19

3.6K 17 0
                                    

Petang pun datang, di depan tembok benteng perbatasan kerajaan Ezia pasukan besar monster iblis menyerang. Berbaris rapi di atas tembok benteng prajurit militer kerajaan Ezia siap dengan senjata ajaib masing-masing.

Sang ratu kerajaan Ezia, Diva duduk mengangkang lebar memeknya sedang di jilati lidahnya Ima, berdiri di sebelah kanan kirinya ada Jian dan Mona. Mereka berempat berada di menara tinggi mengamati medan perang. Tiba-tiba Jian dan Mona menatap takjub ke arah Ima yang lagi menjilati memek Diva.

"Memang veteran, nggak fokus begini bisa ngebantai monster sebanyak itu" Jian.

"Aku sudah biasa melihatnya, dia adalah mantan prajurit militer yang pada saat pensiun di juluki malaikat maut" Mona.

"Mamihhh... Nikmat sekalihhh... Ouchhh... Shhhhh... Ahhhhh..." Diva.

"Memek yang mulia sangat bagus, hamba bisa membayangkan betapa indahnya jika memek yang mulia ini di genjot kontol jumbo anak saya?" Ima.

"Ahhhhh... Embhhh... Shhhhhh... Ouchhh..." Diva.

"Slurup... Memek perawan yang mulai sangat menakjubkan rasanya... Slurup..." Ima.

"Arghhh... Arghhh... Embrghhh..." Diva.

*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut...*

Wajah Ima basah di semprot cairan kenikmatan dari lubang pipis memek Diva. Ima mengusapkan wajahnya ke memek Diva yang merekah indah lubang memeknya berwarna merah muda mengkilap lendir birahi. Sampai nafas Diva menjadi tenang barulah dia melihat medan perang yang kacau.

Diva berdiri agak lunglai karena memeknya sangat sensitif, dia menutup mata sejenak. Dari obor yang banyak di pasang di tembok benteng terbentuk bola api. Bola api sebesar kepalan tangan itu terbang ke medan perang menerangi prajurit yang sedang dalam keadaan gila perang.

*"Skill yang mulia memang hanya bola api, tapi kalau bola api jumlahnya ribuan begini?"* Ima.

Diva tak menyerang monster sama sekali hanya menerangi medan perang. Para prajurit pendekar sihir dengan senjata besar mereka menyapu monster di sana-sini. Ada yang pakai pedang besar, kapak besar, gergaji raksasa dan gada duri. Senjata besar type seperti ini memang menjadi senjata utama prajurit militer pendekar sihir kerajaan.

Dari arah belakang pasukan militer berbaris rapi membawa senjata tongkat sihir melemparkan seragan mereka. Ada bola api, pisau angin, panah api, air penyembuh dan masih banyak lagi. Pasukan militer kerajaan akhirnya bisa mendorong monster semakin tersudut.

Saat pemimpin pasukan monster hendak melempar serangan sihir, saat itulah ribuan bola api menyerangnya. Api dari penyihir level IX tak hanya membakar wujud fisik melainkan membakar jiwa. Iblis itu tak sempat menyerang sudah di habisi oleh ratu kerajaan Ezia. Diva terlihat pucat wajahnya di pelukan Ima.

"Istirahatlah yang mulia... Hamba akan menggendong yang mulia pulang ke rumah hamba" Ima.

Bersama para pengawal istana, Ima menggendong Diva yang tertidur lelap pulang ke rumah. Mona dan Jian tersenyum saling berpelukan dan para prajurit militer kerajaan bersorak akan kemenangan perang. Bencana gelombang monster akhirnya teratasi dengan sangat baik. Berita kemenagan itu lagsung tersebar.

"Syukurlah yang mulia akhirnya menemukan kekasihnya, kita berdua tak perlu khwatir lagi" Jian.

"Kamu harus pulang ke rumah dan aku nggak mau dengar ada alasan lagi. Mereka semua sangat merindukanmu..." Mona.

"Hahhh... Iya deh... Aku akan pulang, aku juga rindu dengan selir-selir kita di rumah" Jian.

"Hembhhh... Mereka berlima puluh setiap malam ngentotin aku sampai tak memberiku tidur sama sekali..." Mona.

"Ayo kita kembali ke tendaku, aku masih kangen sama memek dan tetekmuhhhh..." Jian.

Jian menarik tangan Mona turun dari tembok benteng dan kembali ke tenda mereka. Jian langsung bugil dan menelanjangi istrinya itu dengan penuh nafsu. Bibirnya mencium bibir Mona menghisap lidahnya, kedua tangannya yang nakal meraba sana sini di tubuh montoknya Mona.

Kembali ke rumah, Ima di sambut oleh istrinya yang lagi menerima genjotan kontol anaknya. Vyn mencabut kontol dari lubang memek Eva, dia tak sabar mengocok batang kontolnya sendiri menunggu Ima membaringkan Diva di dipan ruang tamu.

"Arghhh... Sayanghhh... Anak mamihhh... Embhhh... Sabar sayanghhh... Embhhh... ARGHHH..." Ima.

*Bleshhh... Plak... Plak... Plak...*

Vyn memasukkan kontolnya ke memek Ima dan langsung menggenjot dengan liarnya. Vyn melihat Diva yang terlelap sambil tersenyum semakin membuat nafsunya membara. Sementara itu, Eva berdiri dengan badan yang penuh keringat serta wajah yang kelelahan. Eva menggeleng tak berdaya melihat istrinya lagi di genjot dengan liarnya.

"Cuphhh... Anak mama nggak pernah puas kalau ngentot... Emuachhh..." Eva.

"Iyahhh... Mamahhh... Huhhh... Huhhh... Aku nggak tahu mahhhh... Pokoknya kontolku rasanya sakit kalau nggak ada memek mama atau memek mamihhh... Ouchhh..." Vyn.

*Plak... Ceplak... Ceplak... Ceplak...*

Suara nyaring tepukan pantat dan paha di tambah bunyi becek membangunkan Diva. Dia melihat Ima yang lagi di genjot oleh Vyn terpaku sejenak. Diva memandangi wajah, dada, perut Vyn yang penuh otot basah keringat. Mata Diva terlihat terpesona dengan Vyn yang semakin liar nggenjot lubang memek Ima.

"Kemarilah bocah maniskuhhh... Mamimu sudah tak sanggup lagi kamu entot..." Diva.

Suara Diva yang lemah dan lembut membyat Vyn melepaskan memek maminya. Ima langsung di peluk oleh Eva dan keduanya berciuman dengan panasnya. Diva melihat batang kontol jumbo Vyn yang ngaceng dengan mata yang sayu. Diva mencium pucuk kepala kontol Vyn sambil menutup mata.

Mulut kecil Diva terbuka lebar melahap kepala kontol Vyn yang mengkilap. Batang kontol Diva genggam lalu di kocok dengan pelan dan lembut. Wajah cantik Diva yang sorot matanya sayu menatap Vyn yang sedang berada di pucak kenikmatan. Baru di kocok sebentar tapi Vyn sudah tak kuat lagi.

"Arghhh... Arghhhhhhh..." Vyn.

"Embrghhh... Embhhh... Hahhh... Hahhh... Lezat sekali pejuhmu sayang..." Diva.

Vyn yang lemas usai menyemprotkan pejuh di mulut Diva terduduk lemas memeluk perut Diva. Vyn sudah tak canggung lagi dekat dengan Diva, ia naik dan menindih badan Diva. Karena perbedaan tinggi badan, Vyn berbaring telungkup dengan kepalanya di dada Diva.

"Anak kita yang biasanya pecicilan, sekarang kicep cuma di emut kontolnya sama yang mulia" Eva.

"Huhhh... Huhhh... Mereka berdua sangat serasi dan anak kita malah makin manja sama yang muliahhh..." Ima.

"Dengan bersama yang mulia, kita bisa tenang melepas anak kita. Sudah waktunya dia menemukan kebahagiaan bersama yang mulia" Eva.

"Mama rela melepas anak kita begitu saja?" Ima.

"Kenapa tidak? Mama sudah punya mami... Cuphhh..." Eva.

Malam semakin larut, Eva dan Ima tidur di kamarnya, sedangkan Diva tak bisa tidur terus memandangi wajah kekasihnya. Vyn tertidur dengan damai sambil mengulum pentil kiri Diva, sesekali Vyn menghisap pentil itu yang membuat Diva mendesah keenakan. Dengan bantal bahu Diva, Vyn tidur memeluk Diva secara posesif.

*"Aku telah menemukanmu... Kita akan bersama selamanya... Aku ingin segera memberikan perawanku untukmu sayang... Saat itulah kamu nggak akan pernah aku lepaskan..."* Diva.

Naked World ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang