.
.
.
____________Foto sampul oleh:
IG: indahlwrFoto ilustrasi oleh:
Canva: Karya PribadiSumber cerita:
Inspirasi dari kawan dan google----------
.
.
.
.
.Hari sudah hampir gelap. Seorang ibu menunggu anak perempuannya pulang. Dia berdiri di depan pintu rumah. Memandang ke halaman kosong depan rumahnya. Cahaya matahari mulai dihalangi dahan-dahan pohon hutan. Lalu suara motor mulai terdengar. Menerobos jalan setapak di antara semak. Motor itu berhenti tepat di halaman.
"Naraaa, sini sayang," sambut ibu itu dengan membuka tangan.
Anaknya turun motor lalu memeluk Ibunya.
"Sayang mandi lalu makan. Abis makan baru kita cerita di kamar."
"Oke Mah!"
Anaknya masuk. Suaminya memandang dari atas motor. Dia memarkirkannya di situ lalu mendekat ke istrinya. Keduanya berpelukan.
Istrinya berbisik, "Pah. Malam ini biar saya saja yang jelaskan ya."
"Iya Yana," jawab Bapak itu kemudian mengecup pipi Istrinya.
Makan malam sudah selesai. Sekarang Ibu dan anak kecil itu berjalan ke kamar. Duduk di atas tempat tidur berukuran untuk satu orang dewasa. Muat untuk mereka berdua berbaring. Ibunya mulai pembicaraan.
"Sayang. Tadi siang, kita belajar sampai mana?"
"Sampai jangan baca funfiction lagi."
"Nah, ada yang Nara tidak mengerti?"
"Gak ada Mah."
"Coba Nara ceritakan. Funfiction itu isinya apa?"
Nara mulai membenarkan posisi tidurnya menjadi duduk. Lalu dengan semangat dia mulai bercerita. "Ma, di Funfiction. Selalu bilang soal susu besar."
Mendengar itu. Ibunya geleng-geleng kepala.
Ibu itu lalu mulai menjelaskan pada anaknya kalau, "Nara. Itu kalau anak perempuan sudah semakin dewasa. Untuk sekarang, Nara masih anak-anak."
"Wahh, nanti Nara jadi kayak mamah ya?" tanya anak itu polos.
"Iya sayang. Ini yang mama mau ceritakan. Nanti semakin hari badan kamu akan berubah." Ibu itu lalu menunjuk payudaranya lalu menunjuk dada anaknya. "Ini akan tumbuh." Kemudian menunjuk pinggul anak itu. "Ini Nara. Bakal menonjol. Tapi beberapa anak memang tidak akan telalu berbentuk. Ada anak yang gemuk, ada yang tinggi. Tidak semua anak yang jadi remaja akan memiliki perubahan yang sama. Ada yang lebih menonjol, ada yang tidak."
"Iyah lho Mah. Di funfiction. Yang gak besar dibilang tepos. Nara gak mau."
"Itu salah ya Nak. Kecil atau besar itu tidak masalah. Nah, gara-gara ini. Anak-anak jadi tidak percaya diri. Menolak badan sendiri. Apa ini baik?"
"Gak baik Mah."
"Nah, jangan tertipu ya. Memang penulis-penulis cerita beginian itu jahat. Mereka sengaja bikin anak-anak takut."
"Iya Mah, Nara gak akan baca lagi. Ini tidak baik."
"Begitu Nara. Pilihan Nara ini baik sekali. Papa sama mama dulu dijaga sama orang tua. Jadi tidak pernah tahu begini. Baru tahu soal badan nanti tumbuh itu di kelas 6 SD. Itu pun tidak penasaran."
"Mama sama papa gak pernah punya pacar lain ya?"
"Nah kan. Cerita-cerita itu bikin jadi mudah main pacaran. Papa sama mama itu tidak pernah pacaran. Kami ketemu. Ungkapin rasa suka, lalu papa ketemu sama neneknya mama. Trus nikah deh."
"Beda ya sama di cerita funfiction. Gak baik."
"Nah, itu Namanya Sesat."
"Sesat?"
"Tidak baik, tidak benar, dan bersifat menipu orang untuk percaya."
Anak kecil itu mengulangi kata-kata ibunya, "Sesat itu tidak baik, tidak benar, dan bersifat menipu orang untuk percaya."
"Betul, pinter anak mama," ucap Ibu itu lalu mengecup rambut anaknya.
"Mah, Mamah."
"Ya Nara?"
"Dewasa itu enak Mah?"
"Dewasa itu artinya lebih banyak tanggungjawab."
"Tanggungjawab Mah?"
"Iya. Misalnya kamu sudah harus lebih sering merawat badan. Belajar masak, belajar nyuci. Dewasa itu penuh tanggungjawab."
"Ohhh."
"Nak. Tapi perempuan lebih berat."
"Kenapa Mah?"
"Ada Namanya tamu. Tiap bulan kita dapat."
"Tamu Mah?"
"Iya. Kamu akan mulai dapat tamu di antara umur 10-15 tahun. Namanya menstruasi. Coba cari di google."
Anak kecil itu pun membuka Google. Tapi dia bingung cara menulisnya. Dia bertanya, "Me- apa Mah."
"Nah ketik ya. Mama eja."
"Iya Mah."
"M-E-N-S-T-R-U-A-S-I."
Apa itu menstruasi?
Dia membaca hasilnya, "Menstruasi atau datang bulan biasanya dialami oleh remaja sampai dewasa. Sel telur yang tidak dibuahi akan larut bersamaan dengan dinding vagina. Ditandai dengan.... Darah ma?"
"Iya Nak. Jadi darah akan keluar tiap bulan."
"Tiap bulan? Lewat mana Mah?"
"Lewat itu."
"Hiiiiiiii. Gak maoooo."
"Sssttt. Tenang dulu."
"Hiii, iya mah. Tiap bulan ya Mah?"
"Iya, jangan takut. Mama juga kok. Tidak apa-apa Nara. Semua perempuan di dunia ini merasakan hal ini sayang."
"Ihh, takut Maahh. Sakit kannn."
"Akan sembuh kok sayang. Tenang saja."
"Tapi tiap bulan Mah?"
"Iya."
"Trus gimana dong Mah?"
"Tenang. Ada yang Namanya pembalut. Nanti besok beli ya."
"Pembalut?"
"Iya. Dia kayak celana dalam," jelasnya sambil memperagakan bentuk celana dalam. "Jadi darahnya akan ditampung di situ. Nanti deh. Besok kita beli lalu kita tes."
"Kayak pempres Mah?"
"Nah, mirip Nara. Fungsinya mirip. Bisa nyerap."
"Ohhh."
"Mau mama ambilin punya mama?"
"Jangan deh Mah. Kita beli besok saja."
"Okey. Skarang kamu istriahat ya. Besok kita ibadah. Pulangnya baru kita ke supermarket."
"Oke Ma."
Ibu itu memeluk anaknya. Mengecup rambut anaknya dengan kasih sayang. Lalu keluar dari kamar. Melihat anaknya sebentar lalu menutup pintu. Perlahan anaknya pun tertidur.
-----Bersambung-----
Info Update
Part 5: Shoping for fun
Jumat, 2 Februari 2024
Sebelum jam 8 Malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine Like Sky
Подростковая литератураMasa remaja seorang gadis cantik. Problema nyata mendewasakannya.