Jam masih belum menunjukkan pukul 8 tapi Rav sudah sampai di kampus. Ia sengaja berangkat lebih awal karena ingin mencari suasana nyaman sekaligus menghindari omelan ayah dan bunda nya.
Ia pun berjalan memasukki komplek Fakultas Ekonomi. Tujuannya saat ini adalah pergi ke balkon kampus yang menjadi spot favoritnya. Rav melewati setiap koridor, menaiki tangga demi tangga menuju balkon. Saat Rav tiba di balkon, semilir angin lembut langsung menyambut dirinya. Rav pun berjalan menuju pagar pembatas balkon, dan melihat pemandangan kota Jakarta dari atas balkon kampusnya yang membuat Rav merasa tenang. Kemudian Rav pun duduk bersila dilantai dan bersandar di dinding balkon. Mata nya menyipit ketika ia sekilas menatap matahari pagi yang menyinari langit kota Jakarta.
Namun saat Rav sedang menikmati kesendiriannya, tiba - tiba seorang perempuan membuka pintu balkon. Perempuan itu berjalan ke arah kanan, dan duduk dengan dua kaki ditekuk ke dada, dua tangan memeluk kedua kaki nya, dan menyembunyikan setengah wajahnya di balik lutut.
"Loh, Anaya..?? Ngapain dia disini?" Batin Rav
Tak lama kemudian suara isak tangis mulai terdengar dengan pelan, air mata mulai keluar dengan deras dari mata indah anaya. Rav pun berjalan menghampiri Anaya.
"Nay, lu nangis?" Tanya Rav
Anaya yang terkejut pun langsung menghapus air matanya dan pura - pura tersenyum.
"Enggak, gw nggak nangis kok" Jawabnya gelagapan.
"Gausah bohong, gpp nangis aja dulu biar lega. Gw bisa pergi kok" Ucap Rav.
"Atau gw jagain pintu nya biar ga ada yg masuk" Sambung Rav
Mendengar kalimat itu, tangis Anaya semakin pecah. Suasana di balkon pun terasa awkward dan hening, hanya isak tangis dan suara angin yang Rav dengar.
"Lu abis berantem sama nyokap lu?" Tebak Rav.
"Kok lu tau ?" Tanya Anaya
"Gw asal nebak aja sebenernya, soalnya gw kesini juga buat nenangin diri gara - gara abis dimarahin bunda" Jawab Rav
"Orang tua tuh kadang aneh ya Rav, egois. Mereka cuma mau dimengerti tanpa bisa mengerti perasaan kita" Ucap Anaya tiba - tiba.
"Gw juga kadang mikir gitu Nay." Timpal Rav
Untuk beberapa saat suasana hening.
"Kadang emang nggak semua keluarga ngerasa nyaman satu sama lain. Mungkin ada satu, dua orang yang nggak ngerasa cocok didalam sebuah keluarga. Contoh nya gw" Ucap Rav.
Rav menelan salivanya dan menarik nafas panjang kemudian melanjutkan perkataannya.
"Dan menurut gw nggak cocok sama keluarga itu wajar. Ya karena kita nggak bisa milih keluarga yang kita mau kaya gimana. Sementara teman atau pasangan kita bisa pilih nay. Jadi tantangan dalam menjalin hubungan nya pun beda. Kalau ke temen atau pasangan kan kita berusaha untuk memilih yang cocok, sefrekuensi. Sementara kalau sama keluarga challenge kita adalah bagaimana kita bisa berdamai dengan ketidak cocokan itu" Sambung Rav.
"Gw baru tau lu bisa sebijak ini. Gak salah gw pilih temen kayak lu" Ucap Anaya sambil tersenyum simpul.
Rav langsung tersenyum malu - malu.
"Makanya kenal gw lebih deket Nay" Jawab Rav sambil membuang muka ke arah lain karena salah tingkah.
Anaya yang mendengar itu pun menjadi salah tingkah, namun ia berusaha menyembunyikan itu.
~...🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊...~
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Anak Kedua (RENJUN, WINWIN)
FanficIni kisah tentang Ravindra Malik Ebrahim, si bungsu yang hidupnya dipenuhi rasa takut dan kegagalan. Rav takut kehilangan kasih sayang dari orangtuanya jika ia gagal mendapatkan apa yang orangtuanya inginkan. Rav hidup di dalam keluarga yang utuh n...