hingga Vyn duduk memeluk Diva duduk di pangkuannya. Diva terlihat manja memeluk Vyn merangkul lehernya. Vyn menatap sekitarnya dan hanya ada Ima dan Eva yang lagi tersenyum bahagia. Vyn yang tak tahu apa-apa pun bertanya.

"Cuphhh... Kamu...?" Vyn.

"Uhhhh... Kamu yang tiap malam datang ke mimpiku dan setiap kamu datang pasti selalu memperkosaku, kamu harus tanggung jawab..." Diva.

"Aku memperkosamu di dalam mimpi, tapi sekarang juga aku bisa melakukannya secara nyata... Cuphhh..." Vyn.

"Sayang... Selamat nak, akhirnya kamu bakalan menikah dengan gadis ini. Kamu tahu dia siapa sayang?" Eva.

"Nggak tahu ma, sepertinya dia adalah seorang dewi yang kesasar..." Vyn.

"Beliau yang mulia ratu Diva, sayanghhh..." Eva.

"Haaa?" Vyn.

"Cuphhh... Kamu milikkuhhh... Aku sudah menunggumu sangat lamahhhh..." Diva.

Vyn masih bingung dengan semua yang terjadi padanya, tiba-tiba dia melihat gadis cantik yang membuat dirinya merasa panas tadi. Vyn seperti masuk ke dalam mimpinya lagi bertemu dengan gadis cantik itu. Dan di dalam mimpi, Vyn dan Diva menikah. Mereka seakan sudah mengenal cukup lama jadi tak ada rasa canggung.

"Yang mulia?" Eva.

"Kalian sudah melihatnya bukan?" Diva.

"Benar yang mulia, saya ikut bahagia" Eva.

"Trima kasih, kamu adalah ibu yang baik" Diva.

"Saya selalu memanjakan anak saya sejak dia lahir, anak saya punya kebiasaan kalau bangun tidur pasti langsung minta ngentot. Dia suka makan buah-buahan ketimbang daging atau nasi" Eva.

"Iya aku mengerti, aku akan mengingatnya baik-baik. Di dalam minmpiku, dia laki-laki gagah dan perkasa tapi ternyata dia sangat manja, mama... Bolehkan aku memanggilmu seperti itu?" Diva.

"Tentu saja boleh yang mulia" Eva.

"Aku tak bisa berlama-lama di sini, ada monster kuat yang bersiap menyerang desa ini. Untuk itu aku akan ke medan perang" Diva.

"Hati-hati yang mulia, kami akan menunggu di sini" Eva.

"Mari yang mulia, saya akan mengantar" Ima.

Diva memeluk Eva dan mencium bibirnya dengan lembut lalu Diva juga mencium bibir Vyn dan mengecup manja kontolnya. Diva dan Vyn terlihat tak mau berpisah, namun Diva harus segera ke medan perang. Dengan di kawal Mona sang perdana mentri, Diva dan Ima pun berangkat.

"Mama, berangkat dulu... Emuachhh..." Ima.

"Mami nggak usah ikut perang, cukup mendukung yang mulia ya? Mama takut kalau mami kenapa-napa" Eva.

"Iya mama... Cup... Emuachhh..." Ima.

"Mami cepet pulang..." Vyn.

"Iya sayang... Cium mami dulu dong..." Ima.

Vyn mencium bibir, pentil dan menjilat memek Ima lalu berciuman bibir cukup lama. Akhirnya Ima bergabung mengawal Diva menuju medan perang. Ima dan Mona memakai armor sedangkan Diva tetap telanjang bulat hanya memakai sepatu bot dan kaos tangan. Sampai di pos, keadaan begitu kacau.

"Apakah standar tinggi militer sekarang tinggi?" Ima.

"Minimal 80 inci, hal ini di dasarkan oleh tinggi badan yang mulia yang 75 inci. Tentunya menjadi semakin sedikit prajurit militer kerajaan kita tetapi, kekuatan 1 prajurit yang sekarang setara dengan 100 prajurit biasa" Mona.

"Pantas saja, akhir-akhir ini banyak gadis-gadis muda berolahraga meninggikan tinggi badan mereka" Ima.

"Yang mulia mempunyai divisi baru yang belum resmi yaitu prajurit udara. Semua prajurit khusus ini harus punya skill atau ketrampilan terbang. Jika kau punya kandidat maka antarkan dia mendaftar di divisi khusus ini" Mona.

"Senang mengetahui militer sekarang yang semakin kuat dan maju" Ima.

"Merupakan kehormatan darimu veteran..." Mona.

Kini Diva, Mona dan Ima berdiri di tembok benteng perbatasan. Di depan meraka ada seorang panglima militer bernama Jian. Panglima Jian tengah mencium memek Diva sebagai penghormatan tertinggi. Selanjutnya mereka berdua nampak membahas sesuatu yang penting.

"Yang mulia, bencana gelombang kali ini di pimpin oleh monster iblis, perang kali ini sudah mencapai tahap puncak. Waktu petang nanti, pasukan monster iblis akan sampai di tempat ini" Jian.

"Apakah pasukan sudah makan dan istirahat dengan baik?" Diva.

"Sudah yang mulia, mereka jarang punya kesempatan di medan perang seperti ini. Mereka sudah siap bertarung secara menggila di tambah yang mulia hadir di sini..." Jian.

"Segera temui istrimu, dia selalu gusar sejak dia mengantarkan aku sampai di sini..." Diva.

"Terima kasih yang mulia..." Jian.

Panglima militer bernama Jian itu tiba-tiba di peluk erat dari belakang oleh Mona. Mereka berpelukan dan berciuman bibir dengan panasnya. Ternyata keduanya adalah pasangan yang sudah menikah. Jian dan Mona ini juga budaknya Diva dan mereka berdua yang menrawat Diva sejak kecil.

Beberapa tahun yang lalu, Diva ingin melepas status budak Jian dan Mona ketika mereka berdua menikah sebagai hadiah pernikahan dari Diva. Namun, Mona dan Jian malah menolaknya di karenakan, status tak mereka pikirkan. Jika bukan karen mereka menjadi budak Diva, kehidupan mereka tak akan seperti sekarang ini.

Tentu saja Jian langsung mengajak Mona ke tenda pribadi milik Jian tak lupa Mona menyuruh pengawal lain agar tak menganggu Ima dan Diva. Mereka berdua langsung telanjang bulat bercinta dengan panasnya usai berada di dalam tenda. Sementara itu, Diva dan Ima masih berdiri di tembok benteng melihat kekacuan medan perang.

"Cuphhh... Yang mula sangat cantik sekali... Cuphhh..." Ima.

"Emfthhh... Apakah Vyn menyukaiku?" Diva.

"Tentu saja yang mulia, hamba dapat melihat mata anak hamba itu begitu ingin memakan yang mulia..." Ima.

"Hihi... Memakanku?" Diva.

"Yang mulia harus tahu, hamba dan istri hamba selalu kewalahan melayaninya. Dia adalah bocah yang perkasa dan kuat tahan lama..." Ima.

"Mungkin aku bakalan pingsan mami... A-aku masih perawan..." Diva.

"Wow... Anak saya sangat beruntung" Ima.

"Akulah yang beruntung, setiap ada seorang pemuda yang suka denganku dan hendak melamarku atau yang ingin melamar, ada kultus rahasia yang sangat kuat menghalangiku. Tetapi sekarang mereka tak menggangguku bahkan sekarang aku tahu, berita tentang aku dan Vyn tak akan sampai ke luar" Diva.

"Mereka mungkin hanya ingin menjaga yang mulia, yang mulia adalah pemimpin kerajaan ini..." Ima.

Diva duduk di pangkuan Ima posisinya miring seperti bayi, sesekali Diva menghisap susu dari pentil Ima. Ima juga sesekali mencium bibir Diva sambil meraba-raba memek perawannya. Menjaga jarak dari Diva dan Ima, pengawal kerajaan nampak bergosib. Mereka membicarakan ratu mereka yang sedang berbahagia.

Naked World ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang