PROLOG

81 16 4
                                    

Bogor, 2014

APA itu cinta? Apakah kau mengetahuinya? Apa kau juga pernah merasakan bagaimana jatuh cinta? Ya, sama, aku juga. Aku juga tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelum aku mengenal dirinya. Aku menyukai segala hal dari dirinya. Bagaimana caranya dia berjalan, tersenyum, marah, menatap, dan lainnya. Aku bahkan benci ketika air matanya meneteskan kesedihan. Rasanya begitu tidak rela jika seorang bidadari menangis. Bukannya berlebihan, namun memang kenyataan. Dia cantik, seperti bidadari.

Ingin sekali diriku menjaga dirinya. Aku tidak suka dirinya bersedih. Aku ingin menghapus air matanya, aku ingin menjadi pelindungnya.

Seperti saat ini, aku tengah mengikuti dirinya dari belakang dengan sembunyi-sembunyi ketika pulang sekolah hanya untuk memastikan apakah dia selamat sampai tujuan.

Aku tau, yang aku lakukan ini sungguh tidak benar. Mengikuti seorang gadis secara diam-diam. Ya, katakan aku laki-laki brengsek. Namun bagaimana lagi, aku tak memiliki jalan yang lain. Jalan yang ia lewati adalah jalan yang biasanya dilewati oleh para lelaki cabul.

Namun kali ini berbeda. Ia sama sekali tak melewati jalan biasanya. Tunggu, apakah dia pindah rumah? Aku melangkah mengikutinya, sebisa mungkin kubuat kakiku agar tak menimbulkan kebisingan. Aku tidak ingin jika aku akan tertangkap basah mengikutinya. Pasti dia tidak ingin melihat wajahku.

Dia berhenti di sebuah taman yang tak jauh dari sekolah kami. Ia tampak sedang menunggu seseorang. Tak lama datang seorang laki-laki dengan menggunakan seragam sekolah sama sepertiku. Tunggu! Bukankah dia Daffa teman satu angkatan ku? Bagaimana bisa dia disini? Dan ... apa hubungannya dengan dirinya?

Degh!

Aku terkejut saat dirinya memeluk Daffa dengan tiba-tiba. Jantungku terasa berhenti berdetak. Kerongkonganku terasa tercecik sesuatu.

"Reen, ada yang pengen gue omongin sama Lo," ucap Daffa melepas pelukannya dari gadis itu.

"Iya, Daff? Ngomong aja. Ada apa emang?" Tanyanya.

"Setelah hari kelulusan, gue bakal pindah ke London bareng bonyok," Ujarnya.

"Apa? Ke London?" Gadis itu terlibat terkejut. "Kita nggak jadi satu sekolah lagi? Kan kamu udah janji kalo kamu bakal nungguin aku lulus SMP dan satu sekolah lagi sama kamu. Tapi sekarang kamu kenapa malah ...."

"Lo bisa ngertiin gue nggak sih?! Gue juga terpaksa. Gue disuruh bonyok. Kalo Lo gak mau, yaudah. Kita sampe disini aja!" Sarkas Daffa dengan nada tinggi.

"Jangan! I-iya, yaudah. Aku bakal nungguin balik lagi kesini. Tapi jangan putus ya," pinta gadis itu. Oh astaga ... mendengar perkataannya yang meminta itu, kenapa hatiku terasa sakit? Oh ayolah, kau tidak boleh lemah.

Sungguh, aku tidak menyangka gadis yang selama ini aku sukai sejak pertama kali bertemu sudah memiliki kekasih. Apakah ini saat yang tepat untuk menyerah? Namun, aku tersenyum. Aku kembali mengingat perkataan temanku-Dirga untuk jangan menyerah sebelum janur kuning melengkung.

*****

HAI-HAI-HAII!!!
SEGINI AJA DULU PROLOG NYA YA😊

GIMANA PROLOGNYA? SEMOGA SUKA YA DENGAN CERITA INI

BTW, KALIAN DARI DAERAH MANA NIH?? KALI AJA SAMA DAERAHNYA. YUKK KOMEN

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YA GUYSSS🥰








Tuban, 15 Januari 2024

SPARE BRIDE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang