New Shine

13 1 0
                                    

.
.
.
.
.
____________

Foto sampul oleh:
IG: indahlwr

Foto ilustrasi oleh:
IG: yunitasrisusanti93

Sumber cerita:
Inspirasi dari kawan dan google

----------
.

.
.
.
.

Seorang anak kelas 4 SD. Masuk ke dalam kamarnya. Cukup luas untuk ukuran kamar anak-anak. Dia membuka FB dan melihat permintaan pertemanan. Ada dua puluh lima permintaan pertemanan. Memilah-milah, anak itu berhenti lalu meletakan tablet layar sentuhnya dulu. Dia melihat ke arah boneka beruang halusnya. Boneka seukuran badannya. Anak itu mengambil boneka itu lalu memeluknya.

Tidak sengaja, boneka itu menindih layar tabletnya. Menerima beberapa permintaan pertemanan sekaligus.

"Ahhh, kan," ucap anak itu kesal.

Dia rebahan kembali. Lalu memegang tabletnya. Melihat siapa saja yang menjadi teman onlinenya saat itu. Lalu tiba-tiba, ada pesan masuk.

Ilona Nesta:
Hai, thanks udah konfir.

Nadira Pratiwi:
Sama-sama. Intro.

Ilona Nesta:
Aku Ilona Nesta. Panggil aja Lona.

Nadira Pratiwi:
Orang mana?

Ilona Nesta:
Orang Padamarun. Kamu?

Nadira Pratiwi:
Orang ponorogo.

Ilona Nesta:
Udah kelas berapa Nadira?
Aku kelas 4.

Nadira Pratiwi:
Panggil saja Nara. Aku kelas 4 juga.

Ilona Nesta:
Kita jadi teman yaa

Nadira Pratiwi:
Oke.

Ilona Nesta:
Kamu hobinya apa?

Nadira Pratiwi:
Aku hobinya membaca.
Cerita-cerita di Funfiction.

Ilona Nesta:
Ohh, aku tahu.
Tapi aku gak suka baca

Nadira Pratiwi:
Kenapa?

Ilona Nesta:
Gak suka aja.

Nadira Pratiwi:
Hei, begitu dulu ya.
Aku mau mandi dulu.

Ilona Nesta:
Oke teman. Bye.

Anak bernama Nara itu langsung menutup tabletnya. Dia pergi ke kamar mandi miliknya. Kamar mandi khusus di dalam kamarnya. Membersihkan dirinya untuk segera pergi les sore. Sesampainya di tempat les, Nara mengambil beberapa foto lalu mengirimkannya ke internet.

Baru saja dikirim. Masuk pesan baru.

Ilona Nesta:
Hei, ini di mana?

Nadira Pratiwi:
Di tempat Les aku.

Ilona Nesta:
Wah senang ya.

Nadira Pratiwi:
Senang kenapa?

Ilona Nesta:
Aku di sini gak bisa ke mana-mana

Nadira Pratiwi:
Kenapa?

Ilona Nesta:
Aku dibuli. Gak punya teman.

Nadira Pratiwi:
Kasihan ya.

Ilona Nesta:
Iya. Aku cuma punya teman online.

Nadira Pratiwi:
Lapor mama-papamu

Ilona Nesta:
Jangannn. Mereka ancam akuuu.

Nara kecil terdiam. Tidak tahu mau ketik apa lagi. Tapi kemudian kakak lesnya menegurnya.

"Nara. Jangan main HP," ucap kakak lesnya itu.

Anak itu langsung menutup tabletnya. Lalu mengerjakan soal perkalian bersusun. Anak itu sedang meningkatkan kecepatan berhitungnya. Kakak yang menjadi guru lesnya itu melihat hasil. Kagum dengan kecepatan berhitung anak di depannya.

Hari sudah hampir gelap. Les baru saja selesai. Bapak dari Nara datang menjemput. Tapi kakak Lesnya itu berbicara sebentar dengan Bapaknya. Menunjukkan kekagumannya pada peningkatan kecerdasan numerik dari Nara. Tapi tadi kedapatan kurang fokus karna main Tablet. Katanya ini baru pertama kalinya Nara tidak fokus belajar.

Bapaknya mendengar dengan baik saran dari Kakak Les itu. Lalu mengantar Nara pulang dengan motor. Sesampainya di rumah. Ibu dari Nara langsung menyambut Nara.

"Sayang, bagaimana belanjarnya?"

Anak kecil itu memeluk Ibunya, "Seru Maaa."

Anak itu masuk ke kamar. Hanya membuka sepatu lalu naik ke tempat tidur. Menyalakan tabletnya. Dan melihat sudah ada tiga pesan masuk.

Ilona Nesta:
Nara? Kenapa kamu tidak balas?
Yaudah, kalau kamu tidak mau berteman lagi.
Banyak yang begitu sama aku.

Nadira Pratiwi:
Hai, maaf tadi aku lagi
disuru buat stop main hp.
Aku mau kok jadi temanmu.

Ilona Nesta:
Nara. Aku mau mati aja.

Nadira Pratiwi:
Hei, kenapa?

Ilona Nesta:
Aku gak mau diginin terus.

Nadira Pratiwi:
Lapor ke mama-papamu Lona

Ilona Nesta:
Nara. Mereka ancam aku.
Katanya bakal bunuh kami sekeluarga.

Percakapan itu terhenti ketika Ibunya mengetuk pintu kamar. Belum sempat mengirim balik pesan. Ibunya sudah membuka pintu. Melihat anaknya belum berganti pakaian. Di atas tempat tidur dengan kaos kaki yang belum dilepas.

"Nara, ganti celana panjangmu dulu."

Nara mengangkat kepala, "Mamah. Dikit lagi Mah."

"Nara tadi main tablet waktu lagi blajar ya?"

"Iya Mah. Maaf," akuinya lalu meletakan tablet.

"Mama ingatin ya sayang. Kalau jam belajar, pakai untuk belajar dulu. Kalau jam main. Baru boleh main. Coba ulangi sayang."

"Kalau jam belajar, belajar dulu. Kalau jam main, baru boleh main."

"Pinter sayang. Sekarang ganti baju dulu."

Anak itu langsung turun lalu mengambil handuk. Dia ke kamar mandi lalu membersihkan diri. Setelah itu dia keluar kamar. Merapikan tempat tidur dan barang-barangnya. Berkaca sebentar lalu duduk di depan meja rias. Kembali membuka tabletnya. Kembali mengetik pesan.

Nadira Pratiwi:
Mereka ancam begitu? Jahat.

Ilona Nesta:
Iya Nara. Kamu tadi ngapain?

Nadira Pratiwi:
Aku mandi dulu tadi.

Ilona Nesta:
Oh.

Nadira Pratiwi:
Tidak ada yang tau kalau kamu dibully?

Ilona Nesta:
Tahu sih. Tapi mereka gak bantu aku.

Nadira Pratiwi:
Mereka biarin aja ya?

Ilona Nesta:
Iya Nara. Aku kayaknya gak penting buat mereka.

Nadira Pratiwi:
Hei, jangan bilang begitu.

Tiba-tiba tidak ada balasan. Anak kecil itu bertanya-tanya. Kenapa teman barunya tidak membalas pesan? Mungkin mandi, pikir Nara.

-----Bersambung-----

Info Update
Part 2: Perfect Parents
Jumat, 12 Januari 2024
Sebelum jam 8 Malam.

Shine Like SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang