🦊13. Aku hanya ingin diperhatikan

92 9 4
                                    

Setelah selesai mengajar, Rav pun langsung bergegas kembali kerumahnya. Saat tengah asyik mengendarai motor matic kesayangannya, Rav melihat langit mulai gelap dan tak lama kemudian rintikan air hujan mulai jatuh membasahi jalanan kota Jakarta. Ia pun memacu motor maticnya dengan
sangat kencang dengan harapan ia bisa segera
sampai di rumah. Namun semakin Ravindra menambah kecepatannya maka semakin deras pula air hujan yang menerpa wajahnya hingga terasa sakit. Rav pun memperlambat laju kendaraannya, karena hujan semakin deras.

Sesampainya dirumah, Rav membuka pintu dan terlihat Ayah dan Bunda nya sedang video call dengan bang Wira.

"Assalamualaikum" Ucap Rav.
"Waalaikumussalam" Jawab mereka berdua.

Setelah menjawab salam, tak ada kata-kata lain, atau sekedar basa basi yang mereka lontarkan ketika melihat kedatangan Rav.
Rav tidak memperdulikan mereka dan memilih masuk kamar.
Rav menghela nafas berat sambil menatap dirinya di depan cermin.
"Fokus banget ya VC an nya, sampe - sampe gw dikacangin gini?" Rav menggeleng lirih sembari meremas dahinya. Kemudian mengambil handuk dan bergegas mandi.

Seusai mandi ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Rav memandang langit - langit kamarnya, kejadian di rumah chandra dan Jaya masih melekat dikepalanya. Keluarga dengan penuh cinta, canda tawa, senda gurau dan segala kebahagiaan lain yang menyelimutinya. Mengingat kebersamaan keluarga Chandra dan Jaya membuat Rav sedikit iri.

Tak lama Rav pun mengambil ponsel dan buku diary nya. Lalu Rav pun memutar sebuah lagu dari daftar playlist untuk menemaninya menulis diary.

Now playing : 🎵Feby putri - kembali pulang🎵

Sekedar berandai menetapi diri ini
Berpencar pergi tuk mencari apa yang lama dicari
Pergi tanpa pamrih pergi tanpa pamit akan
Ke sana kemari tanpa arah serta ratusan makian
Kembali pulang tuk menenangi
Banyaknya luka yang berantakan
Peluk hangat sikap tuk sembuhkan
Kembali pulang bersama terang
Menghiasi diri merayakan
Genggaman tangan yang masih ada
Hu hu hu ah ha
Kembali pulang tuk menenangi
Banyaknya luka yang berantakan
Peluk hangat sikap tuk sembuhkan
Kembali pulang bersama terang
Menghiasi diri merayakan
Genggaman tangan yang masih ada
Hu hu hm ha ha

~~

Diary Rav
Kenapa pulang kerumah ini rasanya capek?
Padahal ini rumah gw. Tapi rasanya bukan rumah ini yang gw cari.
Kadang tuh gw ngerasa sepi di tengah keluarga.
Kadang ngeliat bunda dan abang ngobrol bareng serasa orang lain dirumah.
Abang yang selalu jadi kesayangan orang rumah. Jadi Cucu pertama kesayangan nenek dan kakek, anak kesayangan bunda. Sementara gw kesayangan siapa? Sama Ayah pun rasanya tak akrab.

Kadang setiap kali gw mau pulang ke rumah rasanya selalu gelisah.
Kenapa ya?
Seolah terbayang kalau sampai rumah nanti pasti dapet omelan bunda, dan seolah hal itu udah tertanam di otak gw.
Padahal kalau gw pulang telat pun bukan tanpa alasan. Tapi tetap aja kena marah.

Saat gw berusaha kasih penjelasan, mereka malah bilang gw melawan. Bahkan ada omongan bunda yang sampe saat ini bener - bener melekat di otak gw. Bunda bilang "percuma kuliah mahal, tapi nggak pernah sadar kesalahan dan sebagainya"
Jujur setelah denger kata - kata itu gw jadi takut.
Gw takut usaha gw sia - sia selama ini.
Gw takut ngecewain ayah dan bunda nanti.
Gw takut nggak bisa jadi apa pun dimasa depan nanti.
Tapi semoga gw bisa menepis semua perkataan itu. Gw yakin Gw bisa sukses.
Gw yakin kuliah Gw nggak akan sia - sia.

~Ravindra

🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Tok..tok.. tok.. Wanda mengetuk pintu kamar Rav.

"Makan dulu, udah gede makan aja harus disuruh sih. Udah gede dewasa dikit dong" Ucap Wanda dengan nada bicara tinggi.

"Iya" Jawab Rav.

Ia pun segera menutup buku diary nya untuk mengikuti perintah sang bunda. Namun saat hendak membuka pintu kamar tiba - tiba Rav mendengar suara percakapan dari balik pintu kamar. Suara itu membuat hatinya terasa teriris.

"Kenapa nangis bi? Saya tadi bukan marah - marah ke bibi kok. Saya lagi marahin anak saya" Ucap Wanda yang samar - samar Rav dengar dari balik pintu kamar.

Rav pun membuka pintu kamar nya melihat mata bi Rahmi yang berkaca - kaca.

"Gausah nangis bi, kaya ga biasa denger aku dimarahin bunda aja heheh" Ucap Rav

Bi Rahmi pun memberikan senyum tipis dan mata teduhnya kepada Rav.

Luka Anak Kedua (RENJUN, WINWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang