Perfect Timing

5 1 0
                                        

.
.
.
____________

Foto sampul oleh:
IG: indahlwr

Foto ilustrasi oleh:
Canva: Grafis Canva

Sumber cerita:
Inspirasi dari kawan dan google

----------
.

.
.
.
.

Hari sabtu siang. Ada anak perempuan kecil di rumah itu yang tidak pergi ke sekolah. Aturan yang berbeda untuk sekolah Swasta. Sekolah unggulan daerah yang kualitasnya di atas rata-rata. SMP Rajawali Ponorogo. Saat itu, sekolah swasta itu hanya memiliki SD dan SMP. SMA masih belum direncanakan untuk dibangun.

Salah satu siswinya tengah bersantai di rumah. Memainkan tablet layar sentuhnya. Sambil berguling di atas kasur. Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

Tok-tok-tok.

Lalu suara memanggil, "Naraaaa. Mama masuk ya sayang?"

"Iya Mah."

Ibunya membuka pintu. Melihat anaknya tengah memegang tabletnya. Ibu dengan daster panjang itu mendekat lalu duduk di samping tempat tidurnya.

"Nara lagi apa sayang?

"Lagi ini mah. Main FB."

"Ohh, udah banyak teman?"

"Udah dong ma. Nara punya 300 teman."

"Wihh, Nara kenal semua?"

"Gak ma. Hanya sedikit."

"Mereka kirim pesan sama Nara?"

"Ada, beberapa."

"Hati-hati Nara. Ada loh orang jahat di internet."

"Orang jahat gimana mah?"

"Di FB mama itu. Ada yang tiba-tiba kirim foto telanjang. Langsung mama blokir. Hiii, geli kan. Masa kirim foto telanjang."

"Itu salah ya Ma?"

"Nara sayang. Kalau telanjang, malu gak?"

"Malu mah."

"Nah itu. Gak baik. Makanya malu."

"Ohh gak baik ya mah? Tapi di funfiction, banyak cerita orang telanjang ma. Sama ciuman!"

"Hah? Eh, itu salah nak. Kamu dapat dari mana?"

"Dari google mah."

Ibunya menatap tidak percaya. Benar kecurigaannya. Paparan konten pornografi pasti akan sampai. Dia menarik napas sebentar.

"Bisa tunjukin buat mama?"

Akhirnya anak kecilnya itu menunjukkan cerita-cerita itu. Dari judulnya yang ada huruf x saja sudah mengerikan. Anaknya belum ganjil 9 tahun, tapi sudah terpapar konten beginian. Gila!

"Apa ini? Sakura x sasuke?"

"Mama gak tahu anime Naruto?"

"Tahu. Tapi isinya apaan ini Nara? Kamu tahu ini dari mana?"

"Nara ketik saja. Cerita. Lalu muncul ini."

Ibunya tidak habis pikir. Benar juga kata tutor itu, pikirnya. Alogaritma khusus untuk negara-negara seperti Swetarohita ini jahat adanya.

"Apa yang Nara rasakan saat baca ini?"

"Ada rasa aneh Mah."

"Oke, stop baca yang begini ya."

"Kenapa Mah?"

"Ini dosa. Mama yang salah. Harusnya sejak membelikan kamu HP. Mama seharusnya udah larang kamu untuk jangan buka yang begini."

Anak itu terlihat tidak mengerti.

Ibunya kembali menjelaskan, "Sayangg, ini tuh dosa ya sayang. Jangan lagi baca yang begini. Allah marah kalau anak-anak baca yang begini."

"Allah marah? Kenapa?"

"Bagaimana ya jelasinnya sayang. Mama bingung."

Anaknya semakin terlihat tidak mengerti. Ibunya kembali mengingat cara menjelaskan hal dewasa pada anak. Kalau jangan terlihat canggung. Tapi tunjukan dengan ekspresi.

Dengan mengerutkan dahi dan melengkungkan bibir, Ibunya bilang, "Nara sayang. Kamu masih terlalu kecil untuk tahu ini. Tapi mama akan jelaskan karna kamu sudah terlanjur baca yang salah ini. Jadi isi dari cerita-cerita beginian itu salah. Ini dosa. Allah tidak menyukai ciuman di luar nikah. Ingat cerita Sodom dan Gemora?'

"Ingat maaaa. Kotanya dihancurkan Allah!"

"Nah. Gara-gara ini. Ciuman di luar nikah. Telanjang dilihat orang yang belum menikah. Mereka begitu karna cerita-cerita begini."

"Tapi kan dulu belum ada HP Mah."

"Betul. Tapi ada patung kan?"

"Hiii iya maa! Ada patung telanjang."

"Nah kan. Ada hal-hal begitu. Yang mancing mereka buat berdosa. Karna di luar nikah. Cium di luar nikah itu salah. Padahal umur berapa baru boleh nikah?"

"Pas sudah besar Mah."

"Nah. Tapi gara-gara tahu hal-hal begini sebelum dewasa. Jadinya apa? Coba kalau satu hari saja Nara gak baca ini. Nara jadi gimana?"

"Gak bisa mah. Nara tuh kayak harus baca."

"Kalau ceritanya udah selesai?"

"Nara baca ulang atau cari baru," jawab anak itu.

"Ini salah Nara sayang. Ini Namanya kecanduan."

"Kecanduan itu apa Mah?"

"Itu artinya, kamu suka lakuin sesuatu yang salah. Dan gak bisa stop. Bahkan ketika tubuh kamu rusak gara-gara itu. Tahu narkoba? Rokok?"

"Tahu! Diajarin di sekolah Ma. Itu bahaya bagi badan."

"Tuh kan. Sama kayak yang begini. Ini bakal bikin kamu jadi ingin berdosa."

"Mamah. Nara tuh kayak jadi pengen punya pasangan kayak cerita-cerita ini. Jadi pengen dipeluk, dicium. Dimanja, hihi."

Mendengar konfirmasi anaknya itu. Ibunya menjadi terdiam. Dia seharusnya sudah sadar itu semenjak anaknya mulai menjauh dan suka menyendiri. Tapi dia abaikan itu. Perkuliahan membuat dia sibuk. Ada rasa bersalah dalam hatinya. Tapi dia mencoba untuk perbaiki itu sekarang.

"Sayang. Jangan baca ini lagi ya? Kita latihan biar gak baca lagi."

"Iya deh Mah."

"Kenapa gak boleh?"

"Karna ini salah Mah."

"Betul. Pinter anak mama," kata ibu itu lalu memeluk anaknya. Satu kecupan di rambut anaknya lalu dia bilang, "Nara les dulu. Udah jam 2. Pulang Les, kita cerita ya. Ini latihan biar Nara lepas dari cerita-cerita dosa ini ya sayang."

"Oke Mah."

Anak itu pergi ke kamar mandi. Dia langsung berdiri mengambil handuk. Masuk ke kamar mandi pribadinya. Desain rumahnya memang unik. Tiap kamar dengan kamar mandinya sendiri-sendiri. Sementara Ibunya hanya memandang anaknya itu masuk ke kamar mandi. Ada rasa gelisah dan takut. Harus dibicarakan lagi malam ini, pikirnya.

Ibu itu berdiri lalu berjalan ke lemari. Membuka lemari anaknya. Di bagian bawah, laci besar. Tarik ke luar. Terlihat mainan anaknya. Sudah dibungkus rapi di dalam dus. Terlihat dari debu dan jahitan baju boneka-boneka yang lepas, kalau anaknya sudah tidak memainkannya lagi.

Akhirnya Ibu itu keluar dari kamar anaknya. Duduk di ruang tamu. Sebentar lagi suaminya akan datang untuk mengantar anak mereka ke tempat les. Dia ingin membicarakan hal ini segera. Tentang anak mereka. Tentang buah hati mereka.

-----Bersambung-----

Info Update
Part 4: The transformation
Jumat, 26 Januari 2024
Sebelum jam 8 Malam.

Shine Like SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang