kesukaan

0 0 0
                                    

Kadang apa yang kita harapkan harus kita ikhlaskan, bukan karena tidak mau berjuang tapi sudah jadi milik orang lain
- bima

Tepat pukul 9 pagi nara telah siap untuk berangkat ke kampus, kali ini dijemput manda menggunakan motor. Mereka berdua memang beda jurusan karena manda anak teknik komputer sedangkan nara ilmu komunikasi tapi setiap hari rabu mereka berdua selalu berangkat barengan, mereka cukup dekat

Setelah sampai di parkiran kampus mereka berjalan di koridor, manda memperhatikan kalung dan gelang yang dipakai nara karena sangat cocok dipakainya

" Eh kalung sama gelang lo serasi banget. Cocok deh " ucap manda
" Hehee ini tu pas kemarin kita beli pernak pernik waktu oleh oleh tau " jawab nara sambil melihat gelang yang dipakainya
" Asli bagus banget dipake di lo terlihat lebih cantik. Bisa aja lo milihnya " puji manda
" Hehee.. ini tuh dipilihin bima " jawab nara apa adanya
" Pantesan gambarnya awan " ucap manda
" Lah apa hubungannya? " Tanya nara
" Eh nanti aja deh gue ngomong nya. Gue ke gedung dulu ya. Byee " jawab manda buru buru
**
Setelah menyelesaikan kelas tiba tiba bima menunggu di pintu kelas nara
" Hai " kata yang diucapkan bima dengan memamerkan senyum nya
" Hai bim, lo ngapain disini ? " Tanya nara
" Ketemu lo " jawab bima enteng
" Heheee ada ada aja lo bim " nara menggelengkan kepalanya
" Lo free ga hari ini ? " Tanya bima karena dia mau ngajak pergi jalan jalan
" Hm bentar ya gue cek jadwal dulu " sembari membuka handphone nya
" Gue free bim, cuma ada tugas aja buat makalah tapi itupun kelompok sih. Jadi aman aja " jawab nara
" Kita jalan jalan hari ini mau ga ra ? " Ajak bima antusias
" Ayok bim, kemana ? " Tanya nara yang tidak kalah antusias nya
" Kemana aja deh, yok mungpung bagus juga cuacanya " menggandeng tangan nara menuju parkiran

Dari kejauhan ada seseorang yang melihat mereka, mereka sepertinya menjadi bertambah deket karena pulang dari pantai itu

Dimotor mereka saling ngobrol hingga akhirnya bima nanya pertanyaan yang selalu dia pikir kalau dia harus tau nara suka apa saja

" Ra lo suka apa ? " Tiba tiba bima menanyakan itu
" Suka apa gimana nya bim maksudnya ? " Nara balik tanya karena pertanyaan bima
" Iya lo sukanya apa aja, misalnya kalau makanan lo sukanya apa, kalau hewan lo sukanya apa, kalau bunga lo sukanya apa yang begitu ra "
" Oh gue suka makan nasi padang kayak enak aja rasanya, bebas aja mau beli dimana yang penting nasi padang gue pasti seneng aja makannya banyak dan kenyang hahaa " jawab nara ketawa
" Emang bener ya porsi lo harus banyak, meskipun kecil gini perutnya karet hahaaa " ledek bima tertawa
" Ituma lo niatnya ngeledek gue bim " sambil menepuk punggung bima

Setelah satu jam perjalanan mereka tiba disalah satu rumah yang halamannya cukup luas dipenuhi bunga di depan teras terdapat 2 kursi dan satu meja, suasananya sepi dan cukup tenang

" Eh bim ini rumah siapa? " Tanya nara turun dari motor
" Ini rumah nenek gue ra " jawab bima membukakan helm nara
" Ih padahal gue bisa buka sendiri " ucap nara tidak enak
" Gapapa, gue yg mau bukain juga hehe " senyum bima
" Ayok duduk ra, gue ambil minum dulu ke dapur " ajak bima mengambilkan tangan nara untuk duduk
Nara hanya duduk melihat kanan kirinya, rumahnya sepi begitupun rumah tetangganya juga sepi.
Bima datang dengan membawa 2 cangkir teh hangat
" Ni ra gue bikinin teh hangat " meletakkan tehnya dimeja
" Bim ko rumah nenek lo sepi ? Nenek lo dirumah ? " Tanya nara hati hati
" Oh nenek gue lagi keluar sama bi tuti " jawab bima mengeluarkan sebuah camera milik nya
" Pantesan rumahnya sepi, eh lo punya camera juga bim? " Tanya nara
" Punya, gue hobinya ngambil gambar " jawab bima menyimpan cameranya dimeja
" Boleh gue liat kan hasil gambar lo " sambil mengambil camera yang disimpan di meja
" Boleh.. liat aja " jawab bima meminum teh nya
Setelah diliat liat jepretan bima kebanyakan awan, langit, dan senja, mungkin dia penyuka hal tentang langit pikir nara yang tidak ambil pusing
" Jepretan lo kebanyakan foto langit, awan ya bim " ucap nara sambil menggeser gambar yang lain
" Karena gue memang suka awan ra, terutama langit " jawab bima menatap nara yang masih sibuk dengan gambar yang dilihat nya

Seketika nara tersadar ucapan tadi pagi manda yang bilang kalau bima penyuka awan, Ternyata bener faktanya
" Pantesan si manda bilang kalau lo suka awan  bim " ucap nara menyimpan cameranya
" Manda ngomong apa sama lo ? " Serius bima
" Ya manda cuma nanya kalung sama gelang yang gue pake ini trus pas dipertigaan manda bilang pantesan aja karena lo yang milihin gambar nya awan " jawab nara enteng
" Eh gue mau nanya bim, kenapa lo suka langit ? " Tanya nara serius
" Hm sesimpel karena langit selalu menerima apa adanya, entah ketika senyum merekah sang mentari, atau bahkan layu murungnya. Langit ga pernah ngeluh justru dia peluk erat segala kurangnya padahal masih banyak lebihnya, yang paling utama dia cantik " sambil melihat serius kehadapan nara

Jantung nara berdegup lebih kencang, merasakan getaran yang berbeda seperti dia bersama farel.

" Iii-ya sih bim " jawab nara terbata bata mengalihkan pandanganya
" Nara " panggil bima dengan nada yang rendah, siapapun pasti akan meleleh jika dipanggil dengan nada seperti itu
" Iya bim? " jawab nara gugup
" Gue mau ngomong sesuatu ke lo, gue ajak lo kesini karena gue bingung mau ngomong ini dimana trus gue kepikiran dirumah nenek gue, jadinya gue bawa lo deh kesini " ucap bima apa adanya
" Gapapa bim, penting banget kayaknya ya ? " Tanya nara penuh selidik

Ketika bima ingin melanjutkan obrolannya tiba tiba handphone nara berbunyi, terlihat tertulis nama farel yang menelponnya. Dibalik suaranya terdengar menanyakan keberadaan nara

" Aduh bim maaf banget gue kayaknya harus balik deh " ucap nara tidak enak
" Gue anterin ya ra " bima menawarkan dirinya
" Ga usah bim, farel nyampe 5 menit lagi katanya " jawab nara merasa tidak enak terhadap bima, karena biasanya farel tidak akan seperti ini kalaupun nara pergi bersama temannya
" Ko dia tau alamat sini ? " Tanya bima
" Kita liat dari maps masing masing tukeran gitu bim, jadi farel tau gue lagi dimana nya " jawab nara
" Bim maaf ya gue beneran ga enak, kapan kapan kita ngobrol lagi. Farel dah nyampe bim, gue pamit balik dulu ya " ucap nara berpamitan sambil menggendong tas nya

Farel mendadak terdiam seketika. Melihat kepergian nara dengan berlari lari kecil masuk kearah mobil farel

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TemaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang