.
.
.
____________Foto sampul oleh:
IG: indahlwrFoto ilustrasi oleh:
IG: feberianimendrofaSumber cerita:
Inspirasi dari kawan dan google----------
..
.
.
.Keluarga Sudarsono mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mendatangkan keluarga Nesta ke Ponorogo. Satu hari tepat setelah Nara berulang tahun. Nara tengah duduk di depan rumah. Memandang ayam-ayam peliharaan ayahnya. Tiba-tiba seorang anak perempuan memanggilnya.
"Nara?"
Bukan panggilan pasti. Tapi itu terdengar untuk memastikan. Lalu anak itu memanggil lagi, "Nara!"
Nara berpaling ke arah anak itu.
"Lona?"
Nara tidak percaya. Wajah anak di depannya mirip dengan foto profil Ilona. Dia langsung berlari untuk memeluknya.
"Lonaaaa, kamu gak balas pesan akuuu."
"Maaf Nara. Hehe."
Orang tua mereka berdua melihatnya. Terlihat wajah senang terpancar dari keempat orang dewasa itu. Mereka lanjut pergi dengan mobil. Meninggalkan Nara dan Ilona di rumah.
"Lho, mama sama papaku ke mana?" tanya Nara heran.
"Yang aku dengar tadi. Mereka mau ke perumahan bintang. Kami akan tinggal di situ. Papaku akan kerja di situ juga."
"Kerja apa?"
"Jadi tukang sapu jalan Nara."
"Aku kaget lho. Kan kamu gak sekolah di sini."
"Besok aku sekolah sama kamu," ungkap Lona membuat Nara kaget.
"Di SD Rajawali?"
"Iya. Mamamu yang bantu aku pindah sekolah."
"Yey! Kita bisa bareng doongg."
Sementara itu. Keempat orang tua itu baru saja tiba di perumahan bintang. Membicarakan beberapa hal dengan pemilik perumahan. Akhirnya surat ditanda-tangani. RT juga ikut dalam pertemuan itu. Melihat kelengkapan surat untuk mengganti domisili di KTP. Ada jabat tangan. Lalu mereka pergi untuk melihat unit rumah bagian ujung. Keluarga Nesta akan tinggal di situ.
Hari sudah sore. Nara tengah menunjukkan koleksi buku di kamarnya. Mereka duduk lesehan di lantai kamar. Tapi perhatian Ilona tertuju pada Tablet layar sentuh di atas tempat tidur. Nara mengetahui itu.
"Oh, Tablet aku. Mau liat? Ambil saja."
Ilona langsung berdiri lalu melihat tabletnya.
"Wahh," ucap Ilona kagum.
Nara tahu kalau Ilona ingin punya yang seperti itu. Nara berdiri di sampingnya. Melihat baik-baik bagaimana teman barunya mengaggumi tabletnya.
"Kamu mau?
"Gak ah, mahal."
"Lona, kamu bisa pinjam punyaku kalau mau. Ada game."
"Gak, aku gak suka main game."
"Kamu suka main boneka?"
"Ya, aku suka! Nara punya?"
"Punya dong! Sini."
Mereka berdua menuju ke lemari. Membuka sebuah dus. Menemukan mainan dan boneka. Satu per satu dikeluarkan oleh Ilona. Satu per satu boneka dilihat olehnya. Tiba-tiba jahitan baju boneka lepas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine Like Sky
Teen FictionMasa remaja seorang gadis cantik. Problema nyata mendewasakannya.