🦊12. Keluarga yang aku mau

104 8 0
                                    

Gw tumbuh di keluarga yang sama sekali nggak pernah membicarakan perasaan masing - masing. Di keluarga gw sama sekali gapernah ada yang namanya "deep talk atau deep conversation" Kalau dikasih kesempatan untuk jujur pengen banget deep conversation bareng keluarga. Gw pernah didiamkan karena berani mengutarakan kekecewaan. Lalu pada akhirnya gw sadar, bahwa gw nggak pernah diberi waktu untuk membela diri.

~Ravindra

🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Sepulang dari shalat zuhur di masjid, Rav langsung mengganti pakaiannya menggunakan celana jeans putih dan hoodie berwarna abu - abu.
Setelah mengganti pakaiannya, Rav bergegas berangkat ke rumah Chandra dan Jaya untuk mengajar les privat. Ditengah teriknya siang, Rav menyusuri jalanan
kota dengan motor vespa matic nya. Meski panas ini cukup menyiksa, namun Rav harus tetap melakukannya. Setibanya ia di rumah Chandra dan Jaya, Rav melihat Jaya yang tengah asik bermain game di ruang tamu.

Saat menyadari kehadiran Rav, Chandra langsung mendekati Jaya.
"Jaya itu ada kak Rav" ucap Chandra sambil menggoyang-goyangkan lengan Jaya.

"Iya - Iya bentar nanggung lagi jaga turret ini, penting" Jawabnya sambil memainkan game online favoritnya.

"Yeuh jaga turret penting, jaga akhlak yang penting mah"

"Jaya itu kalau udah main game lupa waktu deh" Bayu, sang ayah menggelengkan kepala melihat kelakuan putra bungsunya ini.

"Masih mending lupa waktu, cucu nya temen nya eyang sampai lupa sama orang tua nya sendiri" Ucap nenek Jaya sambil meletakkan bakwan di atas meja.

"Dimakan Rav" Tawar eyang.

"Iya eyang" Rav tersenyum, kemudian mengangguk.

"Widi bakwan" ucap Chandra sambil mencomot satu bakwan.

"Aduh kok masih panas ya" Bayu, Papah Chandra meniup-niup telapak tangannya yang terasa panas.

"Kan baru mateng, panas lah" ucap eyang.

"Oh kirain lagi sakit" Jawab Bayu.

Semua orang yang ada di ruangan itu menatapnya dengan tatapan datar.

"Btw tau nggak apa bahasa inggris nya bakwan?" Tanya Chandra dengan senyum jahil nya.

"Gatau, apa tuh?" Tanya Bayu, Ayah Chandra dan Jaya.

"Back one (bakwan) hahahahah" Jawab Chandra

"Pinter banget cucu eyang" saking polosnya, eyang pun membenarkan perkataan Chandra.
Chandra yang dipuji seperti itu hanya tersenyum kemenangan dan mengejek Jaya.

"Denger tuh Jay" Kata Chandra sambil menggoyang-goyangkan handphone Jaya di tangannya.

"Yah defeat kan gw ah lu si." ucap Jaya sembari menaruh handphone-nya di meja.

"Eh papah punya tebak teabakan nih, burung - burung apa yang suka nolak?"

"Gatau, kak Rav tau nggak?"

"Nyerah"

"Burung gak - gak"

Krikk... krikk...krikk

Hening. Jaya, Chandra, dan Rav menatap pak Bayu datar.

"Hehe kurang ya?? Padahal kemarin temen papa ketawa loh" ujar Bayu cengengesan sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Yaudah ah papa ke rumah om santo dulu ya. Mau liat burung nya om santo dulu. Btw Rav nitip Chandra sama Jaya ya."

"Jorok ih, papah kan punya sendiri" Celetuk Jaya

Luka Anak Kedua (RENJUN, WINWIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang